THANK' TO ALLAH SWT


اَللّهُمَّ اِنِّي اَعُوْ ذبِكَ مِنَ اْلهَمِّ وَاْلحَزَ نِ وَ اَ عُوْ ذ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَاَعُوْذ بِكَ مِنَ اْلجُبْنِ واْلبُخْلِ وَأَعُوْذ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّ يْنِ وَ قَهْرِ الرِّ جَالِ

Jumat, Juli 24, 2009

keutamaan bulan SYA'BAN

Firman Alloh,"Innaloha wa malaikatahu yusholluna ala nabi, ya ayyuhaladzina amanu shollu alaihi wa salimu taslima"artinya," Sesungguhnya Alloh dan malaikatNya bersholawat pada Nabi (Muhammad), wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah pada Nabi (Muhammad)".Sabda Nabi,"Bulan Rojab adalah bulan Alloh, bulan Sya'ban adalah bulanku, dan bulan Romadhon adalah bulannya Alloh, tetapi sedikit yang mengingat bulan Sya'ban. Sebagai bulannya Nabi Muhammad SAW.Mengapakah bulan Sya'ban disandarkan pada Nabi Muhammad SAW ??Perhatikanlah, turunnya ayat di atas, yaitu tentang perintah bersholawat, Firman Alloh,"Innaloha wa malaikatahu yusholluna ala nabi, ya ayyuhaladzina amanu shollu alaihi wa salimu taslima", ayat tersebut turunnya adalah di dalam bulan Sya'ban.Sebab itulah, pada bulan ini, bagi orang-orang tasawuf (yang mendalami melalui thoriqoh), merupakan kesempatan besar untuk mendekatkan diri pada nabi Muhammad, melalui memperbanyak membaca sholawat, dimana saja, kapan saja, dan dalam keadaan apa saja.Kalau bagi orang yang perempuan yang lagi berhalangan, tidak diperkenankan untuk sholat, tetapi membaca sholawat pada Nabi adalah merupakan ibadah yang tetap boleh dilaksanakan oleh mereka.Kemudian perhatikanlah firman Alloh di atas,
1. Alloh bersholawat pada Nabi Muhammad.
2. Malaikat bersholawat pada Nabi Muhammad.
3. Orang-orang yang beriman bersholawat pada Nabi Muhammad.
Ada tiga macam sholawat pada Nabi Muhammad. SholawatNya Alloh, Sholawatnya malaikat dan sholawatnya orang-orang mukmin. Yang masing-masing adalah berbeda.Bagi umumnya pemahaman, bersholawat (sholawatnya orang mukmin) adalah MENGHADIAHI do'a pada Nabi. Bagi sebagian lagi orang awam, bersholawat pada Nabi adalah mendo'akan Nabi Muhammad agar senantiasa diberi KESELAMATAN.Maka menurut pemahaman yang saya yakini, dua pendapat umum di atas adalah kurang tepat dan akan membuka peluang bagi orang agama lain untuk menyerang agama Islam."Lihatlah, Nabinya Islam itu masih meminta di do'akan supaya selamat, maka jelas berarti Nabi Muhammad adalah BELUM selamat. Ya lebih baik beragama Kristen, karena Yesus tidak minta dido'akan selamat lagi, karena Dia adalah Juru selamat."Bagaimanakah seandainya kita ditanya seperti itu ???Perhatikanlah yang kedua.Masalah MENGHADIAHI do'a pada nabi Muhammad. Hadiah itu diberikan dari seseorang yang "berlebih", pada seseorang yang "kurang". Maka beranikah kita mengatakan derajat kita MELEBIHI derajatnya Nabi Muhammad SAW?? Sama artinya menaburkan garam ke dalam lautan.("Nguyahi segoro", -bhs Jawa). Lalu, bagaimanakah semestinya ???Ada lagi yang berpendapat, bahwa ibaratnya kita membaca sholawat itu, seperti menambahi air di satu tempat, sedangkan di tempat itu airnya sudah penuh, maka air yang kita tambahkan akan jatuh kembali pada diri kita.Ini juga sama saja kurang tepatnya.Pahamilah ini benar-benar.Bahwa Nabi Muhammad itu adalah sebaik-baiknya manusia dan semulia mulianya manusia. Beliaulah yang dapat memberikan SYAFA'AT pada kita.Beliaulah USWATUN HASANAH, beliaulah WASILATUL UDMA. Lalu bagaimanakah semestinya iktiqod kita di saat bersholawat ???"Sholawat" akar katanya adalah "Shollu". Sama dengan akar kata dari "Sholat", yang "Shollu" itu berarti "HUBUNGAN", pada saat kita membaca sholawat pada Nabi, ibarat kita memasang suatu jalur penghubung antara kita pada Nabi.Atau itu sama artinya kita menjalin KOMUNIKASI dengan nabi Muhammad.Di sinilah mestinya IKTIQOD kita.Sambil mengharap syafaat beliau, mengharap petunjuk beliau, mengharap limpahan