THANK' TO ALLAH SWT


اَللّهُمَّ اِنِّي اَعُوْ ذبِكَ مِنَ اْلهَمِّ وَاْلحَزَ نِ وَ اَ عُوْ ذ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَاَعُوْذ بِكَ مِنَ اْلجُبْنِ واْلبُخْلِ وَأَعُوْذ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّ يْنِ وَ قَهْرِ الرِّ جَالِ

Rabu, November 25, 2009

Tafsir Surat Al Kafirun


Memenuhi tugas Halaqoh yg dikasih waktu 2 minggu:
1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, 2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. 3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. 4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, 5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. 6. Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku."

Surat ini adalah surat makkiyah, surat yang diturunkan pada periode Makkah, meskipun ada juga pendapat yang menyebutkan bahwa, surat ini turun pada periode Madinah. Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan bahwa, surat ini adalah surat penolakan (baraa’) terhadap seluruh amal ibadah yang dilakukan oleh orang-orang musyrik, dan yang memerintahkan agar kita ikhlas dalam setiap amal ibadah kita kepada Allah, tanpa ada sedikitpun campuran, baik dalam niat, tujuan maupun bentuk dan tata caranya. Karena setiap bentuk percampuran disini adalah sebuah kesyirikan, yang tertolak secara tegas dalam konsep aqidah dan tauhid Islam yang murni.

Meskipun kita diperbolehkan untuk berinteraksi dengan orang-orang kafir dalam berbagai bidang kehidupan umum (lihat QS Luqman [31]: 15, QS Al-Mumtahanah [60]: 8 dan yang lainnya), namun khusus dalam masalah agama yang meliputi aqidah, ritual ibadah, hukum, dan semacamnya, sebagaimana dinyatakan dalam surat ini, kita harus bersikap tegas kepada mereka, dengan arti kita harus bisa memurnikan dan tidak sedikitpun mencampuradukkan antara agama kita dan agama mereka.

Disebutkan bahwa sebab turunnya (sababun nuzul) surat ini adalah bahwa, setelah melakukan berbagai upaya untuk menghalang-halangi dakwah Islam, orang-orang kafir Quraisy akhirnya mengajak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkompromi dengan mengajukan tawaran bahwa mereka bersedia menyembah Tuhan-nya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selama satu tahun jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga bersedia ikut menyembah tuhan-tuhan mereka selama satu tahun. Maka Allah sendiri yang langsung menjawab tawaran mereka itu dengan menurunkan surat ini (lihat atsar riwayat Ath-Thabrani, Ibnu Jarir, dan Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas ra).

KEUTAMAAN SURAT INI
Disebutkan dalam beberapa riwayat bahwa, nilai surat ini setara dengan seperempat Al-Qur’an. Diantaranya riwayat dari Ibnu Umar yang menyebutkan bahwa, Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda, ”Qul huwaLlahu ahad setara dengan sepertiga Al-Qur’an, dan Qul yaa ayyuhal kaafiruun setara dengan seperempat Al-Qur’an” (HR Ath-Thabrani). 

Dalam banyak riwayat, disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam biasa membaca Surat Al-Kafirun dan Surat Al-Ikhlas dalam berbagai macam shalat, diantaranya dalam dua rakaat shalat sunnah fajar (HR Muslim dari Abu Hurairah ra), shalat sunnah ba’diyah maghrib (HR Ahmad, Tirmidzi, Nasa-i, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dari Ibnu Umar ra), shalat sunnah thawaf (HR Muslim dari Jabir bin Abdillah ra), dan shalat witir (HR Al-Hakim dari Ubay bin Ka’ab ra).



Beberapa riwayat juga menyebutkan disunnahkannya membaca Surat Al-Kafirun sebelum tidur, diantaranya hadits riwayat Naufal bin Mu’awiyah Al-Asyja’i, dimana beliau meminta diajari sebuah bacaan yang sebaiknya dibaca sebelum tidur. Maka Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda, ”Bacalah Qul yaa ayyuhal kaafirun sampai akhir surat, lalu langsung tidurlah sesudah itu, karena sesungguhnya surat tersebut adalah penolakan terhadap kesyirikan.” (HR Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Al-Hakim, Al-Baihaqi dan lain-lain)

KANDUNGAN SURAT
Secara umum, surat ini memiliki dua kandungan utama. Pertama, ikrar kemurnian tauhid, khususnya tauhid uluhiyah (tauhid ibadah). Kedua, ikrar penolakan terhadap semua bentuk dan praktek peribadatan kepada selain Allah, yang dilakukan oleh orang-orang kafir. Dan karena kedua kandungan makna ini begitu urgen dan mendasar sekali, sehingga ditegaskan dengan berbagai bentuk penegasan yang tergambar secara jelas di bawah ini.
Pertama, Allah memerintahkan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam untuk memanggil orang-orang kafir dengan khitab (panggilan) ’Yaa ayyuhal kafirun’ (Wahai orang-orang kafir), padahal Al-Qur’an tidak biasa memanggil mereka dengan cara yang vulgar semacam ini. Yang lebih umum digunakan dalam Al-Qur’an adalah khitab semacam 'Yaa ayyuhan naas' (Wahai sekalian manusia) dan sebagainya.
Kedua, pada ayat ke-2 dan ke-4 Allah memerintahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menyatakan secara tegas, jelas dan terbuka kepada mereka, dan tentu sekaligus kepada setiap orang kafir sepanjang sejarah, bahwa beliau (begitu pula ummatnya) sama sekali tidak akan pernah (baca: tidak dibenarkan sama sekali) menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir.
Ketiga, pada ayat ke-3 dan ke-5 Allah memerintahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menegaskan juga dengan jelas dan terbuka bahwa, orang-orang kafir pada hakikatnya tidak akan pernah benar-benar menyembah-Nya. Dimana hal ini bisa pula kita pahami sebagai larangan atas orang-orang kafir untuk ikut-ikutan melakukan praktek-praktek peribadatan kepada Allah sementara mereka masih berada dalam kekafirannya. Mereka baru boleh melakukan berbagai praktek peribadatan tersebut jika mereka sudah masuk ke dalam agama Islam.
Keempat, Allah lebih menegaskan hal kedua dan ketiga diatas dengan melakukan pengulangan ayat, dimana kandungan makna ayat ke-2 diulang dalam ayat ke-4 dengan sedikit perubahan redaksi nash, sedang ayat ke-3 diulang dalam ayat ke-5 dengan redaksi nash yang sama persis. Adanya pengulangan ini menunjukkan adanya penafian atas realitas sekaligus larangan yang bersifat total dan menyeluruh, yang mencakup seluruh waktu (yang lalu, kini, yang akan datang dan selamanya), dan mencakup seluruh bentuk dan macam peribadatan.
Kelima, Allah memungkasi dan menyempurnakan semua hal diatas dengan penegasan terakhir dalam firman-Nya: ’Lakum diinukum wa liya diin’ (Bagi kalian agama kalian dan bagiku agamaku). Dimana kalimat penutup yang singkat ini memberikan sebuah penegasan sikap atas tidak bolehnya pencampuran antara agama Islam dan agama lainnya. Jika Islam ya Islam tanpa boleh dicampur dengan unsur-unsur agama lainnya dan demikian pula sebaliknya. Ayat ini juga memupus harapan orang-orang kafir yang menginginkan kita untuk mengikuti dan terlibat dalam peribadatan-peribadatan mereka.
”Lakum Diinukum Waliya Diin”
Ayat pamungkas yang merupakan ringkasan dan kesimpulan seluruh kandungan surat Al-Kaafiruun ini, secara umum semakna dengan firman Allah yang lain dalam QS. Yunus [10]: 41, dan mungkin juga QS. Al-Qashash [28]: 55, serta yang lainnya. Dimana semuanya berintikan pernyataan dan ikrar ketegasan sikap setiap orang beriman terhadap setiap orang kafir, tanpa adanya sedikitpun toleransi, kompromi dan pencampuran, jika terkait secara khusus tentang masalah dan urusan agama masing-masing, yakni yang meliputi aspek aqidah, ritual ibadah dan hukum.
Namun demikian dari sisi yang lain, jika kita renungkan, surat inipun dari awal sampai akhir, sebenarnya juga mengandung makna sikap toleransi Islam dan kaum muslimin terhadap agama lain dan pemeluknya. Yakni berupa sikap pengakuan terhadap eksistensi agama selain Islam dan keberadaan penganut-penganutnya. Meskipun yang dimaksud tentulah sekadar pengakuan terhadap realita, dan sama sekali bukan pengakuan pembenaran.

Dan hal itu didukung oleh pernyataan yang menegaskan bahwa, tidak boleh ada pemaksaan untuk masuk agama Islam, apalagi agama yang lain, yakni dalam firman Allah: ”Laa ikraaha fiddiin” (QS. Al-Baqarah [2]: 256). Dan hal itu lebih dikuatkan lagi dengan dibenarkannya kaum mukminin bergaul, berhubungan, berinteraksi dan bekerjasama dengan kaum kafirin dalam berbagai bidang kehidupan umum, seperti bidang sosial kemasyarakatan, ekonomi, bisnis dan perdagangan, politik, pemerintahan dan kenegaraan, dan lain-lain. Yang jelas semua bidang selain bidang khusus agama yang mencakup masalah aqidah, ritual ibadah dan hukum.

Nah bahwa ada dua sikap terkait pola hubungan antara ummat Islam dan ummat lain tersebut, haruslah dipahami secara benar dan proporsional, baik oleh kaum muslimin maupun juga oleh kaum non muslimin, agar tidak terjadi kerancuan-kerancuan, atau pencampuran-pencampuran, atau bahkan pembalikan-pembalikan sikap, sebagaimana yang sering terjadi selama ini. Yakni bahwa, dalam bidang-bidang kehidupan umum, dibenarkan seorang mukmin bersikap toleransi dengan berinteraksi dan bahkan bekerjasama dengan anggota masyarakat non mukmin. Namun khusus di bidang urusan agama yang terkait masalah aqidah, ritual ibadah dan hukum, sikap tegaslah yang harus ditunjukkan, seperti yang telah dijelaskan diatas.

Sebagai penutup, berikut ini poin-poin kesimpulan umum dari kandungan makna surat Al-Kaafiruun, khususnya kalimat pamungkasnya: ”Lakum diinukum waliya diin”:

(1) Secara umum Islam memberikan pengakuan terhadap realita keberadaan agama-agama lain dan penganut-penganutnya. Disamping dari kalimat "Lakum diinukum waliya diin", makna tersebut juga diambil firman Allah yang lain seperti "Laa ikraaha fid-diin", yang berarti Islam mengakui adanya kebebasan beragama bagi setiap orang, dan bukan kebebasan mengganggu, mempermainkan atau merusak agama yang ada. 
(2) Dan karenanya, Islam membenarkan kaum muslimin untuk berinteraksi dengan ummat-ummat non muslim itu dalam bidang-bidang kehidupan umum.
(3) Namun di saat yang sama Islam memberikan ketegasan sikap ideologis berupa baraa’ atau penolakan total terhadap setiap bentuk kesyirikan aqidah, ritual ibadah ataupun hukum, yang terdapat di dalam agama-agama lain.
(4) Maka tidak boleh ada pencampuran antara Islam dan agama-agama lain dalam bidang-bidang aqidah, ritual ibadah dan hukum.
(5) Begitu pula antar ummat muslim dan ummat kafir tidak dibenarkan saling mencampuri urusan-urusan khusus agama lain.
(6) Kaum muslimin dilarang keras ikut-ikutan penganut agama lain dalam keyakinan aqidah, ritual ibadah dan ketentuan hukum agama mereka.
(7) Ummat Islam tidak dibenarkan melibatkan diri dan bekerja sama dengan penganut agama lain dalam bidang-bidang yang khusus terkait dengan keyakinan aqidah, ritual ibadah dan hukum agama mereka.  





