THANK' TO ALLAH SWT


اَللّهُمَّ اِنِّي اَعُوْ ذبِكَ مِنَ اْلهَمِّ وَاْلحَزَ نِ وَ اَ عُوْ ذ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَاَعُوْذ بِكَ مِنَ اْلجُبْنِ واْلبُخْلِ وَأَعُوْذ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّ يْنِ وَ قَهْرِ الرِّ جَالِ

Rabu, April 30, 2008

The Power of Love

Oleh : Taufiq Sulaiman Ritonga

“seseorang yang memiliki rasa cinta dan kasih sayang, maka dia akan rela berkorban apapun untuk yang dicintanya, karena kekuatan cinta sangat dahsyat yang mampu menerjang pagar-pagar kokoh yang menghadangnya”

Cinta dan kasih sayang adalah karunia indah yang diberikan allah kepada setiap makhluknya, berkat curahan cinta seseorang rela berkorban melakukan manfaat apapun untuk yang dicintainya meskipun itu sangat berat dan banyak onak dan duri. Seseorang yang benar-benar cinta pada tubuhnya maka ia akan rela meninggalkan rokoknya, seseorang yang cinta pada orang tuanya maka ia akan manfaatkan dengan baik uang yang diamanahkan padanya, cinta pada ilmu maka ia akan belajar dengan sungguh-sungguh. Begitulah the power of love yang seharusnya kita pahami dan ditanamkan pada diri kita, sehingga dapat dibayangkan betapa manisnya menapaki kehidupan dengan pengorbanan cinta. menuntut ilmu dengan cinta, membelanjakan uang dari orang tua dengan cinta, dan menjaga tubuh dari bahayanya asap nikotin karena cinta.

Cinta kepada allah-lah merupakan cinta tertinggi dari sekian banyak cabang cinta yang ada didunia ini. yang dapat menyingkirkan dan mengalahkan cinta-cinta yang lain. Kecintaan yang tiada lawan bandingnya.

Seorang sufi wanita dari Basrah yaitu Rabi'ah Al- Adawiyah pernah berkata ketika beliau berziarah ke makam Rasulullah Saw. : "Maafkan aku ya Rasul, bukan aku tidak mencintaimu, akan tetapi hatiku telah tertutup untuk cinta yang lain, karena telah penuh cintaku kepada Allah Swt".

Begitulah the power of love seorang Rabiah Al-Adawiyah kepada allah yang kekuatanya mampu mengalahkan cinta-cinta lain, kecintaaan yang paling tertinggi kepada sang maha pemilik cinta. akan tetapi bukan berarti tidak dibenarkan cinta pada yang lain. Karena cinta kepada rasul, cinta kepada istri, cinta kepada hewan, cinta kepada harta, cinta kepada teman-teman adalah merupakan suatu bentuk cinta kepada allah. Dan dia adalah tempat berpusatnya cinta. (Center of the love)

Sewaktu masih kecil Husain cucu Rasulullah Saw. bertaya kepada ayahnya, Sayidina Ali ra: "Apakah ayah mencintai Allah?" Ali ra menjawab, "Ya". Lalu Husain bertanya lagi: "Apakah ayah mencintai kakek dari Ibu?" Ali ra kembali menjawab, "Ya". Husain bertanya lagi: "Apakah ayah mencintai Ibuku?" Lagi-lagi Ali menjawab,"Ya" . Husain kecil kembali bertanya: "Apakah ayah mencintaiku? " Ali menjawab, "Ya". Terakhir Si Husain yang masih polos itu bertanya, "Ayahku, bagaimana engkau menyatukan begitu banyak cinta di hatimu?" Kemudian Sayidina Ali menjelaskan: "Anakku, pertanyaanmu sungguh hebat! Cintaku pada kekek dari ibumu (Nabi Saw.), ibumu (Fatimah ra) dan kepada kamu sendiri adalah kerena cinta kepada Allah". Karena sesungguhnya semua cinta itu adalah cabang-cabang cinta kepada Allah Swt. Setelah mendengar jawaban dari ayahnya itu Husain jadi tersenyum mengerti.

Kecintaan seseorang kepada keluarga, harta, kedudukan adalah suatu yang lumrah, siapapun akan berkorban untuk menjaga keluarganya, hartanya, dan kedudukanya dikarenakan besarnya rasa cinta. akan tetapi waspadalah akan kecintaan terhadap mereka, jangan sampai menjauhkan atau bahkan sampai melupakan cintanya kepada allah sang pemilik cinta yang hakiki. Kecintaan yang harus lebih diunggulkan dari pada cinta yang lain, dan ini adalah merupakan tolak ukur mengenai keimanan seseorang. Nabi Saw pernah bersabda;

"Belum sempurna imam seseorang itu hingga ia Mencintai Allah dan Rasulnya melebihi cintanya dari pada yang lain".

Seseorang yang mencintai allah maka dia juga akan mencintai makhluk yang lain, karena cinta kepada allah tidak akan membuat seseorang merusak cintanya kepada yang lain justru malah sebaliknya akan sangat mencintainya karena allah. Akan tetapi cinta yang berlebihan kepada makhluk bisa jadi melupakan akan cinta kepada allah.

Jadi teringat sepenggal nasehat Aa Gym dalam ceramahnya, "hati-hati jika mencintai makhluk, jangan sampai karena hadirnya makhluk cintamu kepada Sang pencipta makhluk menjadi berkurang, karena suatu saat nanti makhluk yang kamu cintai itu bisa saja diambil dari sisi kamu"

Teman pembaca sekalian, jadi mari, dan silahkanlah bercinta dan mencintai, cinta yang segalanya hanya karena sang pemilik cinta. Cinta yang bernilai ibadah jika disandarkan karena cinta kepadanya. Dan dia adalah cinta yang lebih berharga dari pada dunia beserta isinya.

"Ya Allah karuniakanlah kepada kami kecintaan kepada-Mu, kecintaan kepada orang yang mencintai-Mu dan kecintaan apa saja yang mendekatkan diri kami pada kecintaan-Mu. Jadikanlah dzat-Mu lebih kami cintai dari pada air yang dingin bagi orang yang dahaga." Wallahu a’lam.

Selasa, April 29, 2008

Keajaiban Siklus Matahari

                                                     
MATAHARI dalam perjalanan evolusinya sebagai sebuah bintang menunjukkan
sifat-sifat dinamis, baik di lapisan luar (fotosfer, kromosfer, korona)
maupun lapisan dalam. Salah satu keajaiban perilaku evolusi matahari
adalah fenomena siklus aktivitas 11 tahun.
Siklus merupakan perulangan peristiwa yang biasa terjadi di alam. Siang
berganti malam, akibat rotasi bumi pada porosnya. Musim silih berganti
akibat kemiringan poros rotasi bumi terhadap bidang orbitnya mengitari
matahari (ekuator bumi membentuk sudut 23,5 derajat terhadap bidang
ekliptika). Dan matahari ternyata juga memiliki siklus aktivitas.
Berbagai perioda siklus matahari telah diidentifikasi, baik dalam jangka
puluhan maupun ratusan tahun. Salah satu yang mudah diamati adalah
siklus aktivitas 11 tahun. Fenomena ini bahkan sudah diketahui oleh para
pengamat matahari sejak abad ke-17, mengingat metoda yang digunakan
sangatlah sederhana, yaitu menghitung jumlah bintik secara rutin setiap
hari.
Adalah seorang Galileo Galilei yang membuat terobosan besar dalam
sejarah pengamatan astronomi. Setelah merampungkan teleskop buatan
sendiri tahun 1610, salah satu benda langit yang menjadi sasaran adalah
matahari. Ia takjub lantaran permukaan matahari dihiasi bintik-bintik
hitam secara acak dan berkelompok. Bila diamati dari hari ke hari
ternyata jumlah bintik dalam suatu kelompok berubah, demikian pula
jumlah kelompok bintik secara keseluruhan.
Sayangnya, Galileo tidak melakukan observasi setiap hari dalam kurun
waktu panjang. Karena itu ia bukanlah penemu salah satu misteri akbar
yang menjadi bagian dari evolusi Matahari, yaitu pemunculan bintik
mengikuti suatu pola tertentu atau siklus. Entah secara kebetulan, dalam
kurun waktu tahun 1645 - 1715, pemunculan bintik sangat sedikit. Rentang
waktu matahari dalam kondisi 'tidak aktif' ini disebut sebagai Mauder
Minimum. Hal ini pula yang mungkin menyebabkan fenomena siklus aktivitas
matahari tidak diketahui sebelum tahun 1715.
Satu hal yang menarik, aktivitas matahari minimum itu ternyata
menyebabkan suhu seluruh muka bumi sangat dingin sepanjang tahun. Sungai
di kawasan lintang rendah yang biasanya tidak membeku pun jadi beku, dan
salju menutupi di berbagai belahan dunia. Tak berlebihan bila masa itu
disebut Little Ice Age. Ada bukti-bukti abad es ini pernah terjadi jauh
di masa lampau. Akankah bumi mengalami abad es kembali di masa yang akan
datang? Pemahaman perilaku siklus matahari diharapkan dapat menjawab
teka-teki ini.
Siklus matahari
Pengamatan matahari secara sistematis mulai dilakukan di Observatorium
Zurich tahun 1749, atau lebih dari seabad setelah pengamatan Galileo.
Selama berpuluh-puluh tahun observatorium ini menjadi pelopor dalam
pengamatan Matahari. Dari ketekunan dan jerih payah selama puluhan tahun
ini, akhirnya terungkap pemunculan bintik mengikuti suatu siklus dengan
perioda sekira 11 tahun.
Meski fenomena itu sudah diketahui ratusan tahun silam, perilaku atau
sifat-sifat siklus aktivitas matahari 11 tahun masih merupakan topik
penelitian yang relevan dilakukan oleh para peneliti pada saat ini.
Entah dalam upaya untuk memahami fisika matahari maupun mengaji
pengaruhnya bagi lingkungan tata surya. Khususnya, pengaruh aktivitas
itu terhadap lingkungan bumi, yang lebih pupuler dengan sebutan cuaca
antariksa (space weather).