rohmat beliau, sebagaimana yang sudah kita pahami."TAAT pada ROSULULLOH sama dengan TAAT pada ALLOH""Tidak akan sampai pada ALloh kecuali melalui Muhammad". Apakah kita pernah berpikir bahwa ALloh mengajarkan Islam secara langsung pada kita ??Tidak......., melainkan Melalui beliaulah(Muhammad), Alloh menurunkan ajaran Islam pada seluruh umat manusia.Beliaulah WASILATUL 'UDMA, atau "WASILAH YANG AGUNG".Kemudian melalui para Ulama "Warosatul Anbiya" atau Ulama yang mewarisi ilmu-ilmu para nabi-lah kita memperoleh pengajaran dan keterangan tentang agama Islam.Tidak langsung dari Alloh seketika, pada kita, melainkan melalui perantara beliau-beliau itu, para alim ulama, para tabiin, para sahabat dan melalui Nabi Muhammad SAW.Sebab itulah Alloh memerintahkan pada kita di Al-Qur'an untuk mencari PERANTARA atau WASILAH yang dapat mendekatkan diri pada-Nya.Para sahabat juga berdo'a dengan memanfaatkan PERANTARA Muhammad, Paman Muhammad, Ibnu Abbas, dll.Kembali pada keutamaan bulan Sya'ban.Pada bulan ini, sekali lagi merupakan kesempatan kita mendekatkan diri pada Nabi Muhammad SAW melalui banyak-banyaklah membaca sholawat pada beliau.Sholawatnya Alloh pada Muhammad adalah berbeda dengan sholawatnya malaikat pada Nabi Muhammad, dan berbeda pula dengan sholawatnya orang mukmin pada Muhammad.Sholawatnya malaikat adalah berbeda dengan sholawatnya Alloh pada Muhammad dan berbeda pula dengan sholawatnya orang mukmin pada Muhammad SAW.Kemudian, Pada tanggal 15 Sya'ban atau nisfu sya'ban, merupakan puncak keistimewaan bulan ini, dan sungguh-sungguh sangat merugi orang yang tidak mau memanfaatkan tanggal tersebut untuk memohon pada Alloh.Pada tanggal 15 Sya'ban itu-lah turun 300 rohmat, sebagaimana berita Jibril pada Muhammad.Dan pada tanggal 15 Sya'ban inilah seandainya catatan "pencabutan nyawa seseorang" untuk tahun depan sudah akan berlaku, pada malam 15 Sya'ban ini, catatan itu turun pada malaikat pencabut nyawa.Sekelompok orang-orang tasawuf memanfaatkan malam ini untuk memohon pada Alloh, agar seandainya catatan itu untuk kita sudah turun, mohon supaya ditangguhkan.Yang berikutnya, tak kalah pentingnya adalah,Di dalam QS Al ma'un, mengapakah sebab tidak mau menyantuni anak yatim dan fakir miskin, maka terkenalah seseorang itu cap/stempel KADZIB, Pendusta Agama ?Allah berfirman "La'natullah alal Kadzibin" "Laknatnya Allah atas orang2 pendusta agama"Jadi seandainya sudah mengerjakan sholat selama bertahun-tahun, sudah mengerjakan puasa, zakat bahkan ibadah haji yang berulang kali,tetapi pabila tidak mau menyantuni anak yatim dan fakir miskin, maka DUSTAlah adanya, seluruh ibadah yang dilakukan akan hangus terbakar, musnah.Nabi bersabda "Keimanan tanpa Kemanusiaan" adalah Kadzib, Dusta, sementara"Kemanusiaan tanpa keimanan" itu adalah fatamorgana. Seolah-olah baik, tetapi ternyata tidak baik.Kadzib ada 232x disebutkan di dalam al Quran, lalu ada rahasia apa dibalik menyantuni anak yatim dan fakir miskin ?Marilah kita sejenak melihat sejarah Rasulullah saw,Beliau dulunya adalah anak yatim dan juga beliau dulunya adalah fakir miskin.Maka tahulah kita hakekat daripada menyantuni anak yatim dan fakir miskin, sebenarnya adalah hakekatnya kita menjalin hubungan dengan nabi Muhammad saw sendiri yang mulai dulu memang anak yatim dan juga termasuk fakir miskin.Maka tidak heran jika Nabi berkata "Mereka yang menyantuni 3 anak yatim, maka dia akan berada di dalam sorga dekat dengan aku sebagaimana deketnya dua jariku ini"Pada bulan Sya'ban ini marilah, saya mengajak saudara-saudara seiman, untuk benar-benar memanfaatkan hari-hari, jam-jam, bahkan tiap detik, untuk dijaga agar tidak lepas HUBUNGAN dengan Nabi Muhammad SAW, melalui bacaan-bacaan sholawat dan menyantuni anak yatim dan fakir miskin.Dan bila itu kita kerjakan, tak heran bila Nabi Muhammad saw sendiri yang akan menemui kita :)