Jumat, November 13, 2009

Bahagia Berkurban

"Tidak ada suatu amalan yang paling dicintai oleh Allah dari Bani Adam
ketika hari raya Idul Adha
selain menyembelih hewan qurban.
Sesungguhnya hewan itu akan datang pada hari kiamat (sebagai saksi)
dengan tanduk, bulu, dan kukunya.
Dan sesungguhnya darah hewan qurban telah terletak di suatu tempat di sisi
Allah
sebelum mengalir di tanah.
Karena itu, bahagiakan dirimu dengannya."
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim)

Risalah Qurban
Qurban adalah suatu amalan yang disyariatkan Islam pada tahun kedua
hijriyah berdasarkan dalil
al-Quran, hadits, dan ijma’. Al-Quran mensyariatkannya melalui surat
Al-Kautsar (QS. 108:1-2).
Adapun hukum berqurban sebagaimana jumhur (mayoritas ulama) selain Abu
Hanifah adalah
sunnah muakkadah artinya sunnah yang sangat dianjurkan. Dalil sunnahnya
adalah hadits Nabi
SAW. : “Tiga hal yang merupakan kewajiban atasku dan sunnah atas kalian
adalah shalat witr,
nahr (qurban) dan shala dhuha.(HR. Ahmad, Hakim, dan Daruquthni)

Imam at-Turmudzi meriwayatkan sabda Nabi: Saya diperintahkan untuk
melakukan qurban dan
ia merupakan sunnah bagi kalian.

Dalil yang menegaskan anjuran sunnah ini sehingga menjadi muakkadah adalah
hadits Nabi SAW:
“Barangsiapa yang memiliki kelonggaran dan tidak mau berqurban maka
janganlah ia mendekati
tempat shalat kami.(HR Ahmad dan Ibnu Majah)

Keutamaan berqurban
“Maka dirikanlah (kerjakan) shalat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah.
(QS Al-Kautsar: 1-2)
Berqurban merupakan amalan yang paling dicintai ALLAH SWT pada saat Idul
Adha. Sabda Nabi
SAW: Tidak ada suatu amal anak Adam pada hari raya qurban yang lebih
dicintai ALLAH selain
menyembelih qurban.(HR. Tirmidzi)
Berdasarkan hadits itu Imam Ahmad bin Hambal, Abu Zanad, dan Ibnu Taimiyah
berpendapat,
Menyembelih hewan pada hari raya qurban, aqiqah (setelah mendapat anak),
dan hadyu
(ketika haji), lebih utama daripada shadaqah yang nilainya sama.(HR.
Ahmad, Ibnu Majah, dan
At-Tirmidzi)

Manfaat berqurban
1. Menghidupkan sunnah Nabi ALLAH, Ibrahim a.s.,
2. Mendidik jiwa ke arah taqwa dan mendekatkan diri kepada ALLAH.
3. Mengikis sifat tamak dan mewujudkan sifat murah hatu dan berjihad di
jalan ALLAH.
4. Menghapuskan dosa dan mengharap keridhaan ALLAH.
5. Menjalinkan hubungan kasih sayang sesama manusia.




Jumat, Oktober 23, 2009

Nahnu Muttaqun

Abu Hurairoh RA pernah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW. Wahai Rosulullah beritahukanlah kepadaku sebuah amalan yang jika aku lakukan, maka aku akan masuk surga. Rosulullah menjawab, " Sebarlah salam, berilah makanan, dan sambungkanlah tali shilaturohim dan dirikanlah sholat malam tatkala orang-orang terlelap tidur ". (HR. Ahmad).

Adapun saling meminta maaf dan memaafkan serta menahan marah adalah perbuatan yang harus dilakukan di saat kita mengalaminya, tidak perlu menunggu Ramadhan maupun Syawal. Dari Ubay bin Ka'ab beliau berkata bahwasanya Rosulullah SAW bersabda, " Barang siapa yang ingin memiliki kepribadian mulia dan derajat yang tinggi, maka hendaklah dia memaafkan orang yang mendzaliminya, memberi kepada orang yang tidak suka memberi kepadanya, dan menghubungkan tali shilaturrohim kepada orang yang memutuskan hubungan dengannya ". (HR. Al-Hakim).

Rosulullah SAW yang juga pernah bersabda, " Orang yang kuat bukanlah yang dapat mengalahkan musuh dalam gulat, namun orang yang dapat mengendalikan nafsunya ketika dia marah. Barang siapa yang menahan marah sedang ia kuasa untuk menumpahkannya, maka Allah akan memenuhi dirinya dengan keselamatan dan keimanan ". (HR. Ahmad).

Sebagai Syahrut Tarbiyyah yang tujuannya mencetak kaum Mukminin menjadi Muttaqun, maka parameter kesuksesan puasa adalah sejauh mana tanda-tanda ketaqwaan dimiliki oleh kita. Imam Hasan Al-Banna menjelaskan, tarbiyyah yang sukses akan membentuk pribadi yang memiliki muashofat (karakter) sebagai berikut :

1. Salimul 'aqidah, akidahnya bersih. Yaitu, " Setiap hamba yang selalu kembali kepada Allah dan memelihara semua peraturan-Nya. Dia takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun tidak melihat-Nya dan dia datang (di hari kiamat) dengan hati yang bertobat (QS. Qoof, ayat 31-32). Rasa takutnya kepada Allah menghalanginya untuk berbuat kesyirikan walaupun sebesar biji sawi. Pemahaman yang benar akan ketauhidan Allah membuatnya ringan untuk meninggalkan adat dan tradisi yang tidak sesuai dengan syari'at, tanpa takut celaan dan cemoohan orang-orang jahil.

2. Shohihul Ibadah, ibadahnya benar. Ia benar-benar memahami wasiat Rosulullah SAW, " Sesungguhnya sebaik-baik keterangan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk ialah petunjuk Muhammad SAW. Seburuk-buruk perkara adalah hal baru (dalam agama) yang tidak ada dasarnya. Dan setiap bid'ah itu sesat ". (HR. Muslim). Dia juga betul-betul memahami kaidah Ushul Fiqh bahwa asal hukum ibadah adalah haram, kecuali apabila disyari'atkan. Karenanya ibadah yang ia lakukan, ikhlas hanya karena Allah dan tata caranya ittiba' (mengikuti) petunjuk Rosulullah SAW.

3. Matinul Khuluk, akhlaknya kokoh. Nilai-nilai kebaikan Islam telah merasak ke dalam hatinya dan menghujam kokoh di jiwanya sehingga menggerakkan dirinya menjadi pribadi muslim seutuhnya, yang tidak malu untuk menampilkan akhlak Islami. " Yaitu orang-orang yang menginfaqkan hartanya baik pada waktu lapang maupun di waktu sempit, dan orang-orang yang menahan marahnya dan memaafkan kesalahan orang dan Allah menyukai orang-orang yang selalu berbuat kebaikan ". (QS. Ali Imron, ayat 131-132). Ketika ditanya oleh Heraklius mengenai dakwah Nabi Muhammad SAW, Abu Sofyan menjelaskan, " Ia menyuruh kami untuk Menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan apapun, meninggalkan ajaran nenek moyang kami dan memerintahkan kami untuk mendirikan sholat, berkata benar, sopan dan menyambung tali shilaturrohim ". (HR. Bukhori dan Muslim).

4. Mutsaqoful Fikri, berwawasan luas. Ia adalah pribadi Robbani yang memiliki hikmah, ilmu dan wawasan yang sangat luas, dan tidak gaptek (gagap teknologi). Sebagai hasil pemahaman dan pengamalan Kitabullah yang ia baca. " Jadilah kalian pribadi Robbani karena kalian senantiasa mengajarkan Al-Qur'an dan selalu mempelajarinya ". (QS. Ali-Imron, ayat 79).

5. Qowiyyul Jismi, berbadan kuat. Perintah shiyam menunjukkan bahwa kekuatan sangat dianjurkan dalam Islam. Yang lemah pastilah tidak akan mampu berpuasa, apalagi berperang di jalan Allah. Karenanya Rosulullah SAW bersabda, " Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah ". (HR. Muslim).

6. Qodirun 'alal Kasbi, mampu berpenghasilan. Makan sahur, berbuka, ber'itikaf, bersedekah membayar zakat fitrah, zakat mal, haji, membiayai keluarga dan memberi sanak saudara, tetangga, anak yatim dan fakir miskin membutuhkan uang. Seorang muttaqun tahu betul bahwa dirinya harus berpenghasilan, kalau pun tidak mampu memberi minimal bisa melihara diri dan keluarganya dari meminta-minta. Allah SWT memerintahkan kita dalam firmannya, " Maka apabila telah menunaikan sholat, bertebarlah kamu di muka bumi untuk mencari karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung ". (QS. Al-Jumu'ah, ayat 10). Rosulullah bersabda, " Salah seorang dari kamu pergi ke bukit untuk mencari kayu kemudian dipikul ke pasar untuk dijual, dan dapat dengan itu memenuhi kebutuhannya. Maka yang demikian itu lebih baik dari pada meminta-minta pada orang lain, baik mereka memberi atau menolak ". (HR. Bukhori).

7. Mujahidun li nafsihi, mampu menahan jiwanya, untuk senantiasa melakukan pekerjaan yang mendatangkan manfaat dunia dan akhirat, serta menjauhi perbuatan sia-sia. " Diantara kebaikan Islamnya seseorang adalah meninggalkan perkara yang tak berguna baginya ". (HR. Muslim).

8. Munazhomun fi su'unihi, teratur dalam setiap urusannya. Perencanaan yang baik, keteraturan amal selalu mewarnai kehidupannya.

9. Haritsun 'ala waqtihi, menjaga waktunya. Ia tak akan menyia-nyiakan waktunya tanpa amal. Umar bin Khothob berkata, " Saya benci melihat salah seorang di antara kamu duduk-duduk saja, tanpa beramal baik untuk dunia maupun akhiratnya ".

10. Nafi'un li ghoirihi, bermanfaat bagi orang lain. Ia adalah pribadi yang berkarakter laksana air yang suci dan mensucikan. " Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain ". (Muttafaqun 'alaih).


Sumber : Ar-Risalah

Kamis, September 10, 2009

LAILATUL QADAR ???

Diantara keutamaan Ramadhan adalah adanya suatu malam yang disebut lailatul qadar. Secara harfiah, lailat al qadar artinya adalah malam penentuan, artinya pada malam itu ada satu keputusan sangat penting yang sangat menguntungkan bagi orang yang memperolehnya. Menurut al Qur'an, lailatul qadar berbobot setara dengan seribu bulan, bahkan lebih (khoirun min alfi syahr). Digambarkan bahwa pada malam itu aktifitas alam malakut sungguh luar biasa sibuknya, karena pada malam itu malaikat hilir mudik turun naik, naik ke langit membawa doa dan harapan manusia dan turun ke bumi menyampaikan keputusan Alloh SWT menyangkut berbagai perkara (min kulli amr). Digambarkan bahwa suasana super istimewa itu berlangsung pada malam itu sejak Isya hingga fajar terbit (salamun hiya hatta matla` al fajr).

'Kapan malam itu terjadi ?'

Segala sesuatu yang bermakna tinggi pasti tidak sederhana. Ia tidak berada di tempat terbuka, tetapi tersembunyi di tempat yang pelik, oleh karena itu hanya orang yang tabah dan kuat serta sungguh-sunggguh sajalah yang berpeluang memperolehnya. Menurut sebuah hadis Nabi, lailatul qadar memang berada dalam salah satu dari 30 malam Ramadhan. Ketika didesak oleh para sahabat, Nabi menyebut waktu yakni pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadlan (`asyr al ‘awakhir). Ketika didesak lagi Nabi menyebut waktu , yakni sekitar malam 27, 29 atau bahkan malam Id al Fitri.

'Apa maknanya?'

Artinya jika orang ingin meraih keutamaan, ia tidak boleh asal-asalan, atau mengambil jalan pintas, tetapi harus serius dari awal pekerjaan hingga akhir. Orang tidak bisa berspekulasi. kita tidak usah puasa dan tarawih pada awal bulan Ramadhan, tetapi cukuplah kita sungguh-sungguh pada malam-malam ganjil di akhir bulan, khususnya malam 27,29 dan malam Id. Bukankah lailatul qadar setara dengan seribu bulan ? apalah artinya tidak puasa duapuluh hari pertama, kan tertutup oleh pahala lailatul qadar ?

Ibadah mengandung arti tunduk, patuh, hormat dan tahu diri, bukan akal-akalan, karena kita berhadapan dengan Alloh SWT Yang Maha Mengetahui. Ibadah itu bukan hanya pekerjaan fisik, tetapi lebih pada pekerjaan hati dan hati nurani. Khusyuknya salat misalnya tidak terjadi setiap kita menginginkan, tetapi ia merupakan buah dari ibadah yang sudah lama dikerjakan. Mengerjakan salat bisa dilakukan dadakan, tetapi mendirikan salat (iqam as salat) hanya bisa dilakukan setelah lama mengerjakannya secara konsisten. Dari konsistensi itulah terbangun suasana batin, dan dari suasana batin itulah lahir kekhusyu’an.