Satu abad kemudian, yaitu tahun 1849, observatorium lainnya (Royal
Greenwich Observatory, Inggris) memulai pengamatan Matahari secara
rutin. Dengan demikian, data dari kedua observatorium tersebut saling
melengkapi. Ada kalanya sebuah observatorium tidak mungkin melakukan
pengamatan karena kondisi cuaca ataupun teleskop dalam perawatan.
Siklus 11 tahun aktivitas matahari merupakan suatu keajaiban alam.
Bagaimana sebenarnya proses pembangkitan siklus 11 tahun itu, hingga
kini masih menjadi topik penelitian menarik bagi para ahli. Dari
berbagai studi yang telah dilakukan, terungkap pembangkitan siklus itu
berkaitan dengan proses internal matahari. Terjadi pada suatu lapisan di
bawah fotosfer yang disebut lapisan konvektif.
Lapisan konvektif mempunyai ketebalan sekira 30ari jari-jari matahari.
Namun, lapisan ini memunyai peranan penting dalam proses penjalaran
energi yang dibangkitkan oleh inti matahari sebelum dipancarkan keluar
dari fotosfer. Di antara inti dan lapisan konvektif terdapat lapisan
radiatif.
Satu-satunya teori yang bisa menjelaskan fenomena siklus 11 tahun secara
tepat adalah teori "Dinamo Matahari" (Solar Dynamo). Seorang pakar
bidang ini, Prof. Hirokazu Yoshimura dari Departemen Astronomi,
Universitas Tokyo, telah melakukan studi intensif proses dinamo matahari
melalui simulasi 3D menggunakan komputer. Begitu ketatnya menjaga
kerahasiaan penelitian yang tengah dilakukan, laboratorium tempat ia
bekerja senantiasa tertutup rapat. Salah seorang staf Matahari
Watukosek-LAPAN, Maspul Aini Kambry, boleh jadi satu-satunya orang
Indonesia yang sering berdiskusi di dalam laboratoriumnya ketika ia
mengambil program doktor.
Melalui kerja sama penelitian, mereka berhasil membuktikan adanya siklus
55 tahun (55 years grand cycle) berdasarkan hasil simulasi dinamo
matahari, yang dikonfirmasi melalui analisis observasi bintik
menggunakan data dari National Astronomical Observatory of Japan (NAOJ).
Penemuan yang dituangkan dalam tesis doktor M.A. Kambry, sempat diekspos
salah satu koran terkemuka Jepang, Yomiuri Shimbun, setelah
dipresentasikan dalam suatu simposium astronomi (tenmon gakkai) di
Jepang, 13 tahun silam.
Diagram kupu-kupu
Salah satu perilaku menarik dari siklus 11 tahun adalah pemunculan
bintik ternyata dimulai dari lintang tinggi (antara 30 - 50 derajat)
pada awal siklus. Secara perlahan, rentang kawasan pemunculan bintik ini
bergeser ke arah lintang lebih rendah dan melebar pada 0 - 40 derajat
dalam tahun-tahun menuju tahapan maksimum. Selama beberapa tahun setelah
maksimum pemunculan bintik terdistribusi pada lintang 0 - 25 derajat.
Dan pada akhir siklus (fase minimum), pemunculan bintik matahari lebih
terkonsentrasi pada daerah ekuator (0 - 20 derajat).
Perilaku tersebut muncul pada belahan utara maupun selatan. Dan bila
kita petakan posisi lintang bintik itu terhadap waktu, maka akan tampak
suatu bentuk sayap kupu-kupu kurang lebih simetris terhadap ekuator
matahari. Karena itulah pola posisi pemunculan bintik ini disebut
sebagai "diagram kupu-kupu" (butterfly diagram).
Diagram kupu-kupu itu tidak hanya tampak dari pengamatan optik, tetapi
juga sinar-X. Pemantauan satelit sinar-X Yohkoh selama 11 tahun
(1991-2002) juga menampakkan pola diagram kupu-kupu. Ini menunjukkan
adanya keterkaitan fenomena bintik di fotosfer dengan pola distribusi
suhu sangat tinggi (jutaan derajat Celsius) di korona sebagai sumber
pemancar sinar-X.
Bila diagram kupu-kupu diperhatikan lebih seksama, ketika siklus menuju
tahapan minimum, pemunculan bintik di daerah ekuator dibarengi dengan
pemunculan bintik di lintang tinggi. Pemunculan bintik di lintang tinggi
ini menjadi pertanda awal dari siklus aktivitas baru, sementara
pemunculan bintik di daerah ekuator adalah pertanda akhir dari


Jumat, April 25, 2008

HARI PERHITUNGAN/ HISAB

oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

Pertanyaan
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : "Apakah hari perhitungan
itu hanya sehari?"

Jawaban
Memang hari perhitungan itu hanya sehari, akan tetapi sehari yang kadarnya
lima puluh ribu tahun, sebagaimana difirmankan Allah Ta'ala.

"Artinya : Seorang peminta telah meminta kedatangan azab yang bakal
terjadi. Untuk orang-orang kafir, yang tidak seorangpun dapat menolaknya,
(Yang datang) dari Allah, Yang mempunyai tempat-tempat naik.
Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Rabb dalam sehari
yang kadarnya lima puluh ribu tahun". [Al-Ma'arij : 1-4].

Yakni, azab ini akan menimpa orang-orang kafir dalam sehari yang kadarnya
limu puluh ribu tahun. Dalam hadits Shahih Muslim disebutkan hadits dari
sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda :"Tiada seorangpun dari pemilik emas atau
pemilik perak yang tidak menunaikan haknya, melainkan pada hari kiamat
akan dibentangkan untuknya papan dari logam dan dipanaskan di atasnya
dalam Naar Jahannam, lalu dipangganglah lambungnya, dahinya dan
punggungnya. Ketika telah dingin, dikembalikan lagi dalam sehari yang
kadarnya lima puluh ribu tahun sehingga tertunaikanlah segala yang
berkaitan dengan hamba". Hari yang panjang ini adalah hari yang
menyusahkan bagi orang-orang kafir. Allah Ta'ala berfirman.

"Artinya : Dan adalah (hari itu), hari yang penuh kesukaran bagi
orang-orang yang kafir". [Al-Furqan : 26].

"Artinya : Maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit, bagi
orang-orang kafi lagi tidak mudah". [Al-Mudatsir : 10].

Namun dapat dipahami dari dua ayat ini bahwa bagi orang-orang mukmin
adalah mudah. Hari yang amat panjang ini dan penuh dengan hal-hal yang
menakutkan dan perkara-perkara yang luar biasa djadikan mudah oleh Allah
Ta'ala bagi orang mukmin dan menyusahkan bagi orang kafir. Kita memohon
kepada Allah Ta'ala kiranya berkenan menjadikan kita dan saudara-saudara
kita termasuk golongan yang diberi kemudahan oleh Allah pada hari kiamat.

Terlalu berlebihan dalam memikirkan dan menyelami masalah-masalah ghaib,
seperti ini termasuk perbuatan tanatthu' (berlebihan/ melampui batas) yang
pernah disinyalir oleh Nabi melalui sabdanya ;" Celakalah orang-orang yang
berlebihan, celakalah orang-orang yang berlebihan, celakalah orang-orang
yang berlebihan".

Tugas kita sebagai manusia dalam masalah-masalah semacam ini adalah pasrah
saja dan mengambil zhahirnya makna tanpa perlu menyelami atau berusaha
mengqiyaskan dengan hal-hal yang terdapat di dunia ; karena hal-hal yang
ada di akhirat itu tidak seperti yang ada di dunia. Meskipun terdapat
keserupaan secara makna, akan tetapi antara keduanya terdapat perbedaan
yang besar. Sebagai contoh, Allah Ta'ala menyebutkan bahwa di dalam surga
itu terdapat kurma, delima, buah-buahan, daging burung, madu, air, susu,
khamr, dan sejenisnya namun Allah Ta'ala berfirman.

"Artinya :Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka,
yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai
balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan". [As-Sajadah : 17].

Dalam sebuah hadits qudsi disebutkan bahwa Allah berkata :
"Artinya : Aku sediakan bagi hamba-hamba- Ku yang shalih sesuatu yang belum
pernah dilihat oleh mata, belum pernah di dengar oleh telinga, dan belum
pernah terdetik dalam hati maunusia".

Nama-nama ini yang memiliki substansi di dunia ini tidak berarti bahwa hal
itu sama seperti yang disebutkan oleh Allah mengenai hal-hal yang ada di
akhirat, meskipun secara asalnya maknanya ada kesamaan.