www.huttaqi.org




Jumat, Juli 03, 2009

KONTRAK CINTA


Sebuah Nasihat Untuk Yang akan berkeluarga dan juga yang sudah berkeluarga, dari milis tetangga.
Banyak Orang yang menganggap nafkah hanyalah materi. Ada juga yang beranggapan nafkah itu terbagi dua, yaitu nafkah lahir (materi) dan nafkah batin (Seks) . Padahal nafkah itu jauh mencakup banyak hal.
Sebuah cerita sederhana tentang sepasang suami istri dan seoranganaknya yang masih kecil, dimana sang suami bekerja di sebuahperusahaan dan mempunyai penghasilan yang tidak mencukupi. Tapikerukunan dan kebahagiaan melingkupi keluarga itu.Setiap hari di waktu kerja, ketika jam menunjukkan waktu pulang,tanpa banyak cakap sang suami segera bergegas pulang.Selama tidak adapekerjaan yang urgent buat besok pagi atau tidak bisa dikerjakan dirumah begitu piker sang suami. Karena hal ini terjadi setiap hari,maka teman-teman kantornya sampai hafal kebiasaan sang suami ini.
Sering kali mereka mencandai hal ini. Tapi hal itu hanya ditanggapidengan senyum. Sampai suatu kali akhirnya sang suami menjelaskan kenapaia melakukan kebiasaan itu kepada temannya. Saya hanyamenjalankan nasihat ustad saya. Kata beliau kita mempunyai kewajibanuntuk memenuhi hak-hak yang telah kita ikat dengan perjanjian.Contohnya perusahaan tempat kita bekerja, mempunyai hak atas kitaselama 8 jam dari jam masuk sampai jam pulang. Maka kita harus memenuhihak-hak itu. Lalu istri dan keluarga mempunyai hak atas kita juga,karena kita telah mengikat perjanjian dalam sebuah KONTRAK CINTA.
Waktu yang diberikan kepada keluarga harus waktu tebaik seperti waktuyang kita berikan kepada perusahaan, bukan waktu sisa. Maka ketikawaktu pulang datang, habislah hak perusahaan atas saya dan dimulailahhak keluarga atas saya.
Ah, jika materi tidak cukup saya berikan kepadakeluarga, maka waktu tidak boleh kurang saya berikan kepada merekabegitu batin sang suami.
Sebuah pelajaran besar dari orang-orang kecil dan sederhana. Pernahsuatu saat sang suami ditawarin pekerjaan sampingan yang dilakukan padamalam hari dan hari sabtu yang akan menyebabkan waktu untuk keluarganyaberkurang. Maka ia putuskan mengajak istrinya untuk berunding.Bunda,aku ditawarkan pekerjaan yang dapat menambah penghasilanku untukkeluarga namun di lakukan di malam hari dan di hari Sabtu, tapi tentukamu tahu konsekuensinya maka aku tawarkan kepadamu, apakah kamu inginaku memberimu materi atau memberimu waktu?€ ¢â’ ’½. Dengan tatapan lembut sang istri berkata "Cukuplah waktu dan perhatianmu yang aku butuhkan dari dirimu". Maka dengan senyuman mantap, sang suami menolak tawaran pekerjaan itu.