Dari hadis Nabi dapat difahami, bahwa nikmatnya salat khusyu' setara dengan perasaan orang yang jatuh cinta, indah, lembut dan penuh emosional, terkadang menangis. Demikian juga ibadah puasa, sekedar tidak makan minum adalah mudah,, tetapi berpuasa dari semua hal yang tidak pantas membutuhkan pengalaman dan konsistensi.

Itulah sebabnya kenapa malam Lailat al qadar adalah anugerah Alloh SWT dan hanya orang yang layak yang dapat memperolehnya. Mereka adalah orang yang sejak awal berpuasa dengan semangat kepatuhan, kecintaan dan tahu diri. Ia bukan hanya berpuasa dari makanan, tetapi semua anggauta badanya ikut puasa dari semua yang tidak sepantasnya dikerjakan.. Kesungguhan dan konsistensi berpuasa dan didukung oleh ibadah lainnya selama duapuluh hari pertama, insya Alloh bisa membawa suasana batin pelakunya pada kebersihan jiwa yang siap menerima anugerah lailat al qadar. Itulah maka lailat al qadar diisyaratkan turun pada akhir bulan Ramadhan.


Malam semakin larut mari kita siapkan Tarawih, bertadarus dan I'tikaf.


Jumat, Agustus 28, 2009

Membentuk Manusia Baru

Puasa di bulan Ramadhan bisa diibaratkan sekolah khusus yang ajaran barunya
selalu dibuka setiap tahun. Tujuannya setara dengan pendidikan praktis dalam
menyerap nilai-nilai yang paling tinggi.

Barangsiapa memasukinya untuk mendapatkan karunia Ilahi, kemudian berpuasa
sesuai aturan yang ditetapkan, lalu melakukan ibadah tambahan sesuai
syariat, maka ia akan lulus dengan menyandang gelar *muttaqin*. Dengan gelar
*muttaqin*, seseorang akan mendapatkan jaminan ampunan dari Allah SWT dan
terbebas dari api neraka.

''Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan berharap pahala dari Allah
SWT, niscaya Allah SWT mengampuni dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa
melakukan amal ibadah tambahan (sunah) di bulan Ramadhan karena iman dan
berharap pahala dari Allah SWT, maka ia akan diampuni dosanya yang telah
lalu.'' (HR Bukhari Muslim).

Syaikh Ahmad Musthofa Al-Maraghi dalam tafsirnya mengatakan, ada beberapa
sisi puasa yang dapat mengantarkan manusia meraih gelar *muttaqin*.

Pertama, puasa membiasakan seseorang takut kepada Allah SWT, karena orang
yang sedang berpuasa tidak ada yang mengontrol dan melihat kecuali Allah
SWT.

Kedua, puasa mampu menghancurkan tajamnya syahwat dan mengendalikan nafsu,
sebagaimana sabda Rasulullah SAW. ''Wahai para pemuda, barangsiapa yang
mampu untuk menikah, maka menikahlah. Sesungguhnya nikah itu bisa menahan
pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, hendaklah
berpuasa, karena puasa sesungguhnya bisa mengendalikan syahwat.''

Ketiga, puasa membiasakan seseorang berkasih sayang. Membiasakan untuk
selalu berkurban dan bersedekah. Di saat ia melihat orang lain
serbakekurangan, tersentuhlah hatinya untuk berbagi kepadanya.

Keempat, puasa membiasakan keteraturan hidup, yaitu orang yang berpuasa akan
berbuka pada waktu yang sama, dan tidak ada yang lebih dulu karena
kehormatan, atau jabatan, misalnya.

Kelima, adanya persamaan antara yang miskin dan kaya, antara penguasa dan
biasa, tidak ada perbedaan dalam melaksanakan kewajiban agama.

Keenam, puasa dapat menghancurkan sisa-sisa makanan yang mengendap dalam
tubuh, utamanya pada orang yang punya kebiasaan makan dan sedikit kegiatan.

Ketujuh, puasa dapat membersihkan jiwa, karena puasa hakikatnya memutus
dominasi syahwat. Syahwat bisa kuat dengan makan dan minum, dan setan selalu
datang melalui pintu-pintu syahwat. Dengan berpuasa, syahwat dipersempit
geraknya.

Kedelapan, puasa membentuk manusia baru, Rasulullah SAW bersabda,
''Barangsiapa berpuasa dengan niat mencari pahala dari Allah SWT, maka ia
keluar dari bulan Ramadhan sebagaimana bayi baru lahir.''


Selasa, Agustus 04, 2009

Istri Cerewet...???


Tulisan ini berguna banget, buat si cerewet yangsuka memberikan pembenaran diri"... heh maksud lo a'? hehe.Tapi bener tulisannya bagus buat para istri ataupun yang masih calon, buat para suami ataupun yang masih calon. Nih baca ya:Adakah istri yang tidak cerewet? Sulit menemukannya. Bahkan istri Khalifah sekaliber Umar bin Khatab pun sama.Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa menuju kediaman khalifah Umarbin Khatab. Ia ingin mengadu pada khalifah; tak tahan dengankecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-lakiitu tertegun. Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel,marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar.Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umardiam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelakiitu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar.Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupunlawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanyamendengarkan, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun?Umar berdiam diri karena ingat 5 hal. Istrinya berperan sebagai BP4. Apakah BP4 tersebut?1. Benteng Penjaga Api NerakaKelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkanpandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya,membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya. Panah yang tertancap membuatdarah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sangraksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat.Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagilaki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. Adalahistri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azabyang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia danakhirat.Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaranapi, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dariliukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari,bernyanyi dengan liuka yang sama, lebih indah malah. Membawanya kelangit biru. Melambungkan raga hingga langit ketujuh. Lebih dari ituistri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.2. Pemelihara RumahPagi hingga sore suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelangmalam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul danterkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkanuang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga,memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkandarah tak menguap sia-sia Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama24 jam, tanpa bayaran.Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, denganpenuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yangsudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihararumah yang lebih telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan halitu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena(mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin harisemakin membebani.3. Penjaga PenampilanUmumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapiberpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar.Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penatabusana yang setiap pagi menyiapkan pakaianannya, memilihkan apa yangpantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila adayang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri.Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu4. Pengasuh Anak-anakSuami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilanbulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yangmenggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunasagar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah denganpertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunasmembanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku, ?akulah yangmembuatnya begitu.? Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depantak lepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar akan hal itu.5. Penyedia HidanganPulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras,beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi.Di meja makan suami Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayurasam, sambal terasi danlalapan. Tak terpikir olehnya harga ayammelambung; tadi bagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihianggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, danmemilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaranbumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupunterkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istrisi juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaikuntuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibencisuami.Dengan mengingat lima peran ini, Umar kerap diam setiap istrinyangomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumahtangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari apineraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak,menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri,tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah.Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala celadan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya,barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hinggatak terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji.Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Umar ini. Ia takhanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagikeluarganya.


Jumat, Juli 24, 2009

keutamaan bulan SYA'BAN

Firman Alloh,"Innaloha wa malaikatahu yusholluna ala nabi, ya ayyuhaladzina amanu shollu alaihi wa salimu taslima"artinya," Sesungguhnya Alloh dan malaikatNya bersholawat pada Nabi (Muhammad), wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah pada Nabi (Muhammad)".Sabda Nabi,"Bulan Rojab adalah bulan Alloh, bulan Sya'ban adalah bulanku, dan bulan Romadhon adalah bulannya Alloh, tetapi sedikit yang mengingat bulan Sya'ban. Sebagai bulannya Nabi Muhammad SAW.Mengapakah bulan Sya'ban disandarkan pada Nabi Muhammad SAW ??Perhatikanlah, turunnya ayat di atas, yaitu tentang perintah bersholawat, Firman Alloh,"Innaloha wa malaikatahu yusholluna ala nabi, ya ayyuhaladzina amanu shollu alaihi wa salimu taslima", ayat tersebut turunnya adalah di dalam bulan Sya'ban.Sebab itulah, pada bulan ini, bagi orang-orang tasawuf (yang mendalami melalui thoriqoh), merupakan kesempatan besar untuk mendekatkan diri pada nabi Muhammad, melalui memperbanyak membaca sholawat, dimana saja, kapan saja, dan dalam keadaan apa saja.Kalau bagi orang yang perempuan yang lagi berhalangan, tidak diperkenankan untuk sholat, tetapi membaca sholawat pada Nabi adalah merupakan ibadah yang tetap boleh dilaksanakan oleh mereka.Kemudian perhatikanlah firman Alloh di atas,
1. Alloh bersholawat pada Nabi Muhammad.
2. Malaikat bersholawat pada Nabi Muhammad.
3. Orang-orang yang beriman bersholawat pada Nabi Muhammad.
Ada tiga macam sholawat pada Nabi Muhammad. SholawatNya Alloh, Sholawatnya malaikat dan sholawatnya orang-orang mukmin. Yang masing-masing adalah berbeda.Bagi umumnya pemahaman, bersholawat (sholawatnya orang mukmin) adalah MENGHADIAHI do'a pada Nabi. Bagi sebagian lagi orang awam, bersholawat pada Nabi adalah mendo'akan Nabi Muhammad agar senantiasa diberi KESELAMATAN.Maka menurut pemahaman yang saya yakini, dua pendapat umum di atas adalah kurang tepat dan akan membuka peluang bagi orang agama lain untuk menyerang agama Islam."Lihatlah, Nabinya Islam itu masih meminta di do'akan supaya selamat, maka jelas berarti Nabi Muhammad adalah BELUM selamat. Ya lebih baik beragama Kristen, karena Yesus tidak minta dido'akan selamat lagi, karena Dia adalah Juru selamat."Bagaimanakah seandainya kita ditanya seperti itu ???Perhatikanlah yang kedua.Masalah MENGHADIAHI do'a pada nabi Muhammad. Hadiah itu diberikan dari seseorang yang "berlebih", pada seseorang yang "kurang". Maka beranikah kita mengatakan derajat kita MELEBIHI derajatnya Nabi Muhammad SAW?? Sama artinya menaburkan garam ke dalam lautan.("Nguyahi segoro", -bhs Jawa). Lalu, bagaimanakah semestinya ???Ada lagi yang berpendapat, bahwa ibaratnya kita membaca sholawat itu, seperti menambahi air di satu tempat, sedangkan di tempat itu airnya sudah penuh, maka air yang kita tambahkan akan jatuh kembali pada diri kita.Ini juga sama saja kurang tepatnya.Pahamilah ini benar-benar.Bahwa Nabi Muhammad itu adalah sebaik-baiknya manusia dan semulia mulianya manusia. Beliaulah yang dapat memberikan SYAFA'AT pada kita.Beliaulah USWATUN HASANAH, beliaulah WASILATUL UDMA. Lalu bagaimanakah semestinya iktiqod kita di saat bersholawat ???"Sholawat" akar katanya adalah "Shollu". Sama dengan akar kata dari "Sholat", yang "Shollu" itu berarti "HUBUNGAN", pada saat kita membaca sholawat pada Nabi, ibarat kita memasang suatu jalur penghubung antara kita pada Nabi.Atau itu sama artinya kita menjalin KOMUNIKASI dengan nabi Muhammad.Di sinilah mestinya IKTIQOD kita.Sambil mengharap syafaat beliau, mengharap petunjuk beliau, mengharap limpahan rohmat beliau, sebagaimana yang sudah kita pahami."TAAT pada ROSULULLOH sama dengan TAAT pada ALLOH""Tidak akan sampai pada ALloh kecuali melalui Muhammad". Apakah kita pernah berpikir bahwa ALloh mengajarkan Islam secara langsung pada kita ??Tidak......., melainkan Melalui beliaulah(Muhammad), Alloh menurunkan ajaran Islam pada seluruh umat manusia.Beliaulah WASILATUL 'UDMA, atau "WASILAH YANG AGUNG".Kemudian melalui para Ulama "Warosatul Anbiya" atau Ulama yang mewarisi ilmu-ilmu para nabi-lah kita memperoleh pengajaran dan keterangan tentang agama Islam.Tidak langsung dari Alloh seketika, pada kita, melainkan melalui perantara beliau-beliau itu, para alim ulama, para tabiin, para sahabat dan melalui Nabi Muhammad SAW.Sebab itulah Alloh memerintahkan pada kita di Al-Qur'an untuk mencari PERANTARA atau WASILAH yang dapat mendekatkan diri pada-Nya.Para sahabat juga berdo'a dengan memanfaatkan PERANTARA Muhammad, Paman Muhammad, Ibnu Abbas, dll.Kembali pada keutamaan bulan Sya'ban.Pada bulan ini, sekali lagi merupakan kesempatan kita mendekatkan diri pada Nabi Muhammad SAW melalui banyak-banyaklah membaca sholawat pada beliau.Sholawatnya Alloh pada Muhammad adalah berbeda dengan sholawatnya malaikat pada Nabi Muhammad, dan berbeda pula dengan sholawatnya orang mukmin pada Muhammad.Sholawatnya malaikat adalah berbeda dengan sholawatnya Alloh pada Muhammad dan berbeda pula dengan sholawatnya orang mukmin pada Muhammad SAW.Kemudian, Pada tanggal 15 Sya'ban atau nisfu sya'ban, merupakan puncak keistimewaan bulan ini, dan sungguh-sungguh sangat merugi orang yang tidak mau memanfaatkan tanggal tersebut untuk memohon pada Alloh.Pada tanggal 15 Sya'ban itu-lah turun 300 rohmat, sebagaimana berita Jibril pada Muhammad.Dan pada tanggal 15 Sya'ban inilah seandainya catatan "pencabutan nyawa seseorang" untuk tahun depan sudah akan berlaku, pada malam 15 Sya'ban ini, catatan itu turun pada malaikat pencabut nyawa.Sekelompok orang-orang tasawuf memanfaatkan malam ini untuk memohon pada Alloh, agar seandainya catatan itu untuk kita sudah turun, mohon supaya ditangguhkan.Yang berikutnya, tak kalah pentingnya adalah,Di dalam QS Al ma'un, mengapakah sebab tidak mau menyantuni anak yatim dan fakir miskin, maka terkenalah seseorang itu cap/stempel KADZIB, Pendusta Agama ?Allah berfirman "La'natullah alal Kadzibin" "Laknatnya Allah atas orang2 pendusta agama"Jadi seandainya sudah mengerjakan sholat selama bertahun-tahun, sudah mengerjakan puasa, zakat bahkan ibadah haji yang berulang kali,tetapi pabila tidak mau menyantuni anak yatim dan fakir miskin, maka DUSTAlah adanya, seluruh ibadah yang dilakukan akan hangus terbakar, musnah.Nabi bersabda "Keimanan tanpa Kemanusiaan" adalah Kadzib, Dusta, sementara"Kemanusiaan tanpa keimanan" itu adalah fatamorgana. Seolah-olah baik, tetapi ternyata tidak baik.Kadzib ada 232x disebutkan di dalam al Quran, lalu ada rahasia apa dibalik menyantuni anak yatim dan fakir miskin ?Marilah kita sejenak melihat sejarah Rasulullah saw,Beliau dulunya adalah anak yatim dan juga beliau dulunya adalah fakir miskin.Maka tahulah kita hakekat daripada menyantuni anak yatim dan fakir miskin, sebenarnya adalah hakekatnya kita menjalin hubungan dengan nabi Muhammad saw sendiri yang mulai dulu memang anak yatim dan juga termasuk fakir miskin.Maka tidak heran jika Nabi berkata "Mereka yang menyantuni 3 anak yatim, maka dia akan berada di dalam sorga dekat dengan aku sebagaimana deketnya dua jariku ini"Pada bulan Sya'ban ini marilah, saya mengajak saudara-saudara seiman, untuk benar-benar memanfaatkan hari-hari, jam-jam, bahkan tiap detik, untuk dijaga agar tidak lepas HUBUNGAN dengan Nabi Muhammad SAW, melalui bacaan-bacaan sholawat dan menyantuni anak yatim dan fakir miskin.Dan bila itu kita kerjakan, tak heran bila Nabi Muhammad saw sendiri yang akan menemui kita :)