Setiap hal-hal yang ghaib yang memiliki kesamaan asal maknanya dengan
hal-hal yang bisa kita lihat di alam dunia ini tidak memiliki kesamaan
dalam substansi. Karena kita dan siapa saja mesti memperhatikan kaedah ini
dan hendaklah dalam menghadapi masalah-masalah yang ghaib seperti ini
dibiarkan menurut makna zhahirnya saja tanpa perlu berusaha mencari-cari
arti lain dibalik itu.

Oleh karena itulah ketika Imam Malik Rahimahullah ditanya mengenai firman
Allah Ta'ala.

"Artinya : Yang Maha Rahman beristiwa di atas 'Arsy".

"Bagaimana Ia beristiwa ?", beliau menggeleng-gelengka n kepala sampai
keringatnya bercucuran, karena pertanyaan tersebut terasa amat berat
baginya. Kemudian beliau berkata yang kemudian jawaban beliau ini menjadi
masyhur dan menjadi neraca untuk setiap apa yang disifatkan oleh Allah
bagi diri-Nya. Kata beliau :"Istiwa' itu tidak majhul, kaifiatnya tidak
ma'qul (tidak masuk akal atau tidak bisa dimengerti), iman dengannya
wajib, dan mempertanyakannya adalah bid'ah".

Mempertanyakan secara mendalam mengenai masalah-masalah semacam ini
merupakan bid'ah, karena para sahabat Radhiyallahu 'Anhum yang merupakan
generasi yang paling tamak terhadap ilmu dan kebaikan, apalagi kalau
dibandingkan dengan kita, tidak pernah bertanya kepada Nabi dengan sejenis
pertanyaan-pertanya an semacam itu. Cukuplah kiranya mereka itu mejadi
teladan.

Apa yang kami katakan disini yang ada kaitannya dengan masalah hari akhir,
tak berbeda permasalahannya dengan segala yang terkait dengan sifat-sifat
Allah 'Azza wa Jalla yang Dia sendiri sifatkan untuk diri-Nya. Di
antaranya : Dia memiliki ilmu, kekuasaan, pendengaran, penglihatan,
perkataan dan sebagainya. Maka substansi dari itu semua jika dinisbatkan
kepada Allah 'Azza wa Jalla, tentu tidak ada sesuatupun yang menyerupai
atau menyamainya, yang jika hal itu dinisbatkan kepada manusia apa yang
menyerupainya. Setiap sifat mengikuti maushufnya (yang disifati). karena
Allah Ta'ala tidak ada yang menyerupainya dalam hal sifat-sifat- Nya.

Pendek kata, bahwa hari akhir adalah satu hari. Ia merupakan hari yang
amat menyusahkan bagi orang-orang kafir, dan bagi orang-orang mukmin
ringan dan mudah. Segala pahala dan siksa yang ada di hari akhir itu
termasuk perkara yang tidak bisa diketahui hakekatnya di kehidupan dunia
ini, meskipun asal maknanya dapat kita ketahui dalam kehidupan dunia ini.

Kamis, April 24, 2008

Kisah Laparnya Abu Hurairah ra

Abu Hurairah menceritakan pengalamannya: "Aku pernah mengalami laparyang hanya Allah sajalah yang mengetahui keparahannya, sehingga demiAllah yang tiada Tuhan, selain Dia, aku pernah pingsan di antaramimbar dan rumah Rasulullah SAW."
Abu Hurairah melanjutkan: "Selanjutnya, datanglah seorang shahabatmendekatiku. Dia mengira bahwa diriku kerasukan Jin."
"Pada suatu malam aku shalat bermakmum kepada Rasulullah SAW sedangaku dalam keadaan sangat lapar." Dalam riwayat lain disebutkan bahwarasa lapar yang dialaminya sampai kepada tahap yang membuatnya tidaklagi mengetahui apa yang dibaca oleh Rasulullah SAW dalam shalatnyabersama mereka.
"Setelah beliau selesai dari shalatnya, aku keluar untuk menghadangorang-orang dengan harapan semoga ada diantara mereka yang maumembawaku ke rumahnya, lalu memberiku makan."
Akan tetapi, apakah dia menghadang orang lain untuk mengatakankepadanya: "Berilah aku makan!" Atau apakah dia mengatakan:"Kenyangkanlah diriku dan berilah aku minum?" Tidak, bahkan diamenghalangi orang lain, lalu menanyakan kepada mereka makna sebagiandari ayat-ayat Al-Qur'an barangkali saja mereka memahami maksudnya,lalu mau mengajaknya makan. Ia pun menghadang Abu Bakar, tetapiternyata Abu Bakar tidak memahami maksud yang sebenarnya. Bahkan iamenjawab pertanyaanya, lalu pergi; demikkian pula `Umar ra.
Abu Hurairah melanjutkan: "Selanjutnya, Rasul SAW keluar dan akumenghadangnya. Demi Tuhan yang diriku berada dalam genggamankekuasaan-Nya, sesungguhnya beliaulah yang mulai menyapaku sebelum akumemulainya. Beliau tersenyum, lalu bersabda; `Kemarilah bersamaku!'"Rasulullah SAW memahami bahwa sesungguhnya Abu Hurairah tidak membawapertanyaan, melainkan membawa rasa lapar dan haus.
Abu Hurairah melanjutkan; "Beliau lalu memasukkanku kedalam rumahnyadan tiada yang terdapat di dalam rumahnya, kecuali hanya sepotong rotitanpa ada sebutir kurma pun dan juga tanpa ada anggur kering sedikitpun. Tiada suatu makanan yang lain pun di dalam rumahnya, kecualihanya semangkok loban (yoghurt). Ketika aku melihat loban, aku berkatakepada diriku sendiri; `Beliau pasti akan memberiku minum sekarang dandengan izin Allah rasa laparku nanti akan hilang.' Rasulullah SAWmemanggil; "Hai Abu Hurairah!' Aku menjawab; `Labbaika wasa'daika, yaRasulullah.' Rasulullah SAW bersabda; "Temuilah orang-orang fakirmiskin ahli suffah yang ada di emper masjid itu dan undanglah merekasemua.'"
"Aku berkata kepada diriku sendiri; `Hanya Allah yang dimintaipertolongan. Aku lebih utama untuk mendapatkan loban ini, karenaapabila ahli shuffah yang jumlahnya kurang lebih antara tujuh puluhsampai delapan puluh orang itu datang semuanya, tentulah mereka tidakakan menyisakan loban barang setetes pun, lalu apakah yang tersisauntukku?Akan tetapi, perintah Rasulullah SAW tetap harus aku laksanakan.' "
Abu Hurairah pergi menemui ahli Shuffah dan mengundang mereka, lalumereka datang dengan bergegas-gegas hingga senmuanya masuk menemuiRasulullah SAW. Rasulullah SAW pun memberi mereka minum dari lobanitu, hingga mereka minum dan kenyang semuanya, sedang Abu Hurairahhanya dapat memperhatikan adegan itu dengan rasa penuh kekesalan.Setelah selesai, mereka keluar dan Rasululah SAW bersabda; "Hai AbuHurairah!" Aku menjawab; "Labbaika wa sa'daika, ya Rasulullah." Rasulbersabda; "Ambillah wadah itu dan minumlah!" Aku pun minum, demi Allahhingga kenyang. Rasul SAW bersabda; "Minum lagi!" Aku menjawab; "WahaiRasulullah SAW., demi Tuhan yang telah mengutusmu dengan benar sebagaiseorang nabi, aku tidak menemukan tempat lagi untuknya (sudahkenyang)." Selanjutnya, Rasul SAW mengambil sisanya yang masih adadalam wadah itu, kemudian membaca bismillah dan meminumnya. (HR.Bukhari, Ahmad, dan Thabrani)
Sesungguhnya Nabi SAW mengalami kelelahan dan kelaparan, tetapiimbalan pahala yang diharapkannya bukanlah di dunia ini karena duniaadalah kehidupan yang fana bagaikan bayangan pohon. Bahkan karunia dankepuasan yang akan diperolehnya adalah kelak di akhirat sebagaimanayang disebutkan oleh firman-Nya:
"Dan kelak Tuhanmu pasti akan memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu(hati) kamu menjadi puas." (QS. Adh-Dhuha (93): 5)