Sesungguhnya keadaan keluarga ini sangat kekurangan namun rasaQana'ah atas yang mereka miliki, menumbuhkan rasa syukur terhadap AllahSubhana wa Ta'ala dan Allah Subhana wa Ta'ala membalasnya denganmemberi mereka kebahagiaan lahir dan bathin. Apalagi yang dicari didunia ini selain kebahagiaan lahir dan bathin?
Di balik kesabaran sang istri, tumbuh pula rasa syukur karena sangsuami masih punya waktu ketika ia membutuhkannya dan sang suamimembantunya tanpa ia meminta. Dan di balik rasa syukur sang suamikarena memiliki istri yang sangat pengertian maka ia memiliki rasasabar dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan selalu berdoa kepada AllahYang Maha Kaya lagi Maha Pengasih.
Sang suami teringat janji sebelum mereka menikah Akutidak bisa berjanji untuk bisa mencukupi kebutuhanmu dan aku tidak bisaberjanji memberi yang kamu inginkan, namun aku berjanji aku tidak akanpernah berhenti berusaha untuk itu.
Maka itulah yang membuat sang istri bertahan diterpa badai yang berusaha merobohkan mereka.Toh nafkah tak hanya materi,begitu batin sang istri.
Kita mengetahui, berapa banyak manusia yang begitu gencarnya mencarinafkah materi untuk keluarganya, mereka memiliki rumah yang mewah,mobil yang juga mewah serta banyak hal mewah lainnya, namun, tidak jugamereka merasakan bahagia lahir dan bathin.Salah seorang sahabat pernah mengirimkan sms kepada saya :
Dalam hidup banyak pilihan, ada yang mengeluh dan merasa jenuh, ingin jatuh dan berkata¸LELAH, Ada juga yang lelah tubuh dan pikiranpun penat, tapi tetapsemangat, Ada yang ingin INI, ingin ITU dengan berkata seandainya,dan Ada juga yang QONAAH dengan berkata ¸Cukup Allah saja bagiku,Lalu apa pilihan Anda?
============ ========= ====
Disalin dari majalah Shaff edisi April 2009, judul Asli : NafkahBukan Hanya Materi, diedit dan ditambahkan seperlunya oleh : Salman AlMuhandis
Seorang manusia yang berharap menjadi Suami Sholeh bagi Istrinya, Ayah Sholeh bagi Anak-anaknya dan Mushlih bagi masyarakatnya
~ Jangan Mati Sebelum Berarti, Berbuatlah Yang Terbaik, Karena Hidup Hanya Sekali ~
abdulazis.com-
Dan apabila ada seorang yang mencacimu dengan sesuatu yang kamu tidak melakukannya maka janganlah kamu mempermalukannya dengan sesuatu yang ia lakukan (H.R. At-Thoyalisi dr JAMIR bin SULAIM)