www.huttaqi.org




Jumat, Juli 03, 2009

KONTRAK CINTA


Sebuah Nasihat Untuk Yang akan berkeluarga dan juga yang sudah berkeluarga, dari milis tetangga.
Banyak Orang yang menganggap nafkah hanyalah materi. Ada juga yang beranggapan nafkah itu terbagi dua, yaitu nafkah lahir (materi) dan nafkah batin (Seks) . Padahal nafkah itu jauh mencakup banyak hal.
Sebuah cerita sederhana tentang sepasang suami istri dan seoranganaknya yang masih kecil, dimana sang suami bekerja di sebuahperusahaan dan mempunyai penghasilan yang tidak mencukupi. Tapikerukunan dan kebahagiaan melingkupi keluarga itu.Setiap hari di waktu kerja, ketika jam menunjukkan waktu pulang,tanpa banyak cakap sang suami segera bergegas pulang.Selama tidak adapekerjaan yang urgent buat besok pagi atau tidak bisa dikerjakan dirumah begitu piker sang suami. Karena hal ini terjadi setiap hari,maka teman-teman kantornya sampai hafal kebiasaan sang suami ini.
Sering kali mereka mencandai hal ini. Tapi hal itu hanya ditanggapidengan senyum. Sampai suatu kali akhirnya sang suami menjelaskan kenapaia melakukan kebiasaan itu kepada temannya. Saya hanyamenjalankan nasihat ustad saya. Kata beliau kita mempunyai kewajibanuntuk memenuhi hak-hak yang telah kita ikat dengan perjanjian.Contohnya perusahaan tempat kita bekerja, mempunyai hak atas kitaselama 8 jam dari jam masuk sampai jam pulang. Maka kita harus memenuhihak-hak itu. Lalu istri dan keluarga mempunyai hak atas kita juga,karena kita telah mengikat perjanjian dalam sebuah KONTRAK CINTA.
Waktu yang diberikan kepada keluarga harus waktu tebaik seperti waktuyang kita berikan kepada perusahaan, bukan waktu sisa. Maka ketikawaktu pulang datang, habislah hak perusahaan atas saya dan dimulailahhak keluarga atas saya.
Ah, jika materi tidak cukup saya berikan kepadakeluarga, maka waktu tidak boleh kurang saya berikan kepada merekabegitu batin sang suami.
Sebuah pelajaran besar dari orang-orang kecil dan sederhana. Pernahsuatu saat sang suami ditawarin pekerjaan sampingan yang dilakukan padamalam hari dan hari sabtu yang akan menyebabkan waktu untuk keluarganyaberkurang. Maka ia putuskan mengajak istrinya untuk berunding.Bunda,aku ditawarkan pekerjaan yang dapat menambah penghasilanku untukkeluarga namun di lakukan di malam hari dan di hari Sabtu, tapi tentukamu tahu konsekuensinya maka aku tawarkan kepadamu, apakah kamu inginaku memberimu materi atau memberimu waktu?€ ¢â’ ’½. Dengan tatapan lembut sang istri berkata "Cukuplah waktu dan perhatianmu yang aku butuhkan dari dirimu". Maka dengan senyuman mantap, sang suami menolak tawaran pekerjaan itu.
Sesungguhnya keadaan keluarga ini sangat kekurangan namun rasaQana'ah atas yang mereka miliki, menumbuhkan rasa syukur terhadap AllahSubhana wa Ta'ala dan Allah Subhana wa Ta'ala membalasnya denganmemberi mereka kebahagiaan lahir dan bathin. Apalagi yang dicari didunia ini selain kebahagiaan lahir dan bathin?
Di balik kesabaran sang istri, tumbuh pula rasa syukur karena sangsuami masih punya waktu ketika ia membutuhkannya dan sang suamimembantunya tanpa ia meminta. Dan di balik rasa syukur sang suamikarena memiliki istri yang sangat pengertian maka ia memiliki rasasabar dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan selalu berdoa kepada AllahYang Maha Kaya lagi Maha Pengasih.
Sang suami teringat janji sebelum mereka menikah Akutidak bisa berjanji untuk bisa mencukupi kebutuhanmu dan aku tidak bisaberjanji memberi yang kamu inginkan, namun aku berjanji aku tidak akanpernah berhenti berusaha untuk itu.
Maka itulah yang membuat sang istri bertahan diterpa badai yang berusaha merobohkan mereka.Toh nafkah tak hanya materi,begitu batin sang istri.
Kita mengetahui, berapa banyak manusia yang begitu gencarnya mencarinafkah materi untuk keluarganya, mereka memiliki rumah yang mewah,mobil yang juga mewah serta banyak hal mewah lainnya, namun, tidak jugamereka merasakan bahagia lahir dan bathin.Salah seorang sahabat pernah mengirimkan sms kepada saya :
Dalam hidup banyak pilihan, ada yang mengeluh dan merasa jenuh, ingin jatuh dan berkata¸LELAH, Ada juga yang lelah tubuh dan pikiranpun penat, tapi tetapsemangat, Ada yang ingin INI, ingin ITU dengan berkata seandainya,dan Ada juga yang QONAAH dengan berkata ¸Cukup Allah saja bagiku,Lalu apa pilihan Anda?
============ ========= ====
Disalin dari majalah Shaff edisi April 2009, judul Asli : NafkahBukan Hanya Materi, diedit dan ditambahkan seperlunya oleh : Salman AlMuhandis
Seorang manusia yang berharap menjadi Suami Sholeh bagi Istrinya, Ayah Sholeh bagi Anak-anaknya dan Mushlih bagi masyarakatnya
~ Jangan Mati Sebelum Berarti, Berbuatlah Yang Terbaik, Karena Hidup Hanya Sekali ~
abdulazis.com-
Dan apabila ada seorang yang mencacimu dengan sesuatu yang kamu tidak melakukannya maka janganlah kamu mempermalukannya dengan sesuatu yang ia lakukan (H.R. At-Thoyalisi dr JAMIR bin SULAIM)


Senin, Juni 08, 2009

PERMATA YANG HILANG


Akhlaq di zaman ini ibarat permata yang hilang pada diri kebanyakan insan. Kita akan menyaksikan kemunduran akhlaq merebak dimana-mana; mulai dari anak kecil sampai orang tua, kecuali orang yang dirahmati Allah -Azza wa Jalla-. Tak heran jika koran-koran dan media massa lainnya dipenuhi dengan berita-berita yang memuakkan, dan rendah; menunjukkan terjadinya erosi dan krisis akhlaq alias moral pada diri generasi muslim, terlebih lagi yang kafir. 

Krisis ini terjadi dalam semua lini kehidupan; mulai dari cara makan, buang air, bermu'amalah dengan anak kecil atau orang tua, cara berdagang, beribadah, berpolitik, berkata dan berucap. Semuanya jauh dari tuntunan Allah & Rasul-Nya. Tak heran jika kita akan melihat generasi kita banyak yang cinta musik, padahal musik itu HARAM. 

Nabi -Shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda dalam mengharamkannya, 
"Akan ada beberapa kaum diantara ummatku yang akan menghalalkan zina, kain sutera (bagi laki-laki), khomer, dan musik". [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (5590), dan Abu Dawud dalam Sunan-nya (4039)] 

Sekalipun Nabi -Shallallahu 'alaihi wa sallam- telah menyatakan haramnya musik, maka tetap saja musik menjamur. Setiap sudut kota dan desa dikotori oleh seruling setan itu (yakni, musik). Bahkan para pemuda berlomba membentuk club-club dan grup-grup musik; maka muncullah konfilasi band-band, semisal Padi, Raja, Ungu, Keris Patih, Dewa 19, dan lainnya. Parahnya lagi, sebagian grup band ini membuat lagu-lagu yang bernafas "islam" yang dihiasi oleh musik. Akibatnya, kaum awam tertipu dan menyangka bahwa disana ada musik islami. Padahal semua musik adalah haram, sebab semuanya akan memalingkan manusia dari mempelajari Al-Kitab dan Sunnah, dan menghabiskan waktu. Allah -Ta'ala- berfirman menceritakan kondisi sebagian manusia yang menciptakan nyanyian untuk menjauhkan manusia dari Al-Qur'an, 

"Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan, dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan" .(QS. Luqman: 6). 

