THANK' TO ALLAH SWT


اَللّهُمَّ اِنِّي اَعُوْ ذبِكَ مِنَ اْلهَمِّ وَاْلحَزَ نِ وَ اَ عُوْ ذ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَاَعُوْذ بِكَ مِنَ اْلجُبْنِ واْلبُخْلِ وَأَعُوْذ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّ يْنِ وَ قَهْرِ الرِّ جَالِ

Jumat, Agustus 28, 2009

Membentuk Manusia Baru

Puasa di bulan Ramadhan bisa diibaratkan sekolah khusus yang ajaran barunya
selalu dibuka setiap tahun. Tujuannya setara dengan pendidikan praktis dalam
menyerap nilai-nilai yang paling tinggi.

Barangsiapa memasukinya untuk mendapatkan karunia Ilahi, kemudian berpuasa
sesuai aturan yang ditetapkan, lalu melakukan ibadah tambahan sesuai
syariat, maka ia akan lulus dengan menyandang gelar *muttaqin*. Dengan gelar
*muttaqin*, seseorang akan mendapatkan jaminan ampunan dari Allah SWT dan
terbebas dari api neraka.

''Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan berharap pahala dari Allah
SWT, niscaya Allah SWT mengampuni dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa
melakukan amal ibadah tambahan (sunah) di bulan Ramadhan karena iman dan
berharap pahala dari Allah SWT, maka ia akan diampuni dosanya yang telah
lalu.'' (HR Bukhari Muslim).

Syaikh Ahmad Musthofa Al-Maraghi dalam tafsirnya mengatakan, ada beberapa
sisi puasa yang dapat mengantarkan manusia meraih gelar *muttaqin*.

Pertama, puasa membiasakan seseorang takut kepada Allah SWT, karena orang
yang sedang berpuasa tidak ada yang mengontrol dan melihat kecuali Allah
SWT.

Kedua, puasa mampu menghancurkan tajamnya syahwat dan mengendalikan nafsu,
sebagaimana sabda Rasulullah SAW. ''Wahai para pemuda, barangsiapa yang
mampu untuk menikah, maka menikahlah. Sesungguhnya nikah itu bisa menahan
pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, hendaklah
berpuasa, karena puasa sesungguhnya bisa mengendalikan syahwat.''

Ketiga, puasa membiasakan seseorang berkasih sayang. Membiasakan untuk
selalu berkurban dan bersedekah. Di saat ia melihat orang lain
serbakekurangan, tersentuhlah hatinya untuk berbagi kepadanya.

Keempat, puasa membiasakan keteraturan hidup, yaitu orang yang berpuasa akan
berbuka pada waktu yang sama, dan tidak ada yang lebih dulu karena
kehormatan, atau jabatan, misalnya.

Kelima, adanya persamaan antara yang miskin dan kaya, antara penguasa dan
biasa, tidak ada perbedaan dalam melaksanakan kewajiban agama.

Keenam, puasa dapat menghancurkan sisa-sisa makanan yang mengendap dalam
tubuh, utamanya pada orang yang punya kebiasaan makan dan sedikit kegiatan.

Ketujuh, puasa dapat membersihkan jiwa, karena puasa hakikatnya memutus
dominasi syahwat. Syahwat bisa kuat dengan makan dan minum, dan setan selalu
datang melalui pintu-pintu syahwat. Dengan berpuasa, syahwat dipersempit
geraknya.

Kedelapan, puasa membentuk manusia baru, Rasulullah SAW bersabda,
''Barangsiapa berpuasa dengan niat mencari pahala dari Allah SWT, maka ia
keluar dari bulan Ramadhan sebagaimana bayi baru lahir.''