THANK' TO ALLAH SWT


اَللّهُمَّ اِنِّي اَعُوْ ذبِكَ مِنَ اْلهَمِّ وَاْلحَزَ نِ وَ اَ عُوْ ذ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَاَعُوْذ بِكَ مِنَ اْلجُبْنِ واْلبُخْلِ وَأَعُوْذ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّ يْنِ وَ قَهْرِ الرِّ جَالِ

Jumat, Maret 27, 2009

Ngerumpi AKHOWAT

"Mas, ana untuk beberapa hari ini ijin gak ikut rapat..."Lho kenapa???..."balas BEJO sambil mendekatkan telinganya ke gagang telepon, mencoba menyelami isi hati adik tingkatnya.

"Ini lo Mas, masak tiap rapat banyak ngerumpinya?Klo yg dibicarakan untuk kebaikan umat ya gak masalah, ini malah ngobrol tentang AKHOWAT truz!!!, Sahut PAIMO

Ooooo..."Jawab BEJO sedikit kaget

Kejadian di atas bukanlah kejadian tanpa lakon. Banyak cerita yang muncul dengan beragam versi, tapi intinya sama yaitu kebiasaan membicarakan akhowat yg menggejala. Mungkin akhowat juga?mungkin. Disadari / tidak inilah yang terjadi. Bukan maksud membuka AIB"Padepokan Ikhwan",tapi agar perjalanan dakwah ini tidak berujung buntu karena masalah seperti ini.

Mulanya hanya bergurau, mengisi waktu di tengah penatnya rapat. Satu jam pertama rapat masih konsent membahas daqwah. Banyak ide yang bertentangan yang menghalangi jalannya rapat. Namun di akhir rapat,saat sudah lelah, datanglah sosok"Ukhti Jamilah" ke tengah rapat. Waduh, kalau sudah begini rapatpun jadi tertunda.

Kenapa harus AKHOWAT???
Kasus seperti ini banyak terjadi di dunia pelajar atau kampus, yg sering mempertemukan antara ikhwan dan akhwat dalam satu tempat. Dalam kelas, saat diskusi atau dalam satu kelmpok tugas mau ga mau harus berinteraksi dengan satu tim. Atau diluar kampus namun dalam satu organisasi,menghajarkan pertemuan bareng dalam berkreativitas.
Dari sanalah muncul bayang2 si akhi dan si ukhti yang tidak mau hilang. Bayangan tersebut membekas dan menghujam ke hati. Sosok sholihah, lembut, penuh perhatian, supel, sabar dan seabrek kelebihan lain terpatri kuat menyelimuti bayangan tadi.

Saya mencoba bertanya kepada ustadz tentang hal ini, jawabnya mudah,? "Lha sudah pada nikah lom? Saya hanya tersenyum. "Masalahnya sudah saatnya nikah semua? "Dan kadang dambaan kekasih hatinya yang belum teridentifikasi siapa orangnya itu, jatuh ke akhowat atau teman sekitarnya"
Lanjutnya lagi. "Dan tidak semua ikhwan atau akhwat itu aktif bergerak dalam kancah daqwa.jadi hanya beberapa ikhwan saja yg banyak dibicarakan di kalangan akhowat atau beberapa akhowat saja yang beredar di kalangan ikhwan.

Kenapa Dipermasalahkan ???
Membicarkan akhowat kaDng diperlukan, jika hal itu untuk mencari tahu jati diri si ukhtid alam tahap menuju ke jenjang perikahan. Namun jika tidak dan hal ini menjadi kebiasaan, akan dapat merusak hati dan menambah dosa gibah. Merusak niat dan melencengkandakwah itu sendiri. Paling tidak terkena "Sindroma Akhowat" begitu istilah sebuah keadaan dimana serasa ada yang kurang bila tidak ada keikutsertaan akhowat dalam kegiatan, atau serasa ada semangat baru saat kegiatan melibatkan akhowat.

Akhirnya, kita instropeksi diri dan benarlah Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah" rahimahulloh
dalam banyak bukunya.Bahwa perkataan lisan, perbuatan anggota badan dan pikiran hanyalah cerminan hati. Jika hati sudah tertatih dan selalu dipenuhi untuk Ingat ALLAH, Rasul, dab JIHAD di JalanNya, maka pikiran dan anggota badan lain akan mengikutinya.