Apa yang dimaksud dengan "perkataan yang tidak berguna"? Mari kita dengarkan tafsirannya dari dua Imam ahli tafsir, dan ulamanya para sahabat. 

Abish Shohba' Al-Bakriy berkata, "Abdullah bin Mas'ud pernah ditanya tentang ayat ini (lalu ia bawakan ayat di atas), maka Abdullah bin Mas'ud berkata, 

"Demi Allah, itu adalah nyanyian". [HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushonnaf (21130), Ath-Thobariy dalam Jami' Al-Bayan (10/201), Al-Baihaqiy dalam Syu'abul Iman (5096), dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrok alaa Ash-Shohihain (3542). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (jilid 6/hal. 1017)] 

Abdullah ibnu Abbas-radhiyallahu 'anhu- berkata, 

"Itu adalah nyanyian dan semisalnya" . [HR. Ibnu Abi Syaibah (21137), Al-Bukhoriy dalam Al-Adab Al-Mufrod (786 & 1265), Ibnu Abid Dun-ya dalam Dzammul Malahi (no.12), Ath-Thobariy dalam Jami' Al-Bayan (10/201), dan Al-Baihaqiy dalam Sunan-nya (20793). Hadits ini di-hasan-kan oleh Syaikh Muhammad bin Musa Alu Nashr & Salim Al-Hilaliy dalam Al-Isti'ab fi Bayan Al-Asbab (3/63)] 

Ayat di atas merupakan bukti nyata bahwa seorang yang mencintai nyanyian, apalagi diiringi musik, maka ia akan terpalingkan dari jalan Allah, sadar atau tidak !! Lihatlah para remaja -bahkan juga orang tua- yang kecanduan lagu dan musik, ia akan malas membaca Al-Qur'an, sholat, dan melakukan kebaikan. Malas mendengarkan nasihat, dan membenci orang-orang sholeh yang menasihatinya tentang haramnya musik. Jika ia dinasihati, maka hatinya kesal dan bergumam, "Wah, anda sok alim". Perlahan-lahan setan membuatnya berpaling dari kebenaran dan kebaikan yang terdapat dalam Al-Qur'an. Karenanya Allah berfirman setelah ayat di atas, 

"Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan- akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih".(QS. Luqman : 7).

Telinganya telah ditulikan oleh suara-suara setan alias musik, hatinya keras tak mau menerima kebenaran, karena ia telah dikuasai oleh setan. 

Sebaliknya, jika ia mendengarkan lolongan setan yang bernama musik, maka hatinya akan girang, dan telinganya terbuka. Sungguh sial orang-orang seperti ini. Orang-orang seperti ini akan dipalingkan hatinya oleh Allah -Ta'ala- sampai ia dikuasai oleh setan. Akhirnya, kondisinya sebagaimana yang Allah firmankan, 

"Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (yakni, Al Quran), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) Maka syaitan Itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya" . (QS. Az-Zukhruf : 36). 

Demikianlah nasib seorang yang berpaling dari pengajaran dan petunjuk Allah; ia akan diiringi oleh setan yang akan menyesatkannya dari jalan kebenaran. Tak heran jika banyak diantara pemuda kita yang telah terlepas dari aturan agamanya akibat setan yang menyesatkannya. Lihatlah bagaimana setan menyesatkan para pemuda muslim yang gandrung dan mabuk kepayang dengan ALIRAN musik UNDERGROUND, semisal: Black Metal, Punk, Cresh Metal, Heavy Metal, dan lainnya. Mereka telah ditelanjangi oleh setan dari aturan Islam, agama Allah Yang Maha Perkasa; tak ada lagi istilah halal dan haram, semuanya halal !! 

Tak heran jika ada diantara mereka yang minum darah, menusuk hidungnya atau telinganya dengan perhiasan. Padahal semua itu haram !! Diantara mereka, ada yang mengucapkan kata-kata jorok, bahkan kata-kata KAFIR berupa penghinaan kepada Allah, agama-Nya, Rasul-Nya, hari pembalasan, meremehkan neraka & siksaannya. Sebaliknya, malah mengagungkan Iblis, setan, dan simbol-simbol kekafiran, kemaksiatan, dan kedurhakaan. Sungguh, sungguh aneh, ber-KTP muslim, namun perbuatannya maksiat & kafir !! Na'udzu billah minal khudzlan.

Inilah realita pemuda muslim yang senang musik, lalu musik mengantarkan dirinya kepada jurang kekafiran, akibat menganut dan taqlid buta kepada sebagian aliran musik yang ekstrim. Sebagian ulama salaf berkata, 

"Maksiat adalah pengantar menuju kekafiran sebagaimana halnya ciuman pengantar menuju jimak, nyanyian adalah pengantar menuju zina, pandangan adalah pengantar menuju kerinduan, dan sakit pengantar menuju kematian". [Lihat Al-Jawab Al-Kafi (hal. 33) karya Ibnul Qoyyim] 

Maka lihatlah pengaruh maksiat, seperti musik; musik mengantarkan kepada kekafiran. Awalnya pemuda kita senang dengan musik pop, dari pop pindah ke rock, dari rock pindah ke aliran musik UNDERGROUND. Disinilah ia memungut kebiasaan yang amat jelek, mulai cara berpakaian, cara ngomong, cara berjalan, merokok, cara berpenampilan, dan lainnya. 

Aliran musik -khususnya Black Metal- amat gandrung dengan atribut, dan pakaian hitam yang bergambar kepala kambing atau tengkorak, karena konon kabarnya hitam adalah lambang kesesatan dan kekafiran; sedang tengkorak sebagai lambang morfinis. 

Sepatu, rambut, kendaraan, pakaian dan atribut lainnya, semuanya berusaha dimodel ala artis dan idola mereka, walaupun ia kafir, semisal Curl Cobain, Meihem, dan lainnya. Walaupun idola mereka ini kafir dan durhaka kepada Allah, tapi tetap dicintai oleh pemuda "MUSLIM" yang tergila-gila dengannya. Padahal Allah berfirman, 

"Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau Saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Meraka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya. dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah hizbullah (golongan Allah). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung". (QS. Al-Mujadilah: 22). 

Syaikh Muhammad bin Sulaiman At-Tamimiy-rahimahu llah- berkata, "Barangsiapa yang mentaati Rasul -Shollallahu 'alaihi wasallam- , dan mengesakan Allah, maka tak boleh baginya mencintai orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, walaupun orang yang ia cintai adalah kerabat terdekatnya" . [Lihat Tashil Al-Ushul Ats-Tsalatsah (hal. 11), cet. Dar Ibnu Rajab] 

Seorang muslim hendaknya mencintai dan mencontoh orang-orang sholeh, seperti Nabi -Shallallahu 'alaihi wa sallam-, para sahabatnya, dan pengikutnya yang setia. Janganlah kalian tertipu dan terpedaya dengan kehidupan dunia yang Allah berikan kepada orang-orang kafir dan pelaku maksiat. Glamournya dunia ini nampak indah, namun hakikatnya musibah. 

Allah -Ta'ala- juga berfirman 

"Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu". (QS. Al-Hadid: 20). 

Dunia lebih kita dahulukan dibandingkan akhirat, padahal akhirat lebih baik dan lebih abadi di sisi Allah. Tak heran jika sebagian manusia mengutamakan pekerjaan dan perdagangannya ketika waktu sholat telah tiba sehingga masijd-masjid Allah kosong dari jama'ah. Dunia hanyalah ladang perbekalan menuju kehidupan akhirat yang lebih baik, bukan tujuan akhir. 

Allah -Azza wa Jalla- berfirman, 

"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka Tidakkah kamu memahaminya? " (QS. Al-An'aam: 32). 

Kini anda telah tahu bahwa dunia hanyalah persinggahan sementara dalam mengambil bekal menuju akhirat; menuju perjumpaan dengan Allah -Azza wa Jalla-. Maka ambillah dari dunia sesuatu yang bermamfaat bagi akhiratmu; namun jangan sampai kalian terpedaya dengan gemerlap dan hijaunya dunia ini. 

AlloHu Ta'ala A'lam Bish showab



Senin, Juni 01, 2009

JIHAD seorang IBU


Rasulullah SAW bersabda,
"Setiap jerih payah istri di rumah sama nilainya dengan jerih payah suami di
medan jihad." (HR Bukhari dan Muslim). 
Pada dasarnya, Islam telah memberikan
keistimewaan kepada para istri untuk tetap berada di rumahnya. Untuk mendapatkan
surga-Nya kelak, para istri cukup berjuang di rumah tangganya dengan ikhlas.
Tetesan keringat mereka di dapur dinilai sama dengan darah mujahid di medan
perang.

Menjadi ibu rumah tangga kedengarannya memang sepele dan remeh, hanya
berkecimpung dengan urusan rumah dari A-Z, namun siapa sangka banyak sekali
kebaikan dan hikmah yang dapat diperoleh. Ibulah yang mengambil porsi terbesar
dalam pembentukan pribadi sebuah generasi.
Pertumbuhan suatu generasi bangsa pertama kali berada di buaian para ibu. Di
tangan ibu pula pendidikan anak ditanamkan dari usia dini, dan berkat keuletan
dan ketulusan ibu jualah bermunculan generasi-generasi berkualitas dan
bermanfaat bagi bangsa dan agama.
Dalam Islam, ini adalah tugas besar, namun sangat mulia dan akan
dipertanggungjawabk an di akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Seorang
istri pemimpin di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab atas
kepemimpinannya." (HR Bukhari dan Muslim).
Sayangnya, kebanyakan wanita modern saat ini tidak menyukai aktivitas rumah
tangga. Mereka lebih bangga bekerja di luar rumah karena beranggapan tinggal di
rumah identik dengan ketidakmandirian dan ketidakberdayaan ekonomi. Maka,
jadilah peran ibu di rumah dianggap rendah, dan tidak sedikit ibu rumah tangga
yang malu-malu ketika ditanya apa pekerjaannya.
Meskipun seorang wanita tidak bekerja setelah lulus sarjana, ilmunya tidak akan
sia-sia, sebab ia akan menjadi ibu sekaligus pendidik bagi anak-anaknya.
Kebiasaan berpikir ilmiah yang ia dapatkan dari proses belajar di bangku kuliah
itulah yang akan membedakannya dalam mendidik anak. Seorang ibu memang harus
cerdas dan berkualitas, sebab kewajiban mengurus anak tidak sebatas memberi
makan.
Ia harus mampu merawat dan mendidik anak-anaknya dengan benar, penuh kasih
sayang, kesabaran, menempanya dengan nilai dan norma agama agar sang anak mampu
menghindar dari pengaruh lingkungan dan kemajuan teknologi yang merusak akal dan
akhlaknya. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh seorang ibu yang cerdas.




Rabu, Mei 20, 2009

H I J A B


Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allahu Ta'ala. kita memujiNya meminta pertolongan kepadaNya dan memohon ampunanNya, serta berlindung kepada Allah dari kejelekan diri diri kita dan dari kejahatan amalan amalan kita. Barangsiapa yang Alloh beri petunjuk padanya, maka tiada yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tiada yang bisa menunjukkinya.
Dan aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allahu Ta'alaa dan tiada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya.

