THANK' TO ALLAH SWT


اَللّهُمَّ اِنِّي اَعُوْ ذبِكَ مِنَ اْلهَمِّ وَاْلحَزَ نِ وَ اَ عُوْ ذ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَاَعُوْذ بِكَ مِنَ اْلجُبْنِ واْلبُخْلِ وَأَعُوْذ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّ يْنِ وَ قَهْرِ الرِّ جَالِ

Selasa, Juli 22, 2008

Jangan Salah Memilih Teman

Di dalam al-Qur`an dan as-Sunnah, penyebutan kata-kata; al-Qarin, ar-Rafiq dan al-Khalil (semuanya memiliki makna yang mirip: orang yang selalu menyertai, teman, kekasih) selalu diiringi dengan arahan-arahan yang bermanfaat dan isyarat-isyarat edukatif yang penting. Manakala seseorang dalam kehidupan ini harus memiliki teman yang dapat mengajaknya bicara,
curhat, menghibur dan menasehatinya; maka masalah memilih teman tentu menjadi amatlah penting. Karena itu, harus ada kesungguhan dalam memilih orang yang kita senangi dan kita kasihi. Sebab seseorang diukur berdasarkan agama temannya. Seseorang akan bersama orang yang ia cintai. Para ulama sering mengatakan, "Seseorang tidak semestinya menyepelekan hal memilih siapa yang layak dijadikan teman, sebab pertemanan itu memiliki pengaruh yang teramat besar bagi seseorang." Mengenai hal ini, Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam pernah bersabda, "Seseorang (diukur) berdasarkan agama temannya; maka hendaklah salah seorang di antara kamu melihat siapa yang ia jadikan kekasih (teman)." (HR.Abu Daud, dishahihkan Syaikh al-Albani)


Kriteria Seorang Teman

Para ulama juga telah menyebutkan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi
oleh seorang teman (sahabat). Ibn al-Jauzi menyebutkan lima kriteria seorang
teman:


A.. Pertama, Hendaknya ia seorang yang berakal.

B.. Kedua, Berakhlak baik.

c.. Ketiga, Tidak fasik.

d.. Keempat, Bukan ahli bid'ah.

e.. Kelima, Tidak ambisius terhadap dunia. (Mukhtasar Minhaj al-Qashidin,
91/92)


Para ulama mengatakan, "Siapa saja yang kriteria-kriteria itu terkoleksi
pada dirinya, maka pertemanannya tidak hanya bermanfaat di dunia semata,
tetapi juga bermanfaat di akhirat kelak. Karena itu, hendaknya pengertian
ini diarahkan kepada perkataan sebagian ulama Salaf, 'Perbanyaklah saudara,
sebab setiap Mukmin mendapatkan syafaat di hari Kiamat.'"(Syarh al-Asbab al-
Asyrah al-Mujibah Li Mahabatillah, hal.145)

Alasan Memilih Teman Yang Baik

Di antara alasan kenapa kita harus mengikat teman yang baik dan tulus adalah
karena besarnya pengaruh dan perlindungannya kepada kita di saat-saat kritis
Adakah yang lebih mulia dan berharga dari seorang teman, yang sekalipun
tidak dilahirkan dalam perut ibu yang sama denganmu, namun ia menjadi sebab
kamu mendapatkan syafaat dan selamat dari neraka.? Dalam ash-Shahihain,
terdapat pengukuhan adanya syafaat orang-orang beriman. Rasulullah
shallallahu 'alahi wasallam bersabda, "Lalu para Nabi memberikan syafaat,
demikian pula para malaikat dan orang-orang beriman." (HR.al-Bukhari dan
Muslim)

Dalam hadits yang lain disebutkan bagaimana orang-orang beriman kelak
mendebat Rabb mereka karena saudara-saudara mereka dijerumuskan ke dalam
neraka. Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda, "Allah
menyelamatkan orang-orang beriman dari api neraka. Maka tidaklah pendebatan
salah seorang di antara kamu bagi saudaranya dalam kebenaran yang
diperbuatnya di dunia lebih keras dari pendebatan orang-orang beriman
terhadap Rabb mereka tentang saudara-saudara mereka yang dimasukkan ke
neraka. Mereka berkata, 'Rabb kami, mereka itu adalah saudara-saudara kami
yang dulu shalat bersama kami, berpuasa bersama kami dan berhaji bersama
kami, namun mereka telah Engkau masukkan ke neraka.' Rabb berfirman,
Pergilah, lalu keluarkanlah orang yang kamu kenal di antara mereka.' Lalu
mereka mendatangi mereka (para penghuni neraka itu), lalu mengenal mereka
dengan rupa-rupa mereka, di mana api tidak melahap rupa-rupa mereka itu; di
antara mereka ada yang disambar api hingga pertengahan kedua betisnya, ada
lagi yang disambar hingga kedua tumitnya, lalu mereka mengeluarkan mereka."
(HR.Ibn Majah, dishahihkan oleh al-Albani)

Betapa banyak orang sesat gara-gara teman yang rusak (baca: brengsek) atau
sekelompok teman-teman yang nakal. Dan betapa banyak pula orang-orang yang
berada di tepi jurang kehancuran, lalu Allah menyelamatkan mereka dari
neraka melalui teman-teman yang baik tersebut dan kondisinya berubah kepada
kondisi yang lain; dari buta menjadi dapat melihat dan dari sesat menjadi
mendapatkan petunjuk. Hal itu merupakan karunia dari Allah subhanahu wata
aala, yang dianugerahkan kepada orang yang dikehendaki- Nya. Dan itu baru
salah satu dari sekian banyak pengaruh pertemanan yang baik.