Rabu, April 23, 2008

Kajian Kitab Al-Hikam

Bersama: KH. Abdullah Gymnastiar

Yaa Allah…yaa hayyu yaa Qoyyuum...yaa Qowiyy, wahai yang Maha menatap, bukakan mata hati kami agar bisa meyakini dengan haqqul yaqin. Jangan biarkan ada keraguan dihati kami terhadap janji dan jaminan-Mu. Jauhkan hati kami dari silau duniawi. Jangan biarkan kami terpesona dan terpedaya oleh dunia, aamiin….
Terjemah kitab Al-Hikam no. 50:
“Keajaiban yang sangat mengherankan (ajaib) terhadap orang yang lari dari apa yang sangat dibutuhkannya, dan dia tidak dapat lepas daripadanya. Dia berusaha mencari apa yang tidak akan kekal padanya. Sesungguhnya bukan mata kepala yang buta, tetapi yang buta adalah matahati yang ada didalam dada.”
Siapa yang menciptakan kita…?
Siapa yang mengurus diri kita dari waktu ke waktu…?
Orang yang “bodoh” yang mata hatinya tertutup adalah yang lalai dari yang memiliki, menguasai dan menggenggam segala galanya kemudian mencari sesuatu yang lemah tiada daya dan pasti binasa.
Aneh bin ajaib, kita tidak bisa lepas dari Allah SWT, tapi sibuk mengejar dunia dengan mengabaikan Allah.
Pertanyannya kemudian adalah: “Apakah kita tidak boleh mencari dunia…?
Dunia tempat tinggal kita sekarang. Tetapi yang kita cari bukan dunia, tapi pemilik dunia dan seisinya, Dia-lah Allah SWT. Kita bekerja bukan mencari harta, tapi mencari Ridla Allah. Kalau Allah Ridla diberi harta yang berkah. Tidak ada artinya harta jika tidak berkah. Tidak akan ada ketenangan bathin dan berakibat pada kemiskinan jiwa ditengah tersedianya segala kebutuhan duniawi.
Harta yang berkah bukan tergantung banyaknya jumlah. Tapi hatinya yang kaya sehingga berapapun harta yang ada bathin dan jiwanya tetap tenang. Maka kejarlah Allah dalam setiap episode kehidupan yang kita jalani. Karena semua dalam genggaman Allah SWT. Adakalanya kita senang, susah, dipuji dan dihina, itulah warna warna dalam hidup yang dipergilirkan diantara manusia. Dan itulah yang membuat indahnya hidup kita. Kesemuanya itu haruslah makin mendekatkan kita pada Allah SWT. Karena bagi orang beriman semua itu kebaikan dari Allah untuk hamba-Nya. Jika ia ditimpa kebaikan ia bersyukur jika ditimpa kemalangan, kesusahan dan persoalan hidup ia bershabar. Jadi tidak ada yang rugi bagi orang beriman, semuanya baik baginya, demikian Rasul SAW sabdakan dalam sebuah hadits.
Terjemah Kitab Al-Hikam no. 53
“Janganlah berkawankan seorang yang tidak membangkitkan semangat taat kepada Allah, amal kelakuannya dan tidak memimpin engkau kejalan Allah kata katanya.”
Allah SWT berfirman: “Dan hari itu ketika orang yang zalim menggigit dua tangannya [karena menyesal], seraya berkata: “Aduhai kiranya dulu aku mengambil jalan bersama-sama Rasul”. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku dulu tidak menjadikan si fulan itu sebagai teman akrabku. Sesungguhnya Dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.”(Al-Furqan:27-29)
Rasulullah SAW bersabda: “Kondisi keagamaan seseorang sangat tergantung pada kondisi keagamaan temannya. Maka hendaknya kamu memperhatikan dengan siapa sebenarnya kamu tengah bergaul”(HR.Abu Daud, At-Tirmidzi dan Hakim dengan sanad Hasan)
Sebuah bait syair arab pun telah menyebutkan hal yang serupa:“Jangan kau tanya langsung tentang bagaimana seseorang itu, tapi cukup tanyakan bagaimana temannya, karena sesungguhnya seseorang itu akan mengikuti langkah-langkah temannya.”
Waktu demi waktu begitu berharga. Setiap saat kita berpacu dengan umur kita. Apabila kita mempunyai kawan yang tidak mengajak untuk ingat kepada Allah maka bisa terlalai kita karena-nya.
Maka carilah kawan/teman yang paling banyak mengingat Allah dan carilah teman yang bisa menegur kita untuk mengingatkan kita kepada Allah. Tidak hanya bisa memuji saja, bisa tertipu kita karena-nya. Carilah teman yang berfungsi sebagai cermin yang menginformasikan kepada kita apa adanya. Pujian itu nikmat untuk nafsu tapi tidak untuk iman. Pujian sering menutupi kejujuran diri. Yang kita butuhkan pujian, koreksi, saran bahkan cacian yang makin mendekatkan kita kepada Allah SWT.
Sahabat….Jangan tertipu oleh jabatan teman kita. Jangan merasa bangga oleh apapun yang ada pada teman kita yang sepertinya mulia dalam pandangan manusia. Lebih baik berteman dengan manusia biasa dalam pandanangan sesama tapi mulia dalam pandangan Allah karena keshalihan-nya.
Wallaahu a'lam bish-Shawaab...