Untuk Wanita yang Keluar Rumah tanpa Hijab

Sebuah Nasehat dari Sam€ ¦Ãhatusy Syaikh Al-€ ¦âEUR~All€ ¦Ã¢mah Ibnu B€ ¦Ã¢z rahimahull€ ¦Ã¢h

Merebaknya kejahatan seksual kian memprihatinkan.Namun sedikit yang menyadari bahwa semua itu bersumber dari tersebarnya kerusakan sebagai akibat dari diumbarnya aurat wanita di tempat-tempat umum. Bocah yang masih ingusan atau kakek yang telah renta bisa menjadi pelaku kejahatan karena mereka secara terus-menerus dipaksa mengkonsumsi pemandangan yang bukan haknya. Ironisnya, sebagian korban adalah bocah perempuan yang belum mengerti apa-apa. Artikel berikut barangkali bisa menjadi renungan untuk kita semua. Agama Islam datang dengan memberikan kemuliaan kepada wanita, memeliharanya dan menjaganya dari terkaman serigala dari
kalangan manusia. Sebagaimana Islam menjaga hak-hak wanita, mengangkat
harkat dan martabatnya. Islam menjadikan wanita berserikat dengan
lelaki dalam hak memperoleh warisan. Islam mengharamkan perbuatan
mengubur anak perempuan hidup-hidup. Islam mewajibkan adanya izin dari
pihak wanita bila ia hendak dinikahkan oleh walinya. Wanita pun
diberikan kebebasan dalam mengatur dan mengurusi hartanya bila memang memiliki kecakapan. Islam mewajibkan kepada seorang suami untuk
menunaikan kewajiban yang banyak berkaitan dengan istrinya, sebagaimana Islam mewajibkan kepada seorang ayah dan karib kerabat si wanita untuk memberikan nafkah kepadanya ketika ia membutuhkan. Islam mewajibkan wanita untuk menghijabi dirinya dari pandangan laki-laki yang bukan mahramnya. Agar ia tidak menjadi barang dagangan murahan yang bisa
dinikmati oleh setiap orang.
Firman ALLAH "Apabila kalian meminta sesuatu kepada para istri Nabi maka mintalah dari balik tabir. Yang demikian itu lebih suci bagi hati-hati kalian dan hati-hati mereka.(Al-Ahzab: 53)
Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, dan putri-putrimu serta wanita-wanita kaum mukminin, hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka di atas tubuh mereka. Yang demikian itu lebih pantas bagi mereka untuk dikenali (sebagai wanita merdeka dan wanita baik-baik) hingga mereka tidak diganggu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Penyayang.(Al-Ahz€ ¦Ã¢b: 59)
Dalam surat An-Nur, Dia Yang Maha Tinggi berfirman:

Katakanlah kepada wanita-wanita mukminah:
Hendaklah mereka menundukkan pandangan mata mereka dan menjaga kemaluan
mereka serta jangan menampakkan perhiasan mereka kecuali apa yang biasa
tampak darinya (tidak mungkin ditutupi). Hendaklah pula mereka
menutupkan kerudung mereka di atas leher-leher mereka dan jangan mereka
tampakkan perhiasan mereka kecuali di hadapan suami-suami mereka, atau
ayah-ayah mereka, atau ayah-ayah suami mereka (ayah mertua)(An-Nur: 30-31)
(kecuali apa yang biasa tampak darinya) ditafsirkan oleh shahabat yang mulia Abdullah bin Mas ud radhiyallahu anhu
bahwa yang dimaksud adalah pakaian luar1, karena pakaian luar tidak
mungkin ditutupi kecuali (yang bersangkutan harus) mengalami kesulitan
besar. Sementara Ibnu Abbaas radhiyallahu anhuma dalam
pendapatnya yang masyhur menafsirkannya dengan wajah dan dua telapak
tangan. Namun yang lebih kuat dalam hal ini tafsiran Ibnu Mas ud radhiyallahuanhu,
karena ayat hijab yang disebutkan sebelumnya menunjukkan wajibnya
menutup wajah dan kedua telapak tangan. Dan juga karena wajah termasuk
perhiasan wanita yang paling utama, maka penting sekali menutupnya.
Syaikhul Islaam Ibnu Taimiyyah rahimahullah
berkata:Wajah dan dua telapak tangan (wanita) biasa terbuka di awal
Islam. Kemudian turun ayat hijab yang mewajibkan wanita untuk menutup
wajah dan dua telapak tangannya. Karena membuka wajah dan dua telapak
tangan di hadapan selain mahram termasuk sebab fitnah terbesar. Di
samping juga sebagai pendorong terbesar bagi seorang wanita untuk
membuka bagian tubuhnya yang lain. Bila wajah dan dua telapak tangan
itu dihiasi dengan celak dan pacar (inai) atau berbagai hiasan lainnya
yang mempercantik penampilan, maka membuka wajah dan dua telapak tangan
dalam keadaan seperti ini (di hadapan laki-laki yang bukan mahram,
pent.) diharamkan dengan kesepakatan ulama. Sementara keumuman wanita
di zaman ini, mereka menghiasi dan mempercantik wajah dan dua telapak
tangannya. Maka pada keadaan yang demikian, bersepakatlah dua pendapat
yang semula berbeda2 untuk menyatakan keharaman membuka wajah dan dua
telapak tangan. Adapun yang dilakukan oleh kaum wanita pada hari ini
dengan membuka tutup kepala, leher, dada, lengan atas, betis, dan
sebagian pahanya (ketika keluar rumah atau di hadapan laki-laki yang
bukan mahramnya, pent.), maka hal ini merupakan perbuatan mungkar
dengan kesepakatan kaum muslimin, tanpa diragukan sedikitpun oleh orang
yang memiliki pengetahuan/ ilmu agama yang paling rendah sekalipun.
Fitnah yang ditimbulkan karena perbuatan mungkar ini begitu besar dan
dampaknya demikian mengerikan. Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala
agar memberi taufik kepada pimpinan kaum muslimin agar melarang
perbuatan ini, memutuskannya dan mengembalikan wanita kepada hijaab
yang Allah Subhanahu wa Ta€ ¦âEUR(tm)ala perintahkan kepadanya dan menjauhkan wanita dari sebab-sebab fitnah.
Dan wanita-wanita tua yang telah terhenti (dari
haid dan mengandung) yang tidak ingin menikah lagi, tidak ada dosa bagi
mereka untuk menanggalkan pakaian luar mereka tanpa bermaksud tabarruj
dengan menampakkan perhiasan. Bila mereka menjaga kehormatan diri
mereka (dengan meninggalkan perkara yang membuat fitnah) maka itu lebih
baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengarn lagi Maha Penyayang.(An-Nur: 60)
Dalam ayat yang awal, Allah Subhanahu wa Ta€ ¦âEUR(tm)ala
memerintahkan kepada wanita untuk tetap tinggal dalam rumahnya, karena
keluarnya mereka dari rumah umumnya menimbulkan fitnah. Sementara itu
dalil-dalil syar€ ¦âEUR(tm)i juga menunjukkan bolehnya wanita keluar dari
rumahnya bila ada keperluan dengan mengenakan hijab dan menjauhi sebab
fitnah. Akan tetapi tinggalnya mereka di rumah mereka merupakan
hukum/ketentuan yang asal dan itu lebih baik bagi mereka dan lebih
menjauhkan mereka dari fitnah. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala
melarang mereka bertabarruj seperti tabarrujnya orang-orang jahiliyyah,
yaitu dengan menampakkan kebagusan dan keelokan yang membuat laki-laki
terfitnah.
Dalam ayat yang kedua, Allah Subhanahu wa Ta'ala
membolehkan wanita-wanita yang sudah tua yang tidak memiliki keinginan
menikah untuk melepaskan pakaiannya, dalam arti tidak mengenakan hijab.
Namun dengan syarat tidak tabarruj dengan memamerkan perhiasannya.
Dengan demikian bila mereka mengenakan perhiasan, mereka harus
berhijab. Bila wanita yang sudah tua diberikan ketentuan demikian
sementara kita tahu mereka tidak lagi membuat fitnah bagi lelaki dan
umumnya tidak pula membangkitkan syahwat lelaki, lalu bagaimana kiranya
dengan wanita-wanita muda, remaja-remaja belia yang dapat membuat
lelaki terfitnah?
Kemudian dalam ayat yang sama, Allah Subhanahu wa Taala
mengabarkan bila wanita yang sudah tua itu menjaga kemuliaan dirinya
dengan tetap berhijab maka itu lebih baik bagi mereka, sekalipun mereka
tidak bertabarruj dengan memamerkan perhiasan. Semua ini demikian jelas
dan gamblangnya untuk menekankan wanita agar berhijab ketika keluar
rumah, tidak membuka wajahnya di hadapan lelaki yang bukan mahramnya
dan menjauhi sebab-sebab fitnah.
Wallahulam.

Footnote:
1 Sehingga yang boleh ditampakkan oleh wanita ketika keluar rumah hanyalah pakaian luar yang menutupi seluruh tubuhnya

2 Antara pendapat yang mengatakan wajah dan dua telapak tangan harus
ditutup dengan pendapat yang menyatakan tidak harus ditutup




Jumat, Mei 08, 2009

HAWA... kenalilah dirimu



Sadarkah ukhti...??? Sebelum datangnya cahaya Islam, kita didzalimi, hak kita dirampas, kita dikubur hidup2, ta' ada penghormatan dari kaum adam, kita tidak bernilai di mata kaum adam, kita hanya sebagai alat untuk memuaskan hawa nafsu mereka. Tapi...kini setelah cahaya Islam menyelubungi alam, derajat kita diangkat, harga diri kita dipelihara, hak2 kita dihargai dan kita mendapat tempat mulia di sisi Allah sehingga tiada "Sebaik-baik hiasan di dunia melainkan Wanita Sholehah"

UKHTI ...Kenapa ukhti tidak menghargai nikmat IMAN dan ISLAM?Kenapa ukhti enggan mentaati ajaran-Nya?Kenapa masih ragu untuk mengamalkan kandungannya dan kenapa masih was-was untuk memetuhi perintah-Nya?
Wahai HAWA...Sadarkah ukhti, engkau dapat menggoncang dunia dengan melahirkan manusia-manusia hebat yakni yang sholeh dan sholehah. Engkau bisa menggegerkan dunia dengan menjadi istero yang taat serta memberi dorongan dan sokongan pada suami yang sejati dalam menegakkan ajaran Islam. Tapi... jangan sesekali engkau mencoba menggoncang keimanan lelaki dengan lembutnya suaramu, dengan senyumanmu manis wajahmu, dengan gemulainya tubuhmu.Jangan Ukhti...Jangan sesekali mencoba menarik perhatian kaum Adam yang bukan suamimu. Jangan sesekali menggoda lelaki yang bukan suamimu. Karena khawatir akan mengundang kemurkaan dan kebencian Allah dan menyenangkan syaitan. Karena wanita adalah salah satu perangkap syetan, alat yang digunakan syetan dalam menyesatkan Adam.
Wahai HAWA ...Andai engkau masih remaja, jadilah anak yang sholehah buat kedua ibu bapakmu. Andai engkau belum menikah, janganlah risau, ingatlah ukhti, janji Allah yakni Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Jangan menggadaikan harga dirimu hanya semata-mata karena seorang lelaki. Jangan memakai pakaian yang menampakkan sosok tubuhmu yang begitu indah yang dapat menarik perhatian dan memikat lelaki, karena engkau bukan memancing hatinya tapi merangsang nafsunya yang kapan saja bisa menerkam. Pakailah pakaian yang menutup aurat sesuai ajaran Islam, yang sederhana tidak berlebihan.
Wahai HAWA ...Lelaki yang baik tidak melihat paras rupa, lelaki yang sholeh tidak memilih wanita melalui keseksiannya, lelaki yang wara' tidak menilai wanita melaluinya keayuannya, kemanjaannya, kekayaannya, kemampuan mereka menggoncang iman. Tapi...ukhti , Lelaki yang baik akan menilai wanita melalui akhlaknya, kepribadiannya dan agamanya. Belum ada kata terlambat untuk kita ukhti, selalu memperbaiki dan berusaha menjadi lebih baik, agar kita mendapatkan suami sholeh pula. Lelaki yang baik tidak menginginkan sebuah pertemuan dengan wanita yang bukan muhrimnya karena dia takut memberi kesempatan pada syetan untuk menggodanya. Lelaki yang wara' juga tak mau bermain cinta sebab dia tahu apa tujuan dalam hubungan antara lelaki dan wanita yaitu PERNIKAHAN.
Oleh karena itu HAWA ...Jagalah pandanganmu, jagalah pakaianmu, jagalah akhlakmu, kuatkan pendirianmu, kuatkan imanmu jangan mudah tergoda dengan bujuk rayu syetan. Andai kata ditakdirkan tiada cinta dari Adam untukmu, cukuplah hanya cinta Allah menyinari dan memenuhi jiwamu, biarlah hanya cinta kedua ibu-bapakmu yang memberi kehangatan dan kebahagiaan buat dirimu, cukuplah sekadar ciunta saudara serta keluarga yang akan membahagiakan dirimu cinta karena Allah.
Cintailah Allah di kala susah dan senang karena kau akan memperoleh cinta dari insan yang juga mencintai Allah. Cintailah kedua ibu-bapakmu karena kau akan memperoleh keridhaan Allah. Cintailah keluargamu karena tiada cinta selain cinta keluaga.

