THANK' TO ALLAH SWT


اَللّهُمَّ اِنِّي اَعُوْ ذبِكَ مِنَ اْلهَمِّ وَاْلحَزَ نِ وَ اَ عُوْ ذ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَاَعُوْذ بِكَ مِنَ اْلجُبْنِ واْلبُخْلِ وَأَعُوْذ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّ يْنِ وَ قَهْرِ الرِّ جَالِ

Kamis, April 24, 2008

Kisah Laparnya Abu Hurairah ra

Abu Hurairah menceritakan pengalamannya: "Aku pernah mengalami laparyang hanya Allah sajalah yang mengetahui keparahannya, sehingga demiAllah yang tiada Tuhan, selain Dia, aku pernah pingsan di antaramimbar dan rumah Rasulullah SAW."
Abu Hurairah melanjutkan: "Selanjutnya, datanglah seorang shahabatmendekatiku. Dia mengira bahwa diriku kerasukan Jin."
"Pada suatu malam aku shalat bermakmum kepada Rasulullah SAW sedangaku dalam keadaan sangat lapar." Dalam riwayat lain disebutkan bahwarasa lapar yang dialaminya sampai kepada tahap yang membuatnya tidaklagi mengetahui apa yang dibaca oleh Rasulullah SAW dalam shalatnyabersama mereka.
"Setelah beliau selesai dari shalatnya, aku keluar untuk menghadangorang-orang dengan harapan semoga ada diantara mereka yang maumembawaku ke rumahnya, lalu memberiku makan."
Akan tetapi, apakah dia menghadang orang lain untuk mengatakankepadanya: "Berilah aku makan!" Atau apakah dia mengatakan:"Kenyangkanlah diriku dan berilah aku minum?" Tidak, bahkan diamenghalangi orang lain, lalu menanyakan kepada mereka makna sebagiandari ayat-ayat Al-Qur'an barangkali saja mereka memahami maksudnya,lalu mau mengajaknya makan. Ia pun menghadang Abu Bakar, tetapiternyata Abu Bakar tidak memahami maksud yang sebenarnya. Bahkan iamenjawab pertanyaanya, lalu pergi; demikkian pula `Umar ra.
Abu Hurairah melanjutkan: "Selanjutnya, Rasul SAW keluar dan akumenghadangnya. Demi Tuhan yang diriku berada dalam genggamankekuasaan-Nya, sesungguhnya beliaulah yang mulai menyapaku sebelum akumemulainya. Beliau tersenyum, lalu bersabda; `Kemarilah bersamaku!'"Rasulullah SAW memahami bahwa sesungguhnya Abu Hurairah tidak membawapertanyaan, melainkan membawa rasa lapar dan haus.
Abu Hurairah melanjutkan; "Beliau lalu memasukkanku kedalam rumahnyadan tiada yang terdapat di dalam rumahnya, kecuali hanya sepotong rotitanpa ada sebutir kurma pun dan juga tanpa ada anggur kering sedikitpun. Tiada suatu makanan yang lain pun di dalam rumahnya, kecualihanya semangkok loban (yoghurt). Ketika aku melihat loban, aku berkatakepada diriku sendiri; `Beliau pasti akan memberiku minum sekarang dandengan izin Allah rasa laparku nanti akan hilang.' Rasulullah SAWmemanggil; "Hai Abu Hurairah!' Aku menjawab; `Labbaika wasa'daika, yaRasulullah.' Rasulullah SAW bersabda; "Temuilah orang-orang fakirmiskin ahli suffah yang ada di emper masjid itu dan undanglah merekasemua.'"
"Aku berkata kepada diriku sendiri; `Hanya Allah yang dimintaipertolongan. Aku lebih utama untuk mendapatkan loban ini, karenaapabila ahli shuffah yang jumlahnya kurang lebih antara tujuh puluhsampai delapan puluh orang itu datang semuanya, tentulah mereka tidakakan menyisakan loban barang setetes pun, lalu apakah yang tersisauntukku?Akan tetapi, perintah Rasulullah SAW tetap harus aku laksanakan.' "
Abu Hurairah pergi menemui ahli Shuffah dan mengundang mereka, lalumereka datang dengan bergegas-gegas hingga senmuanya masuk menemuiRasulullah SAW. Rasulullah SAW pun memberi mereka minum dari lobanitu, hingga mereka minum dan kenyang semuanya, sedang Abu Hurairahhanya dapat memperhatikan adegan itu dengan rasa penuh kekesalan.Setelah selesai, mereka keluar dan Rasululah SAW bersabda; "Hai AbuHurairah!" Aku menjawab; "Labbaika wa sa'daika, ya Rasulullah." Rasulbersabda; "Ambillah wadah itu dan minumlah!" Aku pun minum, demi Allahhingga kenyang. Rasul SAW bersabda; "Minum lagi!" Aku menjawab; "WahaiRasulullah SAW., demi Tuhan yang telah mengutusmu dengan benar sebagaiseorang nabi, aku tidak menemukan tempat lagi untuknya (sudahkenyang)." Selanjutnya, Rasul SAW mengambil sisanya yang masih adadalam wadah itu, kemudian membaca bismillah dan meminumnya. (HR.Bukhari, Ahmad, dan Thabrani)
Sesungguhnya Nabi SAW mengalami kelelahan dan kelaparan, tetapiimbalan pahala yang diharapkannya bukanlah di dunia ini karena duniaadalah kehidupan yang fana bagaikan bayangan pohon. Bahkan karunia dankepuasan yang akan diperolehnya adalah kelak di akhirat sebagaimanayang disebutkan oleh firman-Nya:
"Dan kelak Tuhanmu pasti akan memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu(hati) kamu menjadi puas." (QS. Adh-Dhuha (93): 5)