Selasa, April 22, 2008

Menunda Nikah : sebab dan solusinya

Majelis Ta'aruf Klab Santri : Menikah merupakan sunnah (jalan hidup) para nabi dan rasul 'alaihimus salam sebagaimana difirmankan Allah Subhannahu wa Ta'ala, "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan." (QS. Ar-Ra'd : 38).
Menikah juga merupakan nikmat Allah kepada hamba-hambaNya yang dengannya akan diperoleh maslahat dunia dan akhirat, pribadi dan masyarakat, sehingga Allah menjadikannya sebagai salah satu tuntutan syara'.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, "Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang patut (kawin) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan." (QS. 24 : 32).
Menunda nikah kalau kita perhatikan, kini telah menjadi sebuah fenomena di masyarakat yang cukup menarik perhatian berbagai kalangan. Penundaan tersebut memiliki beberapa sebab, di antaranya ada yang berkaitan dengan keluarga dan masyarakat, ada pula yang terkait langsung dengan para pemuda dan pemudi sendiri.
Di bawah ini di antara sebab-sebab yang menjadikan para pemuda dan pemudi menunda nikah :
1. Lemahnya Pemahaman Syar'i Tentang Nikah
Seseorang jika tahu bahwa sesuatu itu adalah ibadah, maka segala apa yang dihadapinya akan tampak lebih ringan. Halangan dan rintangan yang ada, meskipun berat akan dihadapi dengan lapang dada dan penuh kesabaran, sehingga urusan menjadi terasa lebih mudah. Di dalam nikah, terdapat beberapa bentuk ibadah, di antaranya : Untuk menjaga para pemuda dan pemudi dari perbuatan negatif dan dosa, serta untuk melahirkan generasi pilihan yang siap beribadah kepada Allah, mendirikan shalat, berpuasa dan berjuang di jalanNya.
2. Biaya yang Berlebihan
Angka rupiah yang melambung tinggi untuk biaya nikah terkadang menjadi momok tersendiri bagi para pemuda, sehingga hal itu menjadi beban bagi diri dan keluarganya.
Masalah ini biasanya lebih dikarenakan alasan adat, ikut-ikutan, gengsi, atau mengikuti trends. Ini semua menyalahi ajaran Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam dan merupakan penghalang bagi pemuda-pemudi untuk menikah.
3. Terikat dengan Studi
Sebagian pemuda ada yang tidak memikirkan nikah sama sekali, kecuali setelah selesai studinya. Bahkan hingga tingkat pasca sarjana atau doktoral di luar negeri, hingga bertahun-tahun. Demikian pula dengan para pemudinya yang kuliah untuk dapat mengejar jenjang akademisnya, hingga mengabaikan masalah pernikahan.
4. Kekeliruan Cara Pandang Terhadap Pemuda Pelamar
Ketika ada seorang pemuda melamar gadis, maka yang pertama ditanyakan adalah apa pekerjaannya dan berapa penghasilan atau gajinya. Dan karena penghasilan yang kurang besar, banyak para pemuda yang tidak diterima lamarannya, padahal tidak seharusnya demikian.
5. Banyaknya Pengaruh dari Orang Lain
Baik itu dari tetangga, kerabat, teman atau sesama pemuda, padahal mereka bukanlah orang-orang yang faham ilmu syar'i. Orang-orang tersebut memberikan pertimbangan- pertimbangan yang kurang proporsional sehingga menjadikan lemah dan kendornya semangat untuk menikah.
6. Belum Ketemu yang Didambakan
Ada sebagian pemuda yang menunda-nunda nikah karena mencari wanita yang betul-betul memenuhi kriteria impiannya, sempurna dari semua segi. Bahkan boleh jadi ada yang membatalkan lamaran karena si wanita tadi kurang tinggi beberapa senti saja. Demikian pula dengan pemudinya yang mendambakan laki-laki yang sempurna dari segala sisi, sehingga setiap ada pemuda yang melamar selalu ditolak karena tidak memenuhi kriteria yang didambakan.
7. Kurang Adanya Kerja Sama di Masyarakat
Kerjasama di masyarakat untuk saling memberi informasi pemuda-pemudi yang siap menikah, dirasakan masih kurang.
8. Merebaknya Media yang Merusak
Seperti menampilkan acara-acara yang menggambarkan permasalahan- permasalahan rumah tangga, pertengkaran suami istri, antara istri dengan keluarga suami dan lain-lain. Hal ini berpengaruh, ketika seorang pemuda akan melamar, yaitu munculnya persangkaan negatif dan rasa curiga yang berlebihan.
9. Kurangnya Rasa Tanggung Jawab di Kalangan Pemuda
Tidak adanya keseriusan seorang pemuda di dalam mengemban tanggung jawab hidup, terkadang merupakan penghalang untuk menikah. Mereka merasa amat berat dan lemah menghadapi kehidupan, apalagi kehidupan rumah tangga. Karena mereka tumbuh dan terbiasa dalam kondisi santai, serba enak, dan dimanja.
10. Banyaknya Media dan Tempat Hiburan
Maraknya tempat-tempat hiburan dan tempat-tempat yang merusak, ditambah dengan sarana transportasi dan telekomunikasi yang tidak dimanfaatkan dengan benar menjadikan fitnah tersebar di mana-mana. Maka tak jarang pemuda atau pemudi asyik dan terlena dengan semua itu, sehingga tidak ada perhatian sama sekali terhadap nikah.
11. Budaya Hubungan Pra-Nikah (Pacaran)
Jika seorang pemuda mengikat hubungan dengan pemudi sebelum menikah, maka pada dasarnya sama saja dengan menjerumuskan diri ke dalam bahaya dan kesulitan. Hal ini juga berdampak kepada si gadis, ketika akan dilamar, maka mungkin dia menolak dengan alasan telah ada hubungan dengan pemuda lain, padahal sebenarnya pemuda tersebut bukanlah apa-apanya.
12. Keberatan Orangtua terhadap Anak Gadisnya
Terutama jika si anak memiliki penghasilan yang lumayan besar atau ia seorang anak yang berbakti, biasanya si orangtua berat hati melepasnya karena masih ingin mendapat perhatian atau pelayanan darinya.
Solusi
Masalah menunda pernikahan bagi pemuda dan pemudi merupakan masalah yang cukup serius dan memiliki dampak negatif yang amat banyak. Maka sebagai jalan keluarnya dalam kesempatan ini disampaikan beberapa saran kepada masyarakat umum dan lebih khusus para orangtua dan walinya. Di antaranya yaitu :
1. Memberikan pengarahan secara intensif kepada masyarakat tentang tujuan menikah, kebaikan yang diperoleh, hukum, dan adabnya. Hendaknya disampaikan secara sederhana dan dengan bahasa yang mudah. Tujuannya supaya dapat menghilangkan anggapan keliru seputar pernikahan masa muda.
2. Menyebarluaskan pernikahan para pemuda/pemudi dan memberikan pujian kepada mereka serta orang tuanya.
3. Senantiasa mengingatkan bahwa usia yang paling utama untuk menikah adalah di masa muda. Alangkah indah jawaban yang disampaikan oleh seseorang ketika ditanya, "Kapan usia yang tepat untuk menikah? Maka ia menjawab, "Kapan selayaknya seseorang itu makan? Maka orang tentu akan menjawab, "Ketika ia lapar." Demikian pula ketika seorang remaja telah melewati masa baligh, maka itulah waktu yang sangat pas untuk menikah karena tuntutan kebutuhan fithrah dan sebagai penjagaan dari berbagai perilaku negatif.
4. Memberikan dorongan dan anjuran kepada para orangtua dan kerabat agar menikahkan putra-putrinya di usia muda serta memperingatkan akan bahaya dan dampak negatif dari menunda-nundanya.
5. Membiasakan agar tidak bermewah-mewahan di dalam mengadakan walimah, sebab hal ini sering menjadi masalah bagi para pemuda yang ingin menikah. Nabi telah bersabda, "Adakan walimah meski hanya dengan seekor kambing!" Jelas sekali bahwa walimah tidak harus memaksakan diri dengan sesuatu yang serba mewah.
6. Mengajak kepada masyarakat agar memberikan keringanan dalam mahar (maskawin).
7. Senantiasa memberikan dorongan dan anjuran untuk menikah, karena ia merupakan salah satu sunnah Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam.
8. Hendaknya bagi orang yang memiliki kelebihan dan keluasan harta supaya memberikan bantuan kepada saudara, teman, atau kerabatnya yang membutuhkan biaya pernikahan demi untuk menjaga para pemuda dan pemudi dari hal-hal yang negatif. Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz dan Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin memperbolehkan penyaluran dana zakat untuk membantu para fakir miskin yang membutuhkan biaya pernikahan khusus untuk membayar mahar dan biaya pernikahan saja.
9. Menganjurkan para pemuda, baik melalui teman-temannya atau kerabatnya supaya memberikan dorongan untuk menikah. Juga menganjurkan para wali agar bersegera menikahkan putrinya atau para gadis yang berada dalam tanggungannya.
10. Memberikan kabar gembira bahwa menikah merupakan salah satu sebab dibukanya pintu rizki, sebagaimana disabdakan Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam, "Tiga orang yang akan dijamin pertolongan dari Allah : Orang yang menikah karena ingin menjaga diri, mukatib (hamba sahaya yang ingin memerdekakan diri) yang menepati janjinya, dan orang yang berperang di jalan Allah."
11. Memperingatkan para pemuda untuk tidak menyia-nyiakan harta dan agama, berfoya-foya dan senang-senang, suka melancong, dan menghambur-hamburka n uang. Ingatkan pula bahwa menikah itu tidaklah membutuhkan biaya yang sangat besar, bahkan boleh jadi biaya yang digunakan sekali jalan dalam melancong adalah lebih besar daripada biaya pernikahan.
12. Bagi yang telah lebih dahulu menikah hendaklah memberikan pengarahan yang logis dengan penuh hikmah kepada para pemuda. Janganlah terlalu idealis di dalam memilih pendamping hidup, cukuplah sabda Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam menjadi acuan di dalam hal memilih istri. Beliau mengatakan bahwa wanita dinikahi karena empat hal dan beliau menjadikan yang paling utama adalah yang baik agamanya.
13. Memperingatkan keluarga dan kerabat agar jangan menunda-nunda pernikahan putri-putrinya. Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam pernah bersabda kepada shahabat Ali Radhiallaahu anhu, "Tiga perkara wahai Ali, janganlah engkau menunda-nunda, shalat jika telah masuk waktunya, jenazah bila telah siap dishalatkan, wanita sendirian jika telah ada jodoh-nya." (HR. Ahmad).
14. Membentuk keluarga dan lingkungan yang baik dan Islami yang mengerti dan bersungguh-sungguh dengan ajaran Islam. Sehingga dampaknya adalah akan memberikan dukungan yang besar terhadap berkembangnya ajaran dan sunnah Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam termasuk salah satunya adalah menikah.
15. Memperingatkan para ibu dan bapak agar bersegera menikahkan putra-putrinya jika telah siap. Karena menundanya terkadang akan memberikan dampak negatif berupa penyimpangan moral atau terjadinya hubungan yang diharamkan. Dan sebagai orangtua tentu juga memperoleh dosa akibat kelalaian yang diperbuatnya.