Rabu, April 29, 2009

bersama kesulitan terdapat kemudahan

Ketika kesulitan hidup itu datang, hati berubah gundah, kesana-kemari seolah mencari sesuatu yang hilang. Tekanan darah naik, darah pun mengalir tak beraturan, menekan keras ke otak hingga membuatnya panas, lalu mengendap di dada menekan paru-paru hingga nafas terasa berat, detak jantung tidak menentu, dada berdebar-debar menekan balik darah. Sementara itu keringat dingin pun membeku, dan sekujur tubuh terasa pegal. Emosi kian memuncak, dengan sorotan mata yang tajam dan pikiran berputar-putar mengitari tumpukan segala kegundahan.

Setiap orang pasti pernah mengalami saat-saat sulit dalam menjalani kehidupannya. Kadang kesulitan itu memang membuat seseorang frustasi, bingung, stres, panik, putus asa dan sikap negatif lainnya. Namun hal ini hanya terjadi pada kebanyakan orang yang hidupnya jauh dari tuntunan Al-Qur`an. Jauhnya mereka dari tuntunan Al Qur'an menyebabkan mereka gampang gelisah, tegang, dan marah. Mereka menjalani kehidupan ini dengan beban masalah dan tekanan batin yang luar biasa beratnya, sehingga menjauhkan mereka dari kebahagiaan hidup.

Seorang mukmin tentu berbeda dalam menyikapi berbagai kesulitan hidup yang dihadapinya.Mereka memahami bahwa kesulitan atau ujian diberikan oleh Allah dalam rangka menguji hamba-Nya. Dan mereka tahu bahwa kesulitan itu dibuat untuk membedakan antara mereka yang benar-benar beriman dan mereka yang memiliki penyakit di hatinya, yaitu mereka yang tidak tulus dalam meyakini keimanan mereka. Karena itu, ujian atau kesulitan yang hadir dalam kehidupan kita akan menunjukkan siapakah kita sebenarnya. Allah menjelaskan melalui firman-Nya, bahwa Dia akan menguji manusia untuk melihat siapakah yang benar-benar beriman.

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar." (Ali Imran: 142)

"Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin)...."(al-Baqarah: 179)

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan"(Alam Nasyirah 5-6)


Ketika membaca terjemahan ayat tersebut, hendaknya semakin menambah kesadaran kita bahwa kehidupan ini memang dipenuhi dengan aneka masalah dan berbagai kesulitan. Karena dunia ini merupakan tempat pembebanan. Tidak ada seorang pun yang terbebas dari masalah selama mereka hidup di dunia. Dan sungguh merugi orang yang larut dalam kesedihan, kesedihan yang panjang justru akan semakin menyulitkan diri dalam menghadapi masalah. Hanya dengan keberanian untuk bangkit dan bersabar, kesulitan itu akan terasa mudah. Berbahagialah orang yang mampu bersabar dalam menghadapi setiap kesulitan hidup, karena Allah beserta orang-orang yang sabar. Amin.

Melalui berbagai kesulitan yang kita hadapi, boleh jadi dengan kesulitan itu kita makin mendekat dengan Nya, mencurahkan isi hati kepada Nya, menangis dihadapan Nya karena memang manusia diciptakan lemah/dhaif. Hanya Allah lah yang Maha Kuat. Yakinlah kita 1 kesulitam yang kita hadapi terdapat minimal 2 kemudahan. Berserahlah kepada Nya.Bersyukur atas kesulitan yang diberikan Nya kepada kita.


Selasa, April 14, 2009

Tidak ada SUPERMAN tanpa SUPERWOMAN


Jangankan lelaki biasa, Nabi pun terasa sunyi tanpa wanita. Tanpa kita kaum akhwat (hik's) HATI, PIKIRAN, PERASAAN lelaki akan RESAH, walaupun sudah ada segala-galanya. Kepada Wanita lah lelaki memanggil ibu, istri, atau puteri. Mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok oleh lelaki, tetapi lelakinya sendiri yang tidak lurus, mana mungkin mampu meluruskan Wanita.

Sungguh tak logis kayu yang bengkok menghasilkan bayang-bayang yang lurus. Luruskanlah Wanita dengan petunjuk ALLAH SWT.Didiklah Wanita dengan panduan dari-Nya. Jangan coba menjinakkan Wanita dengan Harta, nanti mereka semakin liar. Jangan hibur Wanita dengan Kecantikan, nanti mereka semakin menderita. Semua yang bersifat sementara tidak akan menyelesaikan masalah, Kenalkan mereka kepada Allah-Dzat yang kekal, disitulah kuncinya. Akar mereka setipis rambutnya, tebalkan dengan Ilmu. Hati mereka serapuh kaca, kuatkan dengan Iman. Perasaan mereka selembut sutera, hiasilah dengan Akhlak.

Akan terhibur dan berbahagialah mereka, walaupun tidak jadi ratu cantik dunia, presiden, ataupun perdana menteri, woman Gladiator. Bisikkan ke telinga mereka bahwa kelembutan bukan suatu kelemahan. Itu bukan diskriminasi Tuhan. Sebaliknya disitulah kasih sayang Tuhan, karena rahim wanita yang lembut akan mengandung lelaki2 yang akan menjadi pahlawan, negarawan, karyawan, jutawan, dan wan-wan lainnya(hik's). Tidak akan lahir SUPERMAN tanpa SUPERWOMAN. Wanita yang lupa hakikat kejadiannya, pasti tidak akan terhibur dan tidak menghiburkan. Tanpa Ilmu, Iman 'n Akhlak mereka bukan saja tidak bisa diluruskan, bahkan mereka membengkokkan.

Lebih banyak lelaki yang dirusakkan oleh perempuan daripada perempuan yang dirusak oleh lelaki. Sebodoh-bodohnya perempuan bisa menundukkan sepandai-pandai lelaki. Itulah akibatnya jika Wanita tidak mengenal Allah SWT. Mereka tidak akan kenal diri sendiri, apalagi mengenal lelaki. Kini tidak hanya Bos telah kehilangan sekretarisnya, bahkan anak kehilangan ibu, suami kehilangan istri dan bapak kehilangan puterinya. Bila wanita durhaka dunia akan terjadi bencana. Bila tulang rusuk patah, rusaklah jantung , hati dan limpa. Para lelaki jangan hany berharap ketaatan tetapi kepemimpinan.

Pastikan sebelum memimpin Wanita menuju Allah SWT pimpinlah diri sendiri menuju kepada Allah SWT. Jinakkn diri dengan Allah, niscaya jinaklah segala2nya di bawah kepemimpinan kita.

JANGAN MENGHARAP ISTRI SEPERTI KHADIJAH KALAU PRIBADI KITA BELUM SEPERTI NABI MUHAMMAD SAW.


Rabu, April 01, 2009

Kesucian Diri


Di dunia kampus, dunia remaja(ciye...) ada saat dimana idealisme kadang2 sulit untuk diwujudkan. Salah satunya adalah keinginan Menikah Muda so, yang sudah tua ga' boleh(he9). Sebuah keinginan mulia yang didasari sunnah Rasulullah SAW, serta menjauhi perbuatan zina. Dengan menikah kita sudah menyempurnakan separuh agama.Bagi sebagian besar aktivis daqwah, anjuran mulia ini terbentur pada realitas yang menjadikan mereka semakin sulit mengambil keputusan. Antara kegiatan dakwah, nikah, ma'isyah atau konsentrasi untuk kuliah.

Pada kenyataannya hal ini sangat kasuistik, yaitu setiap orang berada pada tingkat permasalahan yang berbeda-beda,yang selanjutnya mengakibatkan setiap orang mengambil keputusan untuk konsentrasi menyelesaikan kuliah baru menikah.

Mereka beranggapan merasa belum mampu secara mental atau finansial untuk menghidupi keluarga 'n mereka terbentur dengan izin dari orang tua yang tetap menginginkan anakanya untuk menyelesaikan kuliahnya dulu. Disamping itu ada sebuah alasan yang cukup mendasar, yaitu mereka belum memperoleh sosok ideal yang dapat dijadikan paanutan bagi mereka yang mendeskripsikan sosok mahasiswa yang sukses kuliah sampai nikah. Artinya, kuliah tetap lancar sesuai jadwal dan perekonomian keluarga muda tidak kacau balau. Keputusan tersebut buannya tanpa resiko, banyak rsiko yang harus dihadapi mahasiswa tersebut.

Salah satunya rentan fitnah. Fitnah. Fitnah tersebut bisa berupa virus AI (bukan Alfian Influenza,tapi... virus AKHWAT bagi yang Ikhwan, IKHWAN bagi yang Akhwat) maupun virus Merah Jamnu dari luar kominitas yang ngaji. Virus pertama lebih berbahaya dari Virus Kedua. Hal ini dikarenakan kedua orang yang terkena virus sama2 "MUDENG" alias paham hukumnya kalau perbuatan yang dilakukannya tidak benar menurut syariat.

Komunitas kampus sangatlah PLURAL. Banyak mahasiswa yang ngaji tak sedikit pula yang tidak. Banyak AKhwat berjilbab, tetap saja banyak yang tidak berjilbab. Fakultas yang banyak berjilbab (istilah fakultas subur), namun fakultas yang sedikit berjilbab(istilah fakultas gersang). Mahasiswa yang kuliah pada Fakultas Subur sering terkena virus AI sdgkn di fakultas Gersang sering terkena virus Merah Jambu.

Ada beberapa kejadian yang membuat kita perlu beristighfar. Ada mahasiswaa ang sudah sekian tahun ikut mengaji. Kuliah di fakultas Gersang prinsip2 yang diperoleh dari kajian2 harus diuji. Awalnya dia kuat, dapat bertahan dengan prinsip2 nya walaupun dengan sedikit flexibel. Lama kelamaan pertahanannya "JEBOL" juga. Terseranglah ia Virus Merah Jambu dengan mahasiswi yang sangat jelas beda pemahamannya. Bersyukurlah bagi kalian yang awalnya kurang pemahaman Islam, karena kemurahan Allah SWT sehingga diberi pemahan lebih tentang Islam.Alhamdulillah.Meskipun harus berkecimpung di fakultas Gersang.

Walaupun secara umum, menikah dengan wanita muslimah yang manapun itu diperbolehkan, namun alangkah baiknya kita memilih pasangan hidup yang Sekufu baik dari sisi pemahaman dien-nya maupun sisi lainnya.

Lalu bagaimana caranya menjaga KESUCIAN DIRI? Ditengah kondisi yang penuh fitnah. Baru keluar rumah sebentar saja sudah difitna, dijalan ketemu fitnah sampai dikampus fitnanya lebih dahsyat.

"Dan orang-orang yang tidak mampu nikah, hendaklah menjaga kesucian dirinya, sehingga Allah memampukan mereka dengan dirinya" An Nur 33
Berikut beberapa cara menjaga KESUCIAN DIRI :
a. BERPUASA=> Anjuran Nabi SAW bagi pemuda/pemudi yang belum mampu menikah atau sudah mampu tapi masih ada beberapa problematika kehidupan yaitu memperbanyak puasa sunnah. Banyak alternatif yang bisa diambil dari puasa 3 hari setiap bulan, puasa senin kamis sampai puasa Daud, adapun puasa sunnah yang disyariatkan lainnya. Selain itu berdoa kepada ALLAH SWT supaya diberikan perlindungan dan kekuatan untuk mengendalikan fitnah hawa nafsu.Serta berdoa supaya Allah memeberikan kemampuan untk segera menikah.

b. Menyibukkan DIRI=> menyibukkan diri dengan hal-hal yang positif. Bagi yang masih kuliah segera diselesaikan perkuliahannya. Bila kita sudah wajib untuk nikah menurut syariat dan pernikahan tidak akan terjadi bila kita belum selesai kuliah atau belum memperoleh penghasilan. Maka menyelesaikan kuliah dan segera mencari penghasilan tersebut hukumnya wajib.

c. MENIKAH=> Kuliah bukanlah menghalang-halangi pernikahan, karena dengan menikah ada yang lebih semangat dalam belajar dan rejeki semakin banyak dan barakhah. Jika kuliah belum selesai atau hampir selesai dan sudah mendapat penghasilan maka jangan tunda2 lagi untuk menikah. Karena menikah dapat menyelamatkan seluruh panca indera kita dari perbuatan maksiat kepada Allah. Dan tentunya lebih dekat pada pahala.Insyaallah.





Jumat, Maret 27, 2009

Ngerumpi AKHOWAT

"Mas, ana untuk beberapa hari ini ijin gak ikut rapat..."Lho kenapa???..."balas BEJO sambil mendekatkan telinganya ke gagang telepon, mencoba menyelami isi hati adik tingkatnya.

