THANK' TO ALLAH SWT


اَللّهُمَّ اِنِّي اَعُوْ ذبِكَ مِنَ اْلهَمِّ وَاْلحَزَ نِ وَ اَ عُوْ ذ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَاَعُوْذ بِكَ مِنَ اْلجُبْنِ واْلبُخْلِ وَأَعُوْذ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّ يْنِ وَ قَهْرِ الرِّ جَالِ

Rabu, Desember 10, 2008

Wanita Luar Biasa

Wanita Makhluk dengan jenis kelamin yang satu ini rasanya memang selalu terus menerus membesut perhatian yang tiada pernah surut. Bukan.
Ini bukan tulisan yang mengupas tentang keindahan fisik seorang wanita. Terkadang, ulasan tentang apa itu cantik dan seksi serta siapa yang pantas menyandang predikat sebagai wanita tercantik hanya karena dianggap memenuhi point-point kriteria cantik, membuat seorang wanita menjadi terpenjara. Dalam hal ini, wanita pada akhirnya hanya dipandang sebagai sebuah objek barang pajangan.

Bisa dibolak balik untuk menilai berapa taksiran harga tertingginya lalu jika tidak memenuhi syarat, dibuang. Aih.
Apa iya tidak ada sisi lain dari wanita yang bisa diperhatikan dan insya Allah punya nilai menarik? Terus terang. Ada banyak sisi lain dari seorang wanita yang menarik dan sesungguhnya amat kaya untuk dikupas. Salah satunya yang terkait dengan alat reproduksi yang dia miliki. Atau dengan kata lain, fungsi alamiah seorang wanita sebagai seorang ibu yang mengandung, melahirkan dan membesarkan anaknya.

Subhanallah
Menjadi seorang ibu adalah sebuah pekerjaan yang amat mulia. Islam amat menghormati kedudukan seorang ibu. Rasulullah SAW pernah suatu hari ditanya siapa yang harus dihormati, maka Rasulullah SAW menjawab ibumu, ibumu, barulah kemudian ayahmu. Begitu pentingnya kedudukan seorang wanita sebagai seorang ibu sehingga peranan wanita di dalam rumah tangganya, jika dia berusaha untuk menjadi seorang istri yang sholehah dan seorang ibu yang baik bagi anak-anaknya maka insya Allah dia akan mendapatkan pahala setimpal dengan pahala seorang mujahid (mereka yang pergi berperang fisabillah). Tapi, ada sebuah catatan yang amat jelas dalam Islam. Hendaknya, semuanya dilakukan dengan ikhlas dan niat untuk mencari keridhaan Allah semata. Tidak boleh dipaksa juga tidak boleh dalam keadaan terdzalimi.

Adakah seorang wanita yang terdzalimi hanya semata karena dia menjadi seorang ibu? Jawabnya ada. Di pedalaman Ethiopia, Benua Afrika sana, seorang gadis kecil ternyata dipaksa menikah ketika mereka berusia 12 tahun atau kurang. Tentu saja, hal ini dilakukan karena gadis tersebut telah mengalami menstruasi pertama mereka (usia 10 - 12 tahun biasanya). Menstruasi pertama memang sering diidentikkan oleh budaya masyarakat sebagai saat yang tepat bagi seorang gadis untuk dinikahkan. Masalahnya adalah, tubuh kecil mereka (apalagi karena kebanyakan mereka tumbuh dengan gizi yang kurang) sebenarnya belum siap untuk melakukan tugas pertama seorang ibu yaitu: Mengandung dan melahirkan.