Selasa, April 15, 2008

MISTERI ALAM KUBUR

Jika kita memasuki daerah pekuburan dan melayangkan pandangan pada kuburan-kuburan yang tersusun rapi, maka kita akan mendapati keheningan dan sunyi yang berkepanjangan. Tak terdengar sedikitpun suara, meski banyak yang tinggal disitu. Kuburan-kuburan yang berjejer rapat, sementara dahulu mereka tinggal berjauhan, tidak saling mengenal antara satu dengan yang lainnya. Ada anak kecil yang masih menyusui, ada orang kaya, ada juga orang yang tak punya. Ada orang yang tua renta, dan ada pula anak muda. Namun, apakah gerangan yang terjadi pada mereka? Banyak diantara kita tidak mengetahui Misteri Alam Kubur.
Oleh karena itu, kali ini kami akan mengajak anda untuk menjelajahi alam kubur sebagaimana yang telah dikabarkan oleh rasulullah -Shollallahu 'alaihi wasallam- berdasaarkan wahyu dari Allah - Subhanahu Wa Ta'ala-, bukan dari takhayyul yang dibuat-buat oleh manusia.
Al-Barra' bin 'Azib-radhiyallahu 'anhu- dia berkata, "Kami pernah mengiringi jenazah seorang dari sahabat anshar. Tatkala kami tiba di kuburan, ternyata penggalian lahat belum selesai. Akhirnya Rasulullah -Shollallahu 'alaihi wasallam-duduk (menghadap kiblat), dan kami pun duduk di sekelilingnya. seolah-olah ada burung diatas kepala kami yang hinggap (karena dalam keadaan diam dan tenang). Rasulullah -Shollallahu 'alaihi wasallam- memegang kayu yang beliau pukulkan ke tanah.(Beliau memandang ke langit lalu memandang ke tanah, lalu beliau mendongakkan kepalanya dan menundukkannya tiga kali). Kemudian beliau bersabda,
"Berlindunglah kalian kepada Allah dari siksa kubur". Diucapkan dua atau tiga kali. (Kemudian Rasulullah bersabda,
"Ya Allah aku berlindung kepadamu dari azab kubur").tiga kali.
Kemudian bersabda, "Sesungguhnya seorang hamba yang mu'min apabila meninggal dunia dan menghadapi akhirat maka turunlah para malaikat dari langit. Wajahnya putih seakan-akan di wajah mereka itu matahari. Mereka membawa kain kafan diantara kafan-kafan surga dan hanuth (parfum) diantara parfum-parfum surga hingga mereka duduk dari tempat yamg jaraknya sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut -Alaihis Salam- hingga duduk di sisi kepalanya lalu dia berkata, "Wahai jiwa yang baik (dalam sebuah riwayat: yang tenang) keluarlah menuju kepada ampunan Allah dan keridhoan-Nya. (Rasulullah bersabda), "Maka keluarlah ruh itu mengalir seperti tetesan air dari wadahnya, lalu malaikat itu mengambilnya. Apabila malaikat maut telah mengambilnya, maka para malaikat itu tidak membiarkannya berada di tangan malaikat maut sekejap mata pun hingga mereka mengambilnya, lalu mereka meletakkan di dalam kafan dan parfum tersebut.(Maka itulah makna firman Allah -Ta'ala-,
"Dia diwafatkan oleh malaikat-malaikat kami; dan malaikat-malaikat kami itu tidak melalaikan kewajibannya" . (QS. Al An'am:61)
Semerbak bau wangi seperti misik paling wangi yang didapati di muka bumi. Lalu mereka membawanya naik. Tidaklah mereka melewatkan ruh itu di hadapan sekumpulan para malaikat melainkan para malaikat itu mengatakan, Siapakah ruh yang wangi ini? Mereka menjawab, Fulan bin Fulan -disebut dengan nama-nama terbaik yang dulu mereka menyebutnya ketika di dunia- hingga mereka sampai di langit dunia. Lalu mereka minta agar pintu dibukakan untuk ruh itu. Maka dibukakan untuk mereka. Lalu para malaikat muqarrabun dari semua sisi langit itu mengantarkannya sampai ke langit yang berikutnya hingga berakhir di langit yang ke tujuh. Maka Allah -Ta'ala- berfirman, "Tulislah untuk hamba-Ku di 'Illiyyin.
"Tahukah kamu apakah 'Illiyyin itu? (yaitu) Kitab yang bertulis. Yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah)". (QS. Al-Muthoffifin: 19-21).
Maka ditulislah kitabnya di Illiyyin. (Kemudian Allah berfirman lagi), "Kembalikanlah ia ke bumi. sesungguhmya Aku (berjanji kepada mereka bahwa) dari bumilah Aku menciptakan mereka dan dari sana Aku kembalikan mereka, dan dari sana pula Aku mengeluarkan mereka lagi di kali yang lain". Maka (ia dikembalikan ke bumi, dan) dikembalikan ruhnya itu ke dalam jasadnya.(Kata beliau -Shollallahu 'alaihi wasallam-, sesungguhnya ia mendengar suara sandal orang-orang yang mengantarnya, apabila mereka pulang meninggalkannya) . Lalu ia didatangi oleh dua malaikat (yang keras hardikannya) seraya menghardiknya dan mendudukkannya. Lalu kedua malaikat itu bertanya kepadanya, "Siapa Rabbmu?" Maka ia menjawab, "Rabbku adalah Allah". Keduanya bertanya lagi, "Apa agamamu?" Dia menjawab, "Agamaku Islam". Lalu keduanya bertanya lagi, "Siapakah orang yang diutus oleh Allah kepada kalian itu?" Dia menjawab, "Beliau adalah utusan Allah". Lalu keduanya bertanya lagi kepadanya, "Apa saja amalanmu?"Dia menjawab, "Aku membaca Kitabullah, lalu aku beriman kepadanya, dan membenarkannya" . Lalu malaikat itu bertanya lagi, "Siapa Rabbmu? dan apa agamamu? dan siapa nabimu?" Itulah akhir fitnah (ujian) atau pertanyaan yang diajukan kepada seorang mu'min. Maka itulah makna firman Allah -Ta'ala-,
"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat". (QS.Ibrahim: 27)
Lalu ia menjawab, "Rabbku adalah Allah; agamaku Islam, dan nabiku adalah Muhammad -Shollallahu 'alaihi wasallam-". Maka ada Penyeru (Allah) yang menyeru dari langit dengan mengatakan, "Telah benar hamba-Ku. maka bentangkanlah permadani dari jannah (surga) dan kenakanlah untuknya dari pakaian jannah, serta bukakanlah untuknya pintu ke jannah". Lalu sampai kepadanya hawa jannah dan bau wanginya, dan diluaskan kuburnya sejauh mata memandang. Datanglah kepadanya (di dalam sebuah riwayat: didatangkan kepadanya dalam bentuk) seorang laki-laki yang tampan wajahnya bagus pakaiannya, dan wangi baunya, lalu orang itu mengatakan, "Berbahagialah dengan apa yang membuatmu senang, (berbahagialah dengan keridhan dari Allah -Ta'ala-dan jannah yang di dalamnya ada nikmat-nikmat yang abadi). Ini adalah hari yang dijanjikan kepada engkau". Lalu ia mengatakan kepadanya, "(Engkau telah diberi kabar gembira oleh Allah dengan kebaikan) Siapakah engkau ini? wajahmu menunjukkan wajah orang yang datang dengan kebaikan". Orang itu menjawab, "Aku adalah amalanmu yang shalih (Demi Allah tidaklah aku mengetahuimu, kecuali engkau orang yang bersegera melakukan ketaatan kepada Allah. Maka Allah membalasmu dengan yang terbaik)". Kemudian dibukakanlah untuknya pintu jannah dan pintu neraka. Lalu dikatakan kepadanya, "Inilah tempat tinggalmu jika engkau durhaka kepada Allah. Kemudian Allah menggantikanmu dengan yang itu (jannah)". Saat ia melihat apa yang ada di dalam jannah, ia mengatakan, "Ya Rabbi, segerakanlah datangnya hari kiamat agar aku pulang lagi kepada keluargaku dan hartaku". (Lalu dikatakan kepadanya:tenanglah ).
Lanjut beliau -Shollallahu 'alaihi wasallam- bersabda , "Sesungguhnya seorang hamba yang kafir (di dalam sebuah riwayat, "yang fajir/durhaka" ) apabila ia meninggal dunia dan menghadapi akhirat, turunlah kepadanya para malaikat dari langit (yang keras lagi kejam) yang berwajah hitam-hitam. Mereka membawa pakaian kasar (dari neraka). lalu mereka duduk dari tempatnya sejauh mata memandang. kemudian datanglah malaikat maut hingga duduk di sisi kepalanya lalu ia berkata, "Wahai jiwa yang jelek! Keluarlah menuju kemurkaan Allah dan kemarahannya! " Maka tercerai-berai ruh itu di dalam jasadnya, kemudian dicabut seperti dicabutnya besi berduri (banyak cabangnya) dari bulu yang basah lalu tertarik putus bersamanya urat-urat dan pembuluhnya. (Kemudian ia dilaknat oleh setiap malaikat yang ada di antara langit dan bumi dan semua malaikat yang ada di langit; ditutuplah pintu-pintu langit. Tidak ada di antara malaikat penjaga pintu itu, kecuali mereka memohon kepada Allah agar ruh itu jangan dinaikkan melalui tempat mereka). Lalu malaikat maut mangambilnya. Apabila malaikat maut telah mengambilnya, maka para malaikat itu tidak membiarkannya berada di tangannya sekejap mata pun hingga mereka mengambilnya, lalu mereka meletakkannya di dalam kafan tersebut. Maka keluarlah dari ruh itu bau busuk seperti bangkai paling busuk yang didapati di muka bumi. Kemudian mereka membawanya naik. Tidaklah mereka melewatkan ruh itu di hadapan sekumpulan para malaikat, melainkan para malaikat itu mangatakan, "Siapakah ruh yang sangat busuk ini?" Mereka menjawab, Fulan bin Fulan - disebut dengan nama-nama terburuk yang dulu mereka menyebutnya ketika di dunia- hingga mereka sampai di langit dunia. Lalu mereka minta agar pintu dibukakan untuk ruh itu. Namun tidak dibukakan untuknya. Kemudian Rasulullah -Shollallahu 'alaihi wasallam- membaca ayat,
"Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langitdan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. (QS. Al-A'raf:40)
Allah berfirman, "Tulislah kitabnya di Sijjin, di bumi yang paling bawah". (Kemudian Allah berfirman lagi), "Kembalikanlah ia ke bumi. Sesungguhmya Aku (berjanji kepada mereka bahwa) dari bumilah Aku menciptakan mereka dan dari sana Aku kembalikan mereka, dan dari sana pula Aku mengeluarkan mereka lagi di kali yang lain". Maka dilemparkan ruh (dari langit) dengan lemparan (yang membuat ruh itu kembali ke dalam jasadnya). Kemudian Rasulullah membaca,
"Barangsiapa yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit, lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh". (QS. Al-Hajj: 31)
Lalu dikembalikan ruh itu ke dalam jasadnya. (Kata beliau -Shollallahu 'alaihi wasallam-, "Sesungguhnya ia mendengar suara sandal orang-orang yang mengantarkannya apabila mereka pulang meninggalkannya) . Lalu ia didatangi oleh dua malaikat (yang keras hardikannya) , lalu keduanya menghardiknya dan mendudukkannya. Kemudian kedua malaikat itu bertanya kepadanya, "Siapa Rabbmu?" Maka ia menjawab, "Haah...hah, saya tidak tahu". Keduanya bertanya lagi, "Apa agamamu?" Dia menjawab, "Haah hah, saya tidak tahu". Lalu keduanya bertanya lagi, "apa komentarmu tentang orang yang diutus oleh Allah kepada kalian itu?" Dia tidak tahu namanya. Lalu dikatakan kepadanya, "Muhammad!?" Maka ia menjawab, "Haah...hah, saya tidak tahu (saya mendengar orang mengatakan begitu". Lalu dikatakan kepadanya, "Engkau tidak tahu, dan tidak membaca?" Maka ada penyeru yang menyeru dari langit dengan mengatakan, "Dia dusta. Maka bentangkanlah permadani dari neraka dan bukakanlah untuknya pintu ke neraka". Lalu sampailah kepadanya panas neraka dan hembusan panasnya. Disempitkan kuburnya hingga bertautlah tulang rusuknya karenanya. Datanglah kepadanya (di dalam sebuah riwayat: didatangkan kepadanya dalam bentuk) seorang laki-laki yang buruk wajahnya buruk pakaiannya dan busuk baunya. Lalu orang itu mengatakan, "Aku kabarkan kepadamu tentang sesuatu yang membuatmu menderita. Inilah hari yang dijanjikan kepadamu". Lalu ia mengatakan kepadanya, "(Engkau telah diberikan kabar jelek oleh Allah)". Siapakah engkau ini? Wajahmu menunjukkan wajah orang yang datang dengan kejelekan". Orang itu menjawab, "Aku adalah amalanmu yang buruk. (Demi Allah, tidaklah aku mengetahuimu, kecuali engkau adalah orang yang berlambat-lambat dari melakukan ketaatan kepada Allah dan bergegas kepada kemaksiatan kepada Allah. Maka Allah membalasmu dengan yang terburuk)". Kemudian didatangkan kepadanya seorang yang buta, tuli lagi bisu dengan membawa sebuah palu besar di tangannya! Kalau saja palu itu dipukulkan kepada gunung, tentu gunung itu menjadi debu. maka orang itu memukulkan palu itu kepadanya hingga ia menjadi debu. Kemudian Allah mengembalikannya lagi seperti semula. Lalu orang itu memukulnya sekali lagi hingga ia memekik keras dengan teriakan yang bisa didengar oleh segala yang ada, kecuali manusia dan jin. Kemudian dibukakan pintu neraka untuknya dan dibentangkan permadani dari neraka). Maka ia berkata:"Ya Rabbi! janganlah Engkau datangkan hari kiamat itu!" [HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (4753), Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (107), Ath-Thoyalisiy dalam Al-Musnad (753), dan Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushonnaf (12059). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (1630)]
Demikianlah perjalanan kita kali ini. Semoga bisa menjadi nasihat bagi kita sebagai calon penghuni kubur yang akan segera menyusul orang-orang yang ada dalam liang lahat. Maka persiapkanlah imanmu dan amal sholihmu dengan mempelajarilah agamamu sehingga engkau menjadi orang-orang yang selamat dari hardikan malaikat, dan himpitan kubur yang gelap. Ingatlah dunia dan umurmu singkat !!