"Ini lo Mas, masak tiap rapat banyak ngerumpinya?Klo yg dibicarakan untuk kebaikan umat ya gak masalah, ini malah ngobrol tentang AKHOWAT truz!!!, Sahut PAIMO

Ooooo..."Jawab BEJO sedikit kaget

Kejadian di atas bukanlah kejadian tanpa lakon. Banyak cerita yang muncul dengan beragam versi, tapi intinya sama yaitu kebiasaan membicarakan akhowat yg menggejala. Mungkin akhowat juga?mungkin. Disadari / tidak inilah yang terjadi. Bukan maksud membuka AIB"Padepokan Ikhwan",tapi agar perjalanan dakwah ini tidak berujung buntu karena masalah seperti ini.

Mulanya hanya bergurau, mengisi waktu di tengah penatnya rapat. Satu jam pertama rapat masih konsent membahas daqwah. Banyak ide yang bertentangan yang menghalangi jalannya rapat. Namun di akhir rapat,saat sudah lelah, datanglah sosok"Ukhti Jamilah" ke tengah rapat. Waduh, kalau sudah begini rapatpun jadi tertunda.

Kenapa harus AKHOWAT???
Kasus seperti ini banyak terjadi di dunia pelajar atau kampus, yg sering mempertemukan antara ikhwan dan akhwat dalam satu tempat. Dalam kelas, saat diskusi atau dalam satu kelmpok tugas mau ga mau harus berinteraksi dengan satu tim. Atau diluar kampus namun dalam satu organisasi,menghajarkan pertemuan bareng dalam berkreativitas.
Dari sanalah muncul bayang2 si akhi dan si ukhti yang tidak mau hilang. Bayangan tersebut membekas dan menghujam ke hati. Sosok sholihah, lembut, penuh perhatian, supel, sabar dan seabrek kelebihan lain terpatri kuat menyelimuti bayangan tadi.

Saya mencoba bertanya kepada ustadz tentang hal ini, jawabnya mudah,? "Lha sudah pada nikah lom? Saya hanya tersenyum. "Masalahnya sudah saatnya nikah semua? "Dan kadang dambaan kekasih hatinya yang belum teridentifikasi siapa orangnya itu, jatuh ke akhowat atau teman sekitarnya"
Lanjutnya lagi. "Dan tidak semua ikhwan atau akhwat itu aktif bergerak dalam kancah daqwa.jadi hanya beberapa ikhwan saja yg banyak dibicarakan di kalangan akhowat atau beberapa akhowat saja yang beredar di kalangan ikhwan.

Kenapa Dipermasalahkan ???
Membicarkan akhowat kaDng diperlukan, jika hal itu untuk mencari tahu jati diri si ukhtid alam tahap menuju ke jenjang perikahan. Namun jika tidak dan hal ini menjadi kebiasaan, akan dapat merusak hati dan menambah dosa gibah. Merusak niat dan melencengkandakwah itu sendiri. Paling tidak terkena "Sindroma Akhowat" begitu istilah sebuah keadaan dimana serasa ada yang kurang bila tidak ada keikutsertaan akhowat dalam kegiatan, atau serasa ada semangat baru saat kegiatan melibatkan akhowat.

Akhirnya, kita instropeksi diri dan benarlah Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah" rahimahulloh
dalam banyak bukunya.Bahwa perkataan lisan, perbuatan anggota badan dan pikiran hanyalah cerminan hati. Jika hati sudah tertatih dan selalu dipenuhi untuk Ingat ALLAH, Rasul, dab JIHAD di JalanNya, maka pikiran dan anggota badan lain akan mengikutinya.






Rabu, Maret 18, 2009

pacaran VS khitbah ???


PACARAN vs KHITBAH ???

Obrolan ringan seputar pacaran di kalangan Remaja. Ada yang PRO ada juga yang KONTRA. PRO bagi mereka yang hanya mengejar kesenangan(syahwat) KONTRA bagi mereka yang paham dengan Hukum Islam. Termasuk yang mana kita???PRO atau KONTRA,em jangan2 pilihannya ATAU, tidak punya pendirian donk!!!

PACARAN...???kata ini tidak asing lagi di telinga remaja. Mulai dr SD, SMP, SMA, Mahasiswa. Ironis sekali balita umur 4 th sudah tahu apa itu pacaran, Masyaallah!!! Pada masa remaja, biasanya pemuda dan pemudi alias ABG mulai naksir sama lawan jenisnya.Ehm...hayo ngerasa khan?!?
Ya bisa dikata tahap pedekate truz pacaran.Dalam dunia Islam tidak mengenal istilah pacaran, tapi TA'ARUF semacam mengenal calon pasangan kita itu pun harus disertai dengan mahrom. Bagi kita yang tidak kenal sama sekali bisa lewat tukar menukar biodata atau cari informasi ke keluarga/saudara nya, ke teman dekatnya atau tetangga dan lain sebagainya sebatas tidak melanggar ketentuan Hukum Islam.PACARAN dapat diartikan bermacam-macam, tetapi intinya adalah jalinan cinta kasih antara seorang dengan lawan jenisnya. Praktik pacaran juga bermacam-macam ada yang sekedar berkirim SMS atau telepon (ehm...nich yang lagi ngetrend), antar jemput alias tukang ojek atau menemani pergi ke suatu tempat, APEL(ehm ...bkn buah loch?kalau buah ma enyak) sampai ada yang layaknya pasangan suami istri(ih...naudzubillah!!!) dan masih banyak lagi.Biasanya nich ya!Remaja yang pacaran bangga dan PD kalau sudah punya pacar. Tapi bagi remaja yang tidak punya pacar merasa minder alias kurang gaul.Tenang saja...PACARAN itu diharamkan di dalam ISLAM karena mendekati ZINA. Bersyukurlah kalian Remaja yang tidak pernah pacaran Rahmat dan Kasih Sayang ALLAH menyertaimu.Di dalam ISLAM, istilah hubungan percintaan antara laki-laik dan perempuan pranikah dikenal dengan istilah KHITBAH. Apa itu KHITBAH??? yaitu meminang. Ketika seorang laki-laki menyukai seorang perempuan,dengan cinta karena ALLAH maka ia diharuskan segera mengkhitbahnya. Dengan maksud menikahinya dalam waktu dekat, so tidak boleh lama-lama (ehm...ada yang 2 tahun,bukan khitbah lagi tuch namanya!!!). Selama masa khitbah keduanya harus menjaga agar tidak melanggar aturan yang sudah ditetapkan dalam Islam, seperti berduaan, memperbincangkan aurat, menyentuh, mencium, memandang disertai nafsu, dan berperilaku selayaknya suami istri, kalau dilakukan ya sama saja dengan pacaran!!!so be carefull

Sebenarnya Allah telah menjadikan rasa cinta dalam diri manusia. Dengan adanya rasa cinta, manusia biasa hidup berpasang-pasangan. Yakinlah sepenuh hati, Allah tidak akan salah dalam memilihkan pendamping hidup bagi kita. Ar Rum 21 => Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.Adanya pernikahan pasti ada cinta khan???

Apa itu cinta = > Cinta itu adalah kesalingcocokan.Cinta itu dinamakan cinta,karena cinta telah meleburkan apa saja yang ada dalam hati kecuali yang dicintai.Cinta adalah api dalam hati yang akan membakar semua harapan selain harapan sang kekasih.Cinta itu menyedikitkan sesuatu yang banyak dari dirimu dan memperbanyak sesuatu yang sedikit dari kekasihmu.Menyatakan cinta sebagai kejujuran hati tidaklah bertentangan dengan syariat Islam. Karena dalam hal ini ada ayat atau hadist yang secara implisit maupun eksplisit melarangnya. Cuman Islam memberi batasan2 antara boleh atau tidak boleh dilakukan dalam hubungan laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya.Batasan-batasan tersebut diantaranya :1. Tidak melakukan perbuatan yang mengarah ke ZINA, seperti halnya orang pacaran.2. Tidak menyentuh perempuan yang bukan mahrom. Sabda Rasul " Lebih baik memegang besi yang panas daripada memegang perempuan yang bukan istrinya"(Andai saja kau tahu, sangat berat siksanya)3. Tidak berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahrom, karena ketiganya syetan.4. Menjaga mata dan pandangan dari yang haram.5. Menutup aurat, diwajibkan kepada kaum wanita untuk menutup aurat kecuali kepada suaminya.Selagi batasan di atas tidak dilanggar maka kedua pasangan hukumnya boleh. Tetapi persoalannya apa mungkin pasangan tanpa berpandangan, berpegangan tangan, berciuman, dan lain sebagainya. Kalau mungkin silakan berpacaran, tapi kalau tidak mungkin jangan sekali-kali berpacaran karena AZAB ALLAH yang pedih akan datang .
PACARAN setelah NIKAH lebih bermakna,daripada PACARAN sebelum NIKAH!!!



Minggu, Maret 15, 2009

ROKOK...??? => Tuhan


Jangan ''Menuhankan' ' Rokok

SEMARANG- KH Abdullah Gymnastiar yang akrab disapa Aa Gym menyatakan
menghargai dan menghormati fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang
mengharamkan rokok.

Sebab, baik kajian ilmiah maupun dalam bungkus rokok tertulis bahwa
merokok itu dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi,
gangguan kehamilan dan bayi.

''Sebagai umat saya sangat menghargai dan menghormati fatwa ulama.
Saya yakin tidak ada kepentingan apapun kecuali ingin umatnya menjadi
lebih baik,'' kata KH Abdullah Gymnastiar usai pengajian akbar
Perayaan Muharram 1430 H di Universitas Sultan Agung (Unissula)
Semarang di masjid kampus itu, Selasa (27/1) siang.

Pendiri Pondok Pesantren Darut Tauhid di Jalan Gegerkalong Girang,
Bandung itu juga menjadi pembicara di dua tempat. Sekitar pukul 17:00
ia menjadi pembicara pada pengajian yang digelar DPU-Darrut Tauhid
bersama BNI Syariah, BNI Life Syariah, dan Asuransi Takaful di Hotel
Grasia.

Aa Gym usai shalat isya, mengisi pengajian yang diselenggarakan
Majelis Qolbun Salim di Masjid Raya Baiturrahman Simpanglima. Kegiatan
itu diikuti ribuan umat Islam dari berbagi daerah di Semarang dan
sekitarnya.
Meracuni Tubuh
''Saya tidak mau merokok karena tidak ingin merusak diri sendiri.
Tubuh ini adalah amanat Allah. Bagaimana mungkin saya meracuni tubuh
ini. Selain itu, dengan merokok juga bisa merusak orang lain. Kan,
merusak orang lain merupakan kezaliman,'' katanya.

Dia mengatakan orang yang mementingkan rokok atau mengabdi pada rokok,
seperti dengan merokok seolah-olah menjadi tenang, bisa berpikir itu
berarti telah ''menuhankan' ' rokok. Orang yang membelanjakan uangnya
sebagian besar untuk membeli rokok dari pada kebutuhan anak dan
bersedekah itu berarti mengabdi pada rokok.

''Kalau 'menuhankan' rokok kan tidak bagus. Berdasarkan hasil
penelitian, ada masyarakat yang lebih banyak membelanjakan uangnya
untuk membeli rokok dari pada untuk menyekolahkan anak dan kesehatan
putranya,'' ungkapnya.

Disinggung tentang dampak ekonomi akibat fatwa haram merokok, ia
mengatakan tidak perlu khawatir. Sebab, Allah Maha Kaya. Masih banyak
jalan lain dengan tidak menggantungkan hidup dari rokok.

Di Masjid Raya Baiturrahman, Simpanglima, Abdullah Gymnastiar mengajak
jamaah Majelis Qolbun Salim untuk meluruskan kembali niatnya,
meneguhkan keimanannya kepada Allah.

Dia mencontohkan ada seorang ayah yang menasehati anaknya, apa artinya
menjadi pandai dan kaya raya jika jauh dari Allah. Oleh karena itu,
kalau memiliki cita-cita cukup satu, yakni dekat pada Allah. ''Buat
apa harta melimpah kalau hati gelisah,'' katanya.(H3- 77)

http://suaramerdeka .com/smcetak/ index.php? fuseaction= beritacetak. detailberitaceta k&id_beritacetak =49220