THANK' TO ALLAH SWT


اَللّهُمَّ اِنِّي اَعُوْ ذبِكَ مِنَ اْلهَمِّ وَاْلحَزَ نِ وَ اَ عُوْ ذ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَاَعُوْذ بِكَ مِنَ اْلجُبْنِ واْلبُخْلِ وَأَعُوْذ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّ يْنِ وَ قَهْرِ الرِّ جَالِ

Rabu, November 10, 2010

MUSIBAH itu POLESAN HATI













انّا للہ و انّا الیہ راجعون
Sesungguhnya segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali padanya

Yakinilah Allah itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Namun terkadang Dia memberi bencana agar manusia ambil sebagai pelajaran. Semoga kita hambanya bisa mengerti apa yang ditetapkanNya itulah yg terbaik buat kita.

"Demi Allah yang jiwaku ditanganNya, tidaklah Allah menetapkan suatu ketetapan bagi seseorang mukmin, melainkan hal itu baik baginya.." (HR muslim)

Berserahdiri bukanlah berarti mengabaikan usaha. Usaha atau ikhtiar harus dilakukan. Gantung jiwa kita pada Arasy Allah sementara kaki kita menapak bumi.

Jikalau musibah itu datang anggap adalah sebuah pelajaran dan polesan kelembutan buat hati kita. Kalau setiap polesan (red #musibah) itu slalu dianggap penyiksaan, lalu bagaimana caranya membuat hati kita agar bersinar. Berbaiksangkalah padaNya.

Tiada pilihan lain bagi manusia yg berakal selalu meyakini ketetapanNya. Kejadian yang menurut mata kita indah, belum tentu baik menurut Allah begitu juga sebaliknya bukan?

Pandangan yg memusatkan hanya pada tahi lalat di muka seseorang akan nampak buruk, tapi pandanglah secara keseluruhan wajah itu, terlihat tahi lalat itu mempercantiknya

Selasa, November 02, 2010

مَهَبَةُ الله



بسم الله الر حْمن الر حيْم

Adapun di antara sebab-sebab yang dapat menghadirkan cinta seorang hamba
kepada Rabbnya dan menghadirkan cinta Rabb kepadanya yaitu:

1. Membaca al-Qur`an dengan mentadabburinya dan memahami makna-maknanya dan
maksudnya (tafsirnya).

2. Mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata'ala dengan mengerjakan
amalan-amalan sunnah setelah amalan-amalan yang wajib. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda tentang sesuatu yang beliau riwayatkan
dari Rabbnya , “Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepadaKu dengan
sesuatu yang lebih Aku cintai dari apa yang Aku wajibkan atasnya. Dan
hambaKu senantiasa mendekatkan dirinya kepadaKu dengan ibadah-ibadah sunnah
sehingga Aku mencintainya.” (HR. al-Bukhari).

3. Terus menerus berdzkir kepada Allah Subhanahu Wata'ala dalam setiap
kondisi, baik dengan lisan, hati, ataupun dengan perbuatan. Maka besarnya
kecintaan seseorang (kepada sesuatu) sebesar dan sebanyak dzikirnya
kepadanya. Dan barangsiapa yang mencintai sesuatu, niscaya akan banyak
mengingatnya. Sebagaimana yang terdapat dalam hadits qudsi, Allah Subhanahu
Wata'ala berfirman, “Aku sebagaimana perasangka hambaku kepadaKu, dan Aku
bersamanya apabila dia mengingatKu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim) Dan Allah
Subhanahu Wata'ala berfirman, artinya, “Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah lah hati menjadi tenteram.” (QS. ar-Ra’d: 28).

4.Mengutamakan kecintaaan kepada Allah Subhanahu Wata'ala atas kecintaan
kepada dirimu sendiri ketika diliputi hawa nafsu, dan mengikuti serta
mentaati RasulNya shallallahu 'alaihi wasallam. Allah Subhanahu Wata'ala
berfirman, artinya, “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali ‘Imran: 31).

Telah disebutkan tanda cinta, buah dan manfaatnya, maka tanda cinta
(seseorang) kepada Allah Subhanahu Wata'ala adalah mengikuti RasulNya
shallallahu 'alaihi wasallam , sedangkan manfaat dan buahnya adalah
kecintaan Allah Subhanahu Wata'ala kepada siapa saja yang mengikutinya
(RasulNya). Maka jika tidak ada al-Mutaba’ah (mengikuti RasulNya), ini
menunjukkan bahwa cintanya adalah dusta (tidak benar).

5. Menelaah/mempelajar i nama-nama dan sifat-sifat Allah Subhanahu Wata'ala ,
mengakui dan mengenalnya serta menelusuri dan menyelaminya di dalam
taman-taman pengetahuan (tentangnya) . Maka barangsiapa yang mengenal Allah
Subhanahu Wata'ala dengan nama-nama dan sifat-sifatNya, serta
perbuatan-perbuatan Nya pasti dia akan mencintaiNya.

6. Mengakui kebaikan Allah Subhanahu Wata'ala dan nikmat-nikmatNya yang
tampak (Zhahir) maupun yang tidak tampak (bathin), karena sesungguhnya hal
itu dapat memotivasi seseorang untuk mencintai Allah Subhanahu Wata'ala ,
dan sungguh hati ini tercipta (fitrahnya) mencintai orang yang berbuat baik
kepadanya.

7. Menundukkan hati sepenuhnya di hadapan Allah Subhanahu Wata'ala.

8. Berkhalwat (menyendiri untuk beribadah) dengan Allah Subhanahu Wata'ala
pada waktu Dia turun di akhir malam untuk bermunajat kepadaNya dan membaca
kitabNya (al-Qur`an) kemudian mengakhiri ibadah kepadaNya dengan memohon
ampunan dan bertaubat kepadaNya. Karena waktu itu adalah waktu pembagian
rampasan perang (keuntungan) dan hadiah-hadiah (dari Allah ), ada yang dapat
sedikit, ada yang dapat banyak, dan ada pula yang diharamkan (tidak
memperoleh sedikitpun).

9. Berteman/bergaul dengan orang-orang yang mencintai (Allah dan RasulNya )
dan orang-orang yang jujur/ benar (keimanannya) , dan mengambil yang terbaik
dari buah pembicaraan mereka, dan hendaklah kamu tidak berbicara kecuali
benar-benar pembicaraanmu terdapat maslahat dan kamu mengetahui bahwa di
dalam ucapanmu terdapat tambahan kebaikan untukmu dan bermanfaat buat orang
lain.

10. Menjauhi segala sebab yang dapat menjadi penghalang hati ini dengan
Allah Subhanahu Wata'ala.

Di antara sebab-sebab yang sepuluh ini, maka insyaAllah sampailah para
pecinta kepada lokasi-lokasi cinta dan bertemu dengan sang kekasih. (Abu
Nabiel).

Sumber: Diterjemahkan dari kitab, “An-Nuqath al-’Asyru adz-Dzahabiyah” ,
karya: Syaikh Abdur Rahman bin Ali ad-Dusary.