Kamis, April 10, 2008

UWAIS AL-QORNY

Dari Abu Hurairah ra.. : Telah bersabda Rasulullah saw :"Sesungguhnya Allah `Azza wa Jalla mencintai makhluk-Nya yangbersifat : (i) al-asfiyaa` (yaitu orang-orang yang mempunyai hati dan ruhani yangbersih, suci, jernih dan tulus dan benar-benar dekat dengan Allah swt(ii) al-akhfiyaa` (yaitu orang-orang yang mengasingkan diri dari orangramai, yang diam-diam, yang sembunyi-sembunyi, karena Allah swt) (iii) al-abriyaa` (yaitu berdebu/kumuh, maksudnya orang-orang yangkehidupannya sangat miskin, penuh pengorbanan dan kesabaran di ataskesusahan dan keperihan hidup yang mereka lalui karena Allah swt) (iv) asy-sya'ithah ruusuhum (yaitu orang-orang yang rambut merekakusut, tidak teratur, mungkin karena sibuk dengan urusan-urusanukhrowi dan juga menghadapi liku-liku kemiskinan hidup dan jugapengorbanan atas agama Allah swt) (v) al-mughobbaroh wujuuhuhum (yaitu orang-orang yang wajah merekapenuh berlumuran debu, lantaran liku-liku kesusahan yang dihadapidalam hidup mereka yang serba sederhana dan kekurangan karena Allah swt) (vi) al-khomsoh butuunuhum (yaitu orang-orang yang sangat kempisperut-perut mereka karena kelaparan dan kurang makan (vii) Orang-orang yang bila mengajukan usul kepada pemimpin-pemimpinmereka tidak diperkenankan(viii) Jika mereka meminang wanita-wanita yang berharta atauberkedudukan, maka pinangan mereka ditolak. (ix) Jika mereka pergi dari suatu majlis atau tempat, maka merekatidak akan dicari oleh orang lain (yaitu orang ramai tidak pedulidengan keperrgian mereka)(x) Jika mereka hadir dalam suatu majlis, maka orang ramai tidakgembira atas kemunculannya (xi) Jika mereka jatuh sakit, mereka tidak dijenguk (xii) Jika mereka meninggal, mereka tidak dilayat
Setelah mendengar sabda Rasulullah saw, maka para sahabat bertanya :Wahai Rasulullah, bagaimanakah kami bisa menemui orang-orang yangdicintai Allah swt yang mempunyai sifat-sifat tersebut di atas ?Rasul saw bersabda : Itulah Uwais Al-Qorniy. Para sahabat bertanyalagi : Bagaimanakah ciri-cirinya ?
Sabda Nabi saw : Dia mempunyai mata yang agak kebiru-biruan dan jugarambut berwarna kemerah-merahan/ pirang, bidang dadanya, badannyalurus tegak seimbang bila berdiri, mempunyai warna kulit sawo matang,senantiasa dagunya menempel ke dadanya (menundukkan kepalanya karenatawadhu' dan banyak berzikir), pandangan matanya selalu terarah padatempat sujudnya, selalu meletakkan tangan kanannya di atas yangtangan kirinya, selalu tilawah Al-Quran, selalu menangisi dirinya,mempunyai dua helai kain usang/lusuh, tidak diperhatikan dandipedulikan orang ramai, selalu memakai kain yang dibuat dari suuf(bulu) dan selalu memakai selendang yang juga dibuat dari suuf (bulu),tidak dikenal (majhuul) oleh penduduk bumi, sangat dikenal (ma'ruuf)oleh ahli langit, seandainya dia bersungguh-sungguh memohon kepadaAllah swt pastilah Allah swt akan memperkenankannya, ketahuilah bahwasesungguhnya di bawah bahunya yang kiri terdapat bintik putih,ketahuilah bahwa bila datang hari kiamat nanti dikatakan kepadahamba-hamba: Masuklah kalian ke dalam syurga!, dan dikatakan kepadaUwais : Berhenti, dan mintalah syafaa'at ! Maka Allah `Azza wa Jallapun menerima syafaa'atnya seperti Robii'ah dan Mudhor. Wahai `Umar! Wahai `Ali, apabila kalian berdua berjumpa dengannyamaka mohonlah kalian berdua kepadanya supaya dia memohon istighfarkepada Allah swt untuk kalian berdua, niscaya Allah akan mengampunikalian berdua.
Perawi melanjutkan : Maka mereka berdua (yaitu `Umar dan `Ali r.huma)terus menanti dan mencari Uwais rah.a. selama sepuluh tahun, tetapimereka berdua tidak mampu untuk bertemu dengannya. Tetapi pada akhirtahun kewafatan `Umar r.a,. `Umar .r.a. terus naik ke Bukit AbuQubais yang berdekatan dengan Masjidil Haram, lalu Beliau menyerudengan suara yang kuat: Wahai jama`ah haji dari Yaman ! Adakah Uwaisdi kalangan kalian ?
Lalu berdirilah seorang tua yang berjanggut panjang dan menjawab:Sesungguhnya kami tidak tahu siapa itu Uwais. Akan tetapi, saya adaseorang anak dari saudara saya yang dipanggil Uwais, namanya tidakdikenal orang, lagi pula dia sangat miskin, dia mengembala unta kami,dan pada pandangan kami dia adalah orang yang tidak dipandang orangDari penjelasan itu, `Umar r.a. masih belum jelas, seolah beliau tidakmenduga. Kemudian `Umar r.a. pun bertanya lagi: Anak saudara kamuitu, adakah dia berada di Haram saat ini ?Jawab orang tua yang berjanggut panjang itu : ya, ada Tanya `Umar lagi: Di manakah ia bisa saya temui ?Jawab orang tua itu: dia akan memperlihatkan dirinya pada tuan di`Arafah.
Perawi melanjutkan ceritanya lagi: Maka `Umar dan `Ali r.huma pundengan segera menuju ke `Arafah, maka disana mereka berdua mendapatiseorang yang sedang berdiri solat, ke arah sebatang tiang, dan adaunta di sekelilingnya yang sedang merumput. Maka mereka berdua r.a.pun menambat kedua ekor himar mereka kemudian mendekati lelaki itusambil mengucapkan : Assalaamu'alaikum wa rahmatullaah! Uwais rah.a. memendekkan shalatnya kemudian menjawab :
Assalaamu'alaikumaa warohmatullaah! Mereka berdua r.a. bertanya: siapa Anda Jawab Uwais rah.a.: Saya adalah seorang pengembala unta dan jugaseorang pelayan Mereka berdua r.huma membalas: kami tidak bertanya tentang pekerjaanAnda. Siapa nama Anda ? Jawab Uwais rah.a: `Abdullah (hamba Allah). Balas mereka berdua r.huma. lagi: Sesungguhnya kami sudah mengetahuibahwa semua ahli langit dan ahli bumi adalah `Abiidullah. Siapakahnama Anda yang telah diberi oleh ibu Anda ?Jawab Uwais rah.a: Oh tuan berdua ini ! Sebenarnya apakah yang tuanberdua kehendaki dari saya ? Jawab mereka berdua: Telah menjelaskan kepada kami Nabi Muhammmad sawakan sifat-sifat Uwais Al-Qorniy, maka sesungguhnya kami telah kenalakan kemerah-merahan dan kebiru-biruan (matanya), dan baginda sawtelah mengkhabarkan kepada kami bahwa di bawah bahunya yang kiri adabintik putih maka terangkanlah kepada kami berdua, apa sekiranyatanda-tanda itu ada pada Anda ?
Maka Uwais rah.a. pun menunjukkan tanda di bawah bahunya, maka memangbenar terdapat bintik yang disebut, kemudian mereka berdua r.huma saling berebut-rebut untuk mengecup keningnya. Keduanya berkata: Kaminaik saksi bahwa saudaralah Uwais Al-Qorniy. Maka beristighfarlah, mohonlah ampunan kepada Allah untuk kami berdua, semoga Allah swtmemberikan maghfiroh untuk Anda !
Jawab Uwais rah.a.: Tidak aku khususkan dengan istighfarku itu hanyauntuk diriku sendiri, akan tetapi saya hanya merangkum semuamu`minin dan mu`minat, muslimin dan muslimat, di daratan dan dilautan. Oh tuan berdua bagaimana sampai Allah swt menyingkapkankeadaan saya kepada tuan berdua, dan Allah swt telah memperkenalkanurusan saya kepada tuan berdua ! Maka sebenarnya siapakah tuan berduaini ?
Lalu `Ali r.a. menjawab: Ini adalah `Umar, Amiirul Mu`miniin, dan saya `Ali bin Abi Tholib. (Setelah mendengar penerangan `Ali r.a.) maka berdirilah Uwais rah.a.sambil berkata: Assalaamu'alaika Yaa Amiirol Mu`miniin,Warohmatullaahi Wa Barokaatuh! Dan tuan, Ya `Ali bin Abi Tholib,semoga Allah membalas tuan berdua (karena berkhidmat) kepada ummat inidengan penuh kebaikan! Lalu membalaslah mereka berdua r.huma: Semoga Allah membalas Andadengan kebaikan.
Maka berkatalah `Umar r.a. kepada Uwais rah.a.: saya akan beri nafkahAnda dan sedikit pakaian untuk dipakai dan juga tempatKemudian Uwais rah.a. membalas: Waktu yang telah ditentukan diantarasaya dan tuan, saya mungkin tidak akan melihat atau bertemu tuan lagiselepas hari ini, maka beritahu saya apa yang saya harus perbuat dengan nafkah itu dan dengan kain pakaian itu? Bukankah tuan melihatbahwa saya masih sedang memakai kain sarung dan juga kain selendang ini? Tuan juga melihat sarung dan selendang ini tidak robek ? Jugasaya masih pakai sandal ? Apa yang saya pakai semua masih layak untukdipakai? Saya telah mengambil empat dirham sebagai upahpenggembalaan, maka bilakah tuan melihat saya makan dengan uang itu)?
Wahai Amirul Mu`miniin, sesungguhnya di hadapan saya dan di hadapantuan ada suatu rintangan yang tersangat sulit untuk diatasi, di manaseorang pun tidak akan dapat melepaskan diri dari rintangan sulit itukecuali seorang yang sangat kurus kering badannya lagi ringan bebannya(ya'nii sedikit sekali hartanya / miskin), maka ringanlah, semogaAllaah swt merahmati tuan!
Tatkala telah mendengar `Umar r.a. akan nasihat Uwais rah.a. itu makaterdiamlah ia dan tidak bergerak sedikitpun, kemudian beliau r.a.menjerit dengan suara kuat : Alangkah baiknya sekiranya ibu `Umartidak melahirkan `Umar! Alangkah baiknya sekiranya ibu `Umar seorangperempuan yang mandul yang tidak merawat kandungannya! Kemudian Uwais rah.a. berkata: Wahai Amirul Mu`miniin, mulailah tuanuntuk bertindak sewajarnya di sini. Dan saya pun akan memulai bertindak sewajarnya di sini juga.
Maka (dengan haru dan lemas) `Umar r.a. pun bergerak meninggalkantempat itu menuju ke arah Makkah dan Uwais Al-Qorniy rah.a. pula terusmenggiringkan untanya. Dan dengan tiba-tiba kaumnya ( kaum Uwais)telah datang dengan unta-unta mereka. Dan (dengan persetujuan bersama)akhirnya Uwais Al-Qorniy rah.a. berhenti kerja penggembalaan danbeliau rah.a. pun sepenuhnya beribadah sampai beliau rah.a. menemuiAllah `Azza wa Jalla.

DOA untuk ORANG TUA

Sesungguhnya jasa orang tua kita tidak terhitungbanyaknya. Ibu kita mengandung selama 9 bulan kemudianmelahirkan kita dengan resiko nyawa melayang. Ketikakita masih bayi tak berdaya, mereka beri kita minumdan makanan. Ketika kita buang air, tanpa jijik merekamembersihkan kita dengan penuh cinta. Kita diberipakaian dan juga pendidikan.
Mereka sabar menghadapi kemarahan kita, rengekan,kenakalan, bahkan mungkin ketika kita masihkecil/balita pernah memukul mereka. Mereka tetapmencintai kita. Jadi jika kita merasa kesal denganmereka, apalagi jika mereka begitu tua sehinggakelakuannya kembali seperti anak-anak, ingatlahkesabaran mereka dulu ketika menghadapi kita. Bagiyang sudah memiliki anak tentu paham tentang kerewelananak-anak yang butuh kesabaran yang sangat dari orangtua.
Adakah kita mampu membalasnya? Bahkan seandainya orangtua kita tak berdaya sehingga untuk buang air kitayang membersihkannya, itu tidak akan sama. Orang tuamembersihkan kita dengan penuh cinta dan harapan agarkita selamat dan panjang umur. Sementara si anakketika melakukan hal yang sama mungkin akan merengutdan bertanya kapan “ujian” itu akan berakhir.
Begitulah. Seperti kata pepatah, Kasih anaksepanjang badan, kasih ibu sepanjang jalan Tidakbisa dibandingkan.
Oleh karena itu hendaknya kita berbakti pada orang tuakita. Minimal kita mendoakan mereka:
Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tigayaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmuyang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak yangmendoakannya. (HR. Muslim)
Jika kita tidak berdoa untuk orang tua kita, makaputuslah rezeki kita:
Apabila seorang meninggalkan do'a bagi kedua orangtuanya maka akan terputus rezekinya. (HR. Ad-Dailami)
Oleh karena itu sebagai anak yang berbakti hendaknyakita senantiasa berdoa untuk ibu bapak kita. Di antaradoa-doa untuk orang tua yang tercantum dalam AlQur'an adalah sebagai berikut:
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berduadengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:
Robbirhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo
"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimanamereka berdua telah mendidik aku waktu kecil." [AlIsraa':24]
Robbanaghfir lii wa lii waalidayya wa lilmu'miniinayawma yaquumul hisaab
Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibubapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hariterjadinya hisab (hari kiamat)." [Ibrahim:14]
Robbighfir lii wa li waalidayya wa li man dakholabaytiya mu'minan wa lilmu'miniina walmu'minaati wa laa tazidizh zhoolimiina illa tabaaro
Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yangmasuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yangberiman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkautambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selainkebinasaan." [Nuh:28]
Robbighfir lii wa li waalidayya warhamhumaa kamaarobbayaanii shoghiirooYa Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku dankasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berduatelah mendidik aku waktu kecil."
Mudah-mudahan kita bisa mengambil manfaat dari ilmuyang kita dapat dengan mengamalkannya setiap hari.Amiin.

Rabu, April 02, 2008

? KETIKA CINTA BERTASBIH ?



Emang yg namanya Kang Abik tuch novelis islam paling top bgt. Udah setahun yg lalu aQ baca "Ayat-ayat Cinta" ih smpai skrg msh membekas dihati ciyeee...pa lg bru2 nich udh ad film-na.Klo dipikir seribu kali bwat akhi ukhti yg demen baca buku mending baca novel-na drpd nonton film-na cz seru bget sambil menghayati gitcyu,bhkan smpai netesin air mata hik's.sapa sich yg ga' pengen pnya' misua yg kya' Fahri,akhlak yg baik em...aQ jg pengen hehehe!!!Ga' kalah seru-na nich ma Ayat-ayat Cinta aQ baru2 nich baca novel-na Kang Abik "Ketika Cinta Bertasbih",dilihat dr judul-na penasaran jg nich Cinta ko' bisa bertasbih???em...t'nyata bnya' kisah dibalik Cinta but yg paling kekal and abadi CINTA SEJATI&SUCI qt hanya pada ALLAH SWT.trus terang az nich...aQ lbh suka novel-na "Ketika Cinta Bertasbih" cz critanya tuch aQ bgetz kali y??? Pemuda Al-Azhar yg beken disapa "AZZAM" seorg yg giat bekerja smpai2 ga' lu2s kul-na slama 9 thn hnya tuk gelar S1 dg predikat 'jayyid'.slain tuch dia pemuda yg baik akhlak-na.kompliit-plit!!!!eitz jgn salah dia bekerja cz u/ membiayai biaya hdp di Al-Azhar yg sulit&terhimpit sejak ayah-na meninggal dunia,selain tuch dia hrs menghidupi ke-3 adik-na yg mash skul and ibu-na yg dach ta' sanggup lg b'krja.AZZAM rela dsbt penjual bakso,Kang Insinyur,mhsiswa Al-AZHAR yg ga' lu2s2 drpd liat kelurga-na di Indonesia hdup tanpa ilmu serba kekurangan.Selain tuch ia jg m'hdapi apa yg nama-na CINTA...wah klo yg nich aQ ga' bsa ksh coment cz...???baca az nich novel-na ga' klh seru ma AAC*>> dijamin PUAS!!!