Alam Ethiopia yang keras, dimana tanahnya yang tandus, panas serta krisis air memaksa gadis-gadis belia ini harus berkutat antara kerasnya alam, beratnya tugas rumah tangga serta menjalani masa-masa kehamilan. Yah. Seorang istri di masyarakat Ethiopia memang harus bekerja keras membantu suaminya. Hal ini karena memang Ethiopia termasuk salah satu negara termiskin di dunia. Jadi, dengan tubuh kecil dan kurusnya, dengan perut membuncit karena mengandung, gadis-gadis kecil tersebut harus berlari-lari guna mengembalakan ternak suaminya, memanggul tempayan air yang berat di atas kepala, menggotong kayu bakar, bahan makanan serta berbelanja. Bisa ditebak. Bayi yang mereka kandungpun akhirnya sebagian besar lahir dalam keadaan tidak bernyawa. Tapi, sebagai istri yang harus melayani suaminya, dia tetap harus melayani suaminya sehingga sebelum sempat istirahat, kandungan tersebut harus mulai diisi lagi. Dan kejadian janin yang gugur terjadi lagi. Sebuah penelitian menelusuri bahwa ternyata, sampai akhirnya seorang gadis bisa sempurna melahirkan bayi yang hidup itu, setelah sebelumnya mereka dua atau tiga kali mengalami keguguran atau melahirkan bayi yang telah meninggal sejak dalam kandungan. Padahal, di daerah keras tersebut, sama sekali tidak ada dokter atau rumah sakit bersalin yang kompeten untuk melakukan pertolongan pada mereka. Biasanya, penolong para gadis muda ini adalah seorang dukun beranak atau sesepuh wanita yang dianggap telah berpengalaman. Jadi, tidak ada yang namanya jahitan, pengobatan rahim yang luka, dan sebagainya. Ditambah dengan kegiatan dorong dan mengeluarkan (sesuatu yang terjadi ketika harus melahirkan atau mengeluarkan janin dari rahim), kegiatan seksual yang terus berlangsung, maka otot rahim, otot vagina, serta otot kandung kemihpun menjadi kendur, bahkan rusak dan tidak lagi dapat berfungsi dengan baik. ASTAGHFIRULLAH
Beberapa yang parah malah juga mengalami kerusakan/kekendura n hingga di bagian otot dubur. Akibat dari tidak berfungsinya otot-otot di daerah tersebut, maka para gadis muda ini pun tidak dapat lagi mengendalikan saluran pembuangan mereka. Jadi, jangan heran jika mereka sedang berdiri atau duduk atau tidur, tiba-tiba dari alat pembuangan tersebut keluarlah cairan atau gas atau benda padat yang merupakan sisa pembuangan dari tubuh (maaf, maksudnya air kencing, kentut, darah menstruasi, cairan keputihan hingga buang air besar). Benda-benda busuk ini mengalir begitu saja dari tubuh mereka lewat saluran pembuangan tanpa bisa diketahui atau dikendalikan. Kondisi ini biasa disebut dengan Fistula. (Hmm.. mungkin kalau orang tua sering bilang, turun berok yah? Wanita dengan fistula ini, pada akhirnya dikucilkan tidak hanya oleh suami dan keluarganya tapi juga oleh masyarakatnya. Mereka dianggap bau, jorok, dan Sampah! Beberapa gadis yang terbuang akhirnya membentuk sebuah komunitas yang tersendiri. Jadi, jangan heran jika ada sebuah desa yang isinya melulu adalah janda wanita tua atau janda wanita muda yang berwajah muram dan terlihat penyakitan. Keluarga mengusir menngucilkan mereka, masyarakat mengusir mereka, dan suami telah mencari istri baru yang muda, yang sehat dan belum rusak.

Maha Suci Allah yang menggenggam hidup manusia.

Itulah salah satu gambaran dari wanita-wanita luar biasa yang mendapat Chutfah Award. Chutfah Award adalah penghargaan bagi para wanita yang dianggap telah melakukan hal yang amat luar biasa bagi orang lain tanpa pamrih. Para wanita yang menerima penghargaan ini, memang sungguh luar biasa. Mereka tidak lagi peduli dengan kesenangan dunia yang telah mereka miliki sebelumnya. Mereka lepaskan semua kemapanan yang sedang mereka genggam, mereka lepaskan semua harta, kesenangan dan kedudukan yang mereka miliki di kehidupan mereka demi membantu orang lain.
Air mata haru melihat kehebatan para wanita-wanita tersebut.

Menyaksikan kisah keberanian wanita tersebut, saya jadi teringat betapa kita sebagai manusia benar-benar tidak dapat meramalkan apa yang terjadi di hari esok. Betapa semua yang kita miliki sebenarnya sama sekali tidak kita miliki. Semua hanyalah barang titipan yang bersifat sementara saja. Bisa lenyap dalam sekejap dan tidak terduga. Dan kehidupan seperti roda yang akan terus berputar. Tidak selamanya kehidupan yang serba enak, mapan dan mudah akan berlangsung. Suatu hari akan tiba masanya roda membawanya ke bawah, menyentuh lumpur dan tanah becek. Akan tiba masanya saat-saat sulit, penuh perjuangan, dan gelimang ujian. Hasbunallah wa ni'mal wakil.
Ya Allah bimbinglah hamba yang daif dan tetapkan Iman Islam dan Ihksan jadikanlah penutup umur kami khusnul khotimah.
Dan ...jadikanlah kami Wanita Sholihah.

Apakah kita sadar dengan diri kita sebagai wanita sekarang?
Padahal, kelak di pengadilan tertinggi nanti, pertanyaan yang harus saya jawab adalah kemana kaki ini telah saya langkahkan dan apa saja yang dilakukan oleh tangan ini. Padahal nanti juga ada pertanyaan kemana harta dan ilmu yang saya miliki ini telah saya gunakan.
Astaghfirullahaladz iim. Ternyata diri ini amat kecil seperti debu di padang pasir. Padahal Rasulullah SAW telah memberitahu kita bahwa manusia yang paling baik adalah mereka yang paling bertakwa dan paling bermanfaat bagi orang lain.