Ada beberapa pengaruh lainnya yang dijelaskan oleh para ulama. Umar bin
al-Khaththab, misalnya pernah mencoba untuk menghitung-hitung sedikit dari
pengaruh-pengaruh teman-teman yang baik tersebut. Ia mengatakan, "Hendaklah
kamu memiliki saudara-saudara yang jujur, niscaya kamu dapat hidup di bawah
naungan mereka, sebab mereka adalah perhiasan di masa senang dan bekal di
masa sulit."

Ibn al-Qayyim juga meriwayatkan dari para ulama enam sifat dan manfaat
bergaul dengan orang-orang yang shalih, yaitu: pindah dari ragu menjadi
yakin, dari Riya` menjadi ikhlash, dari lalai menjadi ingat, dari suka dunia
menjadi suka akhirat, dari sombong menjadi Tawadhu dan dari niat yang buruk
menjadi nasehat. (Syarh al-Asbab, hal.146)

Bagi siapa yang membaca Kitabullah dan merenunginya, maka tentu ia akan
menemukan obat penyembuh dan seruan agar berteman dengan orang-orang baik,
serta peringatan untuk tidak berteman dengan orang-orang yang jahat. Allah
subhanahu wata'aala berfirman, (artinya) "Dan bersabarlah kamu bersama
dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan
mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka
(karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu
mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta
menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS
al-Kahf:28) Bilamana hal ini adalah seruan dan peringatan di dunia, maka
permasalahannya di akhirat kelak lebih keras dan seram lagi, sebagaimana
firman-Nya, (artinya) "Dan (ingatlah) hari (ketika) orang yang zalim itu
menggigit dua tangannya, seraya berkata, 'Aduhai kiranya (dulu) aku
mengambil jalan (yang lurus) bersama Rasul shallallahu 'alahi wasallam.
Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan
jadi teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari al-Qur'an
ketika al-Qur'an telah datang kepadaku. Dan syaitan itu tidak akan menolong
manusia.'" (QS.al-Furqan: 27-29)

Sungguh betapa besar fitnah dalam memilih teman di antara dua kelompok.
Allah subhanahu wata'aala berfirman, (artinya) "Teman-teman akrab pada hari
itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang
yang bertakwa." (QS.az-Zukhruf: 67)

Terlebih lagi, bagaimana mungkin ada orang yang merasa enggan untuk memilih
teman yang shalih dan baik sedang ia mendengar Nabi shallallahu 'alahi
wasallam pernah bersabda, "Sesungguhnya di tengah hamba Allah subhanahu wata
aala ada orang-orang yang mereka itu bukanlah para Nabi ataupun para syahid,
namun para Nabi dan para syahid merasa iri terhadap mereka karena kedudukan
mereka di sisi Allah subhanahu wata'aala." Para shahabat bertanya, "Wahai
Rasulullah, siapakah mereka itu.?" Beliau menjawab, "Mereka adalah suatu
kaum yang saling mencinta dengan Ruh Allah, tanpa Ada ikatan rahim di antara
mereka dan tanpa memiliki harta yang saling mereka berikan. Demi Allah,
sesungguhnya wajah mereka memiliki cahaya, dan sesungguhnya mereka berada di
atas cahaya, tidak merasa takut saat manusia takut, dan tidak bersedih saat
manusia bersedih." Kemudian beliau membacakan ayat ini, (artinya) "Ingatlah,
sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS.Yunus:62)

Dari itu pula, sungguh adalah bencana, fitnah, kesia-siaan dan kerugian
bilamana di dunia ini kamu mengambil teman yang buruk dan sahabat yang rusak
Sebab teman model ini, bila kamu berkeinginan untuk melakukan suatu hal
yang baik, ia akan menghalangimu; bila kamu lamban dalam melakukan perkara
buruk atau malu melakukan hal yang mungkar, ia akan mendesak, menyugesti,
menggoda dan mengiming-imingimu. Ia akan berupaya menjauhkanmu dari
komunitas orang-orang baik. Ia mempersilahkanmu duduk di atas hidangan
keburukan, bergabung dengan kafilah orang-orang jahat. Kamu tidak akan
merasa aman dari kelicikannya dan tidak dapat merahasiakan bila terlihat
bersama mereka. Sungguh merupakan karunia dan nikmat yang besar manakala
Allah subhanahu wata'aala membimbingmu kepada teman yang baik. Karena itu
patut bagimu untuk senantiasa bersyukur.!

(Sumber: Ikhtiyar ar-Rafiq, DR.Sulaiman al-Oadah) oleh: Abu Hafshoh.

Netter Al-Sofwa yang dimuliakan Allah Ta'ala, Menyampaikan Kebenaran adalah
kewajiban setiap Muslim. Kesempatan kita saat ini untuk berdakwah adalah
dengan menyampaikan Artikel ini kepada saudara-saudara kita yang belum
mengetahuinya.
Semoga Allah Ta'ala Membalas 'Amal Ibadah Kita